"Semuanya tenang, saya mengantar Selir Nimonia sudah atas izin sang Kaisar, karna Selir Nimonia adalah teman saya." Kata Zeanda dengan suara cukup lantang, menjawab segala tatapan para hadirin yang datang.
Seingat Nimonia, memang ada tiga orang pria termasuk Xander sebagai tokoh utama pria, dan Zeanda juga termasuk. Zeanda mengagumi tekad Nimonia saat dia berperang dengan kerajaan kecilnya.
Nimonia dulu juga ikut berperang melawan kekaisaran. Reputasi Zeanda yang buruk, yang dikenal sebagai panglima perang tak terkalahkan tidak membuat Nimonia takut dan gentar, dengan berani Nimonia memakai zirahnya, menaiki kuda dan melawan Zeanda di dalam peperangan untuk melindungi kerajaan kecilnya.
Sejak saat itu dimulailah banyak hal, sejak saat itu pula Zeanda sudah menaruh perhatiannya pada Nimonia. Dan seiring berjalannya waktu dan Nimonia tinggal di istana selir Kaisar Xander, Nimonia mulai berteman dengan Zeanda.
Ah, Nika ingat, karakter pria yang berambut merah itu, Jendral berdarah dingin di Medan perang, dan bersenyumkan senja hangat di pesta. Dia adalah Jendral Besar Zeanda, salah satu kaki tangan kepercayaan Xander.
Tidak sampai satu menit sejak Nimonia masuk! Sudah banyak para lady mengelilinginya. Para pria pemeran figuran tak bisa melepaskan matanya dari Nimonia.
Tidak diragukan lagi! Nimonia memang pemeran utama wanitanya!
...Gagal total, kalah dengan sempurna....
Nika sadar, dia kalah telak dari Nimonia soal memperebutkan perhatian, padahal dia sudah semaksimal mungkin merangkai pakaiannya dan menata rambutnya, ternyata kesempurnaan dan segenap usahanya tidak ada apa-apanya dibanding pesona pemeran utama wanita.
Benar sih, pemeran utama wanita memang sangat cantik. Nimonia yang berambut hitam, bermata ungu permata, seperti cahaya dalam kegelapan.
Nika menghela napasnya, dia sudah kecewa, tidak semangat, letih dan lesu, rasanya usahanya untuk menarik perhatian tidak ada gunanya.
Jadi ini yang namanya pesona pemeran utama!
"Yang mulia Kaisar Xander Xanji De Landish memasuki aula!"
Teriakan itu menyita perhatian Nika. Dan kali ini, perhatian yang tertuju pada Kaisar Xander jauh berkali lipat dari perhatian yang tertuju pada Nimonia.
Karna saat ini, siapapun di ruangan ini, bahkan di sudut pun semuanya memperhatikan Kaisar Xander! Pria tampan nan gagah, berkharisma bak patung pahlawan, berambut perak berkilau bermata merah segelap darah, dengan raut wajah datar tanpa ekspresi, berjalan kaku dan angkuh menuju singgasana kebanggaannya, yang letaknya diatas sana, diatas kepala siapapun yang berdiri di ruangan ini, karna di tanah ini, kekuasaan Xander yang paling tinggi.
Xander berjalan dengan gagah, bersama beberapa pengawal dan juga tangan kanannya-Duke Strata, yang ekspresinya tidak kalah dari Kaisar Xander. Dia tampan, dia dingin, tapi wajahnya agak lesu, barangkali lelah bekerja.
Selama Kaisar Xander berjalan di atas karpet merah menuju singgasananya suasana hening, semuanya diam, walau tenang tapi rasanya menyesakkan, seolah ada aura yang menekan tenggorokan setiap orang untuk tetap diam dan tidak berbicara apapun, bahkan hanya berbisik. Karna memang sekuat itu tekanan yang diberikan Kaisar Xander.
Kaisar Xander adalah kaisar yang baik, yang berhasil membuat Kekaisaran Archerian berada dalam puncaknya, tapi dalam kepemimpinannya, dia dikenal sebagai Kaisar berdarah dingin, tanpa ekspresi, tanpa hati, dan tanpa senyuman.
Itulah kenapa semua orang takut pada Kaisar Xander.
