Hadiah misteri dari sistem!

...************...

Nika sudah berada di tepi danau, kali ini dia sendirian, tidak ada ksatria yang biasanya istirahat disana. Ya, Nika juga sudah tidak peduli, paling juga dia sedang istirahat di tempat lain karna bosan. Nika masih tetap kesal pada orang yang tidak tau sopan santun itu, yang setiap hari bertemu dengan Nika, tapi tidak pernah menyapanya, padahal kan Nika juga istri Kaisar.

Nika sendirian, ketika dia ingin terlelap untuk tidur, seketika suara notifikasi jendela sistem muncul.

Ting!

Jendela sistem benar-benar muncul.

[Sistem : Dampak pilihan]

Nika tidak tau, apakah ini hal baik atau buruk, kalau dia disukai oleh Desha sudah jelas, Nimonia si pemeran utama wanita akan menganggapnya musuh, pastinya kan? Yah sudahlah, mau bagaimana lagi?

Slide Selanjutnya dari sistem menampilkan tiga buah box misteri.

[Sistem : Silahkan dipilih hadiah anda! Hati-hati dalam memilihnya, salah satu diantara ketiga kotak ini kosong!"

Sistem menampilkan tiga gambar kotak misteri, dengan tanda tanya sebagai lambangnya.

Dih, ngasih gak ikhlas amat, kalau mau ngasih hadiah kenapa ada zonknya nya coba! Ngasih yang bener kek! Gini kan aku takut! Gimana kalau usaha ku sia-sia!

Lima detik Nika diam sebentar, sebelum akhirnya dia menekan kotak sebelah kanan, karna dia sejak tadi selalu tertarik pada kotak sebelah kanan.

Kluk!

Kotak itu terjatuh dari udara begitu saja, ada di hadapan Nika.

[Hadiah anda sudah diterima! Silahkan dibuka! Dan semoga anda senang! Kami menantikan kerja keras anda kedepannya pengguna!"

Klik!

Jendela sistem menghilang begitu saja, menyisakan Nika dengan sebuah kotak pemberian sistem. Kotak yang cukup besar, berwarna hitam dengan tanda tanya warna putih diatasnya.

Sungguh! Nika sudah berekspetasi tinggi pad kotak ini, dia harap isi di dalam kotak ini adalah barang elektronik canggih yang bisa membantunya disini, barangkali pistol juga tidak apa-apa.

Kalau sampai ini kosong, aku bener-bener bakal ngamuk sama tuh sistem! beneran aja! Aku pecahin tuh jendela sistem!

Nika menatap kotak itu dengan seksama, tangannya bergerak perlahan untuk membukanya.

Dia membukanya. Coba lihat apa isinya?! Tidak bermutu! Isinya hanya sebuah pematik, parfum, dan juga jedai!

Apa-apaan ini! Kasih hape kek, pistol kek, senapan kek, apa gitu yang lebih berguna, alat kejut listrik kek! Apa-apaan ini!

Nika kesal, Semua barang ini memang dari dunia modern, tapi semua barang ini adalah barang sederhana sehari-hari! Tidak begitu membantu.

Nika menghela napasnya, dia bersandar ke arah pohon. Memang apa yang dia harapkan dari sistem terkutuk itu.

Sistem sialan emang! Nyesel ngarep!

Nika memejamkan matanya, mengobati luka dari ekspektasinya, mau bagaimana lagi, sejak awal Nika memang harus menekankan pada dirinya sendiri agar tidak terlalu mengharapkan sistem ini. Sistem itu hanya bisa memberikan perintah, imbalannya sama sekali tidak sesuai.

Nika menatap isi kotak itu, dia mengambil jedainya, lalu mengikat asal rambutnya dengan jedai, seperti saat dia di dunia modern dulu. Yah setidaknya itu bisa mengobati kekecewaannya.

Nika menarik senyuman tipis. Dia mencoba berpikir positif dengan keberadaan jedai disini.

Tidak terlalu buruk lah.

