Perintah gila sistem!

Nika menyadari satu hal, bahwa yang satu itu ternyata dia utarakan dalam bentuk kalimat bersuara. Padahal dia yakin dia hanya membatin seperti suara hatinya sebelumnya.

"Maaf, saya yang salah. Tapi, memangnya kalau Kaisar gak boleh minta maaf walau salah sekalipun?" Tanya Nika, entah kenapa disaat-saat seperti ini, Nika malah melihat sosok angkuh di depannya ini sebagai karakter game yang harus di taklukkan.

"Buat apa? Aku kan kaisar, aku pemilik negri ini, Kekasihnyaa Archerian menjadi yang terhebat sejak aku memimpin, apa aku perlu minta maaf." Xander tidak peduli, menurutnya dia adalah kaisar yang hebat, jadi rasanya tidak perlu meminta maaf pada siapapun bahkan jika dia salah.

"Memangnya kaisar itu dewa? Kaisar itu kan juga manusia, kalau manusia itu dari lahir punya prinsip hidup, untuk tetap ringan mengatakan maaf, terimakasih dan tolong." Nika menatap pria itu agak kesal, sungguh Xander ini benar-benar karakter game yang paling dingin, angkuh, dan berhati batu yang pernah Nika temui di game. Itulah kenapa saat Nika masih memainkan Nimonia sebagai pemeran utamanya, Nimonia belum bisa membuat Kaisar Xander jatuh cinta bahkan sudah hampir setengah alur game ter-jalani, karna karakter Xander memang dibentuk sedingin dan se-angkuh ini.

"Bukan dewa, aku anak iblis, jadi ga perlu minta maaf." Xander melirik Nika sinis.

"Kau? Kenapa masih disini, sana kembali ke kamar mu saja. Aku sudah tidak ingin melihat mu atau mendengar suara mu." Xander dengan dinginnya menggerakkan tangannya mengusir Nika, dari tatapan dan ekspresi wajahnya Nika tau Xander serius mengusirnya.

"Kalau gitu panggilin seseorang buat anterin saya kembali." Jika Nika bisa dia ingin berteriak bahwa Xander adalah karakter di dalam game, jadi jangan sombong. Tapi Nika mengurungkan itu semua, karna dia tau kalau dia mengatakan itu, yang ada dirinya yang akan mati, benar-benar akan terbelah dua.

"Buat apa? Kamu aja berani keluar sendiri tengah malam, masa pulang ga berani?"

Xander tersenyum sangat tipis, hingga Nika sendiri tidak menyadari bahwa pria di depannya sudah tersenyum sedikit.

"Kan anda yang menyeret saya ke ruangan ini, saya gak tau jalan kembali dari ruangan ini, kalau saya ada di lorong tadi saya tau jalan pulang."

"Ya sudah, usaha lah, punya kaki kan?" Xander dengan santainya berbaring di kasur yang tersedia di ruangan itu. Seluruh Jubah zirahnya sudah terbuka saat dia mengobrol dengan Nika sejak tadi.

Nika akhirnya bisa melihatnya dengan jelas, sosok pria yang amat sangat tampan, namun juga dingin dan berhati batu itu sedang berbaring di kasur. Wajah tampannya mengerikan, dia yang terbaring tampak indah dan mempesona bagaikan lukisan tak ternilai harganya. Tapi pujian itu semua runtuh karna sifat angkuh, arogan, dan sombong itu. Belum lagi hatinya yang lebih dingin dari es di benua Antartika sekalipun.

"Kan anda yang bawa saya kesini! Tanggungjawab. Ayolah, antar saya kembali, saya ngantuk mau tidur, besok harus memberi salam lagi pada pemimpin selir, atau saya akan dihukum, berikan saya keringanan." Nika merengek, serius, Nika benar-benar merengek, entah dimana rasa takutnya kemarin saat pesta dansa.

"Gak."

"Kalau gitu anda perintahkan bawahan anda untuk mengantar saya, kalau besok saya terlambat bangun dan dihukum bagaimana?"

"Bukan urusan Ku." Jawab Xander dengan gampangnya.

Ting!