Nika terdiam ditempatnya, dia juga merasa sulit bernapas, ada hawa aneh setelah Xander memasuki ruangan pesta ini, ruangan yang santai berubah menjadi berat seolah ada tekanan besar. Dan Nika tau, itu semua ulah Xander.
Aku tidak tau bahwa Kaisar Xander ternyata punya pengaruh sehebat ini, aku hanya melihat dia sebagai karakter di sebuah game. Sebuah karakter es yang harus aku luluhkan di game, aku pikir hanya itu. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.
Aku lupa, di dunia ini dia bukan hanya karakter pria dingin yang akan aku taklukan, melainkan seorang pemimpin sebuah negara yang sangat besar.
Ah, astaga, ini lebih sulit dan menakutkan dari yang aku pikirkan.
Dia adalah seorang Kaisar! Kaisar!
Kaisar Xander sudah duduk di singgasananya, dengan sebuah kursi yang kosong di sebelah tapi lebih rendah 4 anak tangga. Itu adalah kursi permaisuri yang selalu kosong sejak Kaisar Xander bertakhta. Tidak ada yang pernah mengisi posisi itu.
"Lanjutkan pestanya." Katanya dingin. Lalu para musisi mulai kembali memainkan musik dan bernyanyi, mencairkan suasana yang sejak tadi sesak, tapi tetap saja rasanya masih sesak jika Xander masih ada di ruangan ini.
Nika semakin lemas, dia lesu dan letih, kenyatannya tidak semudah bayangannya, dia lelah. Kenyataan tampak jauh, dia tidak punya bakat untuk menjadi pemeran utama.
Ga boleh nyerah! Apapun yang terjadi aku harus jadi permaisuri! Apapun yang terjadi, aku yang bakal duduk disana suatu hari nanti!
Nika mengepalkan tangannya erat, walau dia tau jalan yang dia tempuh tidaklah mudah, jalan berkelok dan berduri yang akan dia lewati.
Tapi nanti, Sekarang aku cape, mau istirahat dulu. Rasanya jadi permaisuri terlalu jauh untuk digapai.
Nika menghela napasnya, belum ada satu jam dia di dalam ruangan ini, rasanya sudah sangat lelah, Nika memilih untuk pergi ke balkon saja, mencari udara segar dan menjernihkan pikirannya, memberikan pengertian pada kepalanya untuk tidak menganggap enteng karakter game yang berstatus kaisar berdarah dingin itu.
Nika sudah liat sendiri aura pria itu.
......................
Kemana dia? Apa dia memang tidak suka keramaian?
Kaisar Xander mencuri pandang melirik ke arah Nika yang berjalan pergi menjauh dari pesta, dan meninggalkan aula itu.
Gaun itu ... rasanya seperti melihat ibu lagi.
Kaisar Xander terus memperhatikan Nika secara diam-diam, tanpa siapapun mengetahui termasuk Starta yang sejak tadi ada di sebelahnya.
Apa dia suka sendirian? seperti saat di tepi danau itu?
"Ekhm, Yang mulia, harap tidak melakukan tindakan gegabah lagi, tolong jangan pergi. Saya tidak bisa meminta Zeanda menyamar sebagai anda lagi." Deheman dan bisikan Starta mengacaukan lamunan Kaisar Xander.
Gerak-gerik Kaisar seperti ini sudah sering Starta liat, yang artinya Kaisar sudah bosan di satu tempat, tidak ada yang menarik, lebih baik dia pergi mencari tempatnya sendiri.
Karna memang biasanya seperti itu, Kaisar Xander yang tidak mau berada di satu tempat, tapi terpaksa harus ada di tempat lainnya, biasanya memakai Jendral Zeanda yang menyamar sebagai dirinya untuk menggantikan tugas Kaisar Xander.
"Apa maksud mu Starta?" Kaisar Xander melirik tajam ke arah Starta.
"Tolong tetap disini, jangan pergi secara tiba-tiba lagi seperti saat jadwal anda mengunjungi istana para selir beberapa hari yang lalu. Saya sempat bingung saat anda pergi, untung saja ada di si bodoh Zeanda yang bisa menggantikan anda. Jika tidak, kita akan menerima banyak protes dari bangsawan atas sikap anda yang tidak peduli pada para selir."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
@de_@c!h
ooohhh...jdi yg dlu di liat nika di danau yg di kira prajurit kurang ajar ternyata kaisar?😅
2023-09-05
1