Bagaimanapun juga, ikat rambut favoritnya tetaplah jedai polos ini. Mau seberapa mahal pun ikat rambut yang diberikan padanya, Nika lebih memilih jedai ini, karna rasanya lebih nyaman karna dia sudah terbiasa, sensasi ikat rambut yang tidak menarik kulit kepala ini benar-benar Nika rindukan.

......................

Tengah malam Nika berjalan sendirian di taman istana. Nika sudah terbiasa bangun pada tengah malam untuk belajar sihir, tapi hari ini bukunya tdiak terbuka, pun Nika sedang tidak ingin belajar, jadi dia memutuskan untuk jalan-jalan saja.

Nika menghentikan langkahnya, saat seseorang dengan seragam ksatria mendekati dirinya. Nika diam di tempat, sementara ksatria itu semakin mendekat ke arahnya.

Jujur saja Nika agak sedikit takut, dibelakangnya beberapa meter ada seorang ksatria yang berjaga, tapi tetap saja, didatangi oleh seorang pria berbadan tinggi besar apalagi memakai baju zirah membuat Nika cukup gentar.

"Harap anda kembali ke kamar anda! Ini sudah malam, dilarang bagi para wanita untuk keluar malam-malam seperti ini." Ucap pria itu dengan suara yang berat. Dia berhenti tepat di depan Nika.

"Ngga mau, aku mau jalan-jalan." Jawab Nika seenaknya.

"Kembali ke istana para selir! Anda tidak diizinkan keluar malam-malam."

"Aku mau cari angin, apa sih ngelarang-ngelarang! Aku ini selir tau, istri ke dua puluh satu kaisar! Kenapa harus di larang keluar? Aku kan cuma mau jalan-jalan malam cari ketenangan, suasana malam itu menakjubkan!" Nika mengernyit kesal pada ksatria ini. Nika sangat yakin, bahwa dia ini adalah ksatria yang tidak tau hormat dan sopan santun yang sering dia temui di bawah pohon tepi danau.

"Karna selir makanya dilarang, silahkan kembali ke kamar saja." Ksatria itu pun tidak mau mengalah, dia terus memaksa Nika untuk kembali ke kamarnya.

"Gak mau! Tadi ada ksatria lain kok yang liat aku lewat, mereka menunduk hormat dan gak ada halangin aku, mereka berjaga ditempatnya. Kenapa kamu ngelarang-ngelarang?!"

"Mereka bodoh, tidak tau apapun! Intinya anda dilarang keluar malam dan cepat kembali ke kamar."

"Kamu ini beneran gak ada sopan santun ya! Aku bilang aku ini seorang selir! Aku ini istri sang kaisar! Apa begitu cara bicaramu pada istri kaisar?! Aku tau kamu ini ksatria yang sama kan yang sering aku temui di tepi danau kan? Aku mengenalinya, pada saat itu kau juga tidak memberi salam atau hormat pada ku, sungguh beneran ksatria tidak tau sopan santun!" Nika melipat tangannya kesal, dia tidak mau melampiaskan kekesalannya pada orang lain, tapi mau bagaimana lagi, ksatria ini duluan yang mulai menghalangi jalan Nika. Nika hanya membalasnya, apalagi selama ini, ksatria satu ini terkesan tidak hormat padanya.

"Kaisar sendiri yang memerintahkan agar semua selir tetap di dalam kamarnya di malam hari!" Ksatria itu tidak mau mengalah sama sekali, dan tidak membiarkan Nika maju lebih jauh satu langkah sekalipun.

"Itu tidak mungkin, Kaisar bukan orang yang seperti itu!" Nika menyangkalnya mentah-mentah, dia tau Xander adalah kaisar berdarah dingin yang sama sekali tidak peduli pada para selirnya, baginya para selir di istana bunga itu hanyalah tumpukan alat dan tawanan berupa bom waktu.

"Siapa kamu, seolah tau soal diriku?" Ksatria itu mendekatkan bibirnya pada telinga Nika. Satu tangan pria besar itu menekan lengan Nika cukup kuat, dia membuka pelindung kepalanya sedikit, hingga terlihat mata merah menyala, yang hanya kaisar Xander seorang yang memilikinya di dunia ini.

Nika diam membeku, sesaat setelah dia melihat mata merah menyala itu, dalam kegelapan lorong ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!