Tiba-tiba jendela sistem muncul di depan Nika, akhirnya! Nika hampir lupa dia masih punya bantuan yang dinamakan jendela sistem, Nika yakin sistem akan memberikannya jalan pulang, agar dia tidak terlambat besok untuk memberi salam.

[Sistem : Anda sedang terjebak dalam posisi yang tidak menguntungkan! Tapi posisi itu bisa berbalik menjadi sebuah keberuntungan dan kesempatan tergantung pilihan anda berikut ini!]

A. Berjalan dan merangkak ke kasur tidur di sebelah Kaisar Xander!

B. Naik ke kasur dan langsung memeluknya!

C. Diam di tempat berharap simpati sang Kaisar!

D. Mencoba kembali ke kamar sendirian!

[Catatan : Selamat memilih pengguna! Diharapkan hati-hati dalam memilih! Dampak keberuntungan atau kesialan bisa saja anda dapatkan tergantung pilihan anda saat ini! Sekali lagi, anda bisa sial kalau salah memilih!]

Nika kecewa, dia benar-benar diberikan harapan palsu. Nika harus menguatkan dirinya, agar kedepannya tidak lagi mengharapkan simpati baik dari sistem, karna lihat pilihan yang dia berikan ketika Nika sedang kesusahan. Dan lihat pula catatan tambahan dibawahnya yang memperjelas bahwa Nika bisa kena sial kalau salah pilih.

Lantas apa yang harus Nika pilih sekarang?

Kalau salah aku kena sial loh, artinya soalnya double!

Ah gataulah!

Nika menekan pilihan [B] Dan langsung berjalan naik ke kasur memeluk sang kaisar, Nika menenggelamkan dirinya di dalam pelukan hangat sang kaisar.

Nika tidak tau, apakah ini pilihan keberuntungan atau kesialan, satu yang pasti, semakin dekat dia dengan Xander, dia semakin bisa mencium aroma kematian yang semakin pekat.

*Ctak!

Xander mendaratkan satu jitakan yang menurut sang kaisar sangat pelan, tapi menurut Nika sangat kuat sampai menyisakan bekas merah di keningnya.

Kayaknya aku salah pilih deh, tuh kan bakal mati! Aaaa sistem sialan, kalau liat orang udah mau mati tuh kasih pilihan yang mendukung persentase hidup dong, bukannya malah Fifty-Fifty!

Sakit bangett dijitak doang, apalagi di penggal.

"Enyah sana, menjauh dari ku." Kaisar Xander mendorong bahu Nika dengan dua jarinya, agar gadis kecil dan mungil itu segera menjauh darinya.

"Sakitttt banget tauu, rasanya mau mati." Bukannya menjauh, Nika malah memeluk Kaisar Xander lebih erat.

Xander bisa merasakannya, ada air hangat yang membasahi lehernya, sensasi air hangat yang baru pertama kali dia rasakan, meski begitu, Xander tau bahwa air hangat itu adalah air mata Nika yang saat ini sedang menangis di dalam pelukan Xander.

"Sakittt bangett, mukulnya jangan kuat-kuat dong! Sakit tauuu!! Pernah denger ga sih perempuan itu bunga, subur atau indahnya sebuah bunga tergantung pada yang merawatnya, nah kalau bunganya dipukul setiap hari, bunganya bisa mati kayak saya!" Nika mengusap keningnya yang masih terasa perih dan lumayan memerah.

"Itu pelan." Kata Xander enteng, mau bagaimana lagi, bagi Xander itu memang sangat pelan.

"Itu kuat banget, makanya sakit."

"Iya deh, sipaling kuat. Pokoknya kalau saya ga dianter pulang, saya ga bakal lepasin ini, mau dijitak sepuluh kali juga sampe mati ga bakal saya lepas, pokoknya kalau mau dilepas, janji anterin saya balik ke kamar." Nika masih memeluk erat kaisar Xander dengan tangan mungilnya.

Nika tidak tau, sampai berapa menit lagi dia akan hidup kalau terus-terusan tetap begini. Entah, mungkin tidak sampai satu menit, karena Nika benar-benar memeluk kaisar Xander dengan erat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!