Sesosok kecil menggemaskan!

"Kesian, Udah mau mati aja. Mending mati sih daripada kamu hidup menderita gitu."

Deg!

Satu kali deguban itu membuat seluruh tubuh Nika membeku, dia terdiam membatu. Perkataannya sendiri mengingatkan pada dirinya yang berusia 16 tahun, dimana dia terbaring penuh luka di rumah sakit setelah kebakaran yang menewaskan semua orang di panti asuhan, dan menghanguskan panti asuhan itu sendiri.

Sakit, sendiri, kesepian, membuat Nika berpikir lebih baik mati saat itu.

Tapi itu tidak benar, Nika merasa itu mengingkari kehendak tuhan, dari semua orang yang mati hari itu, hanya Nika saja yang selamat. Bukankah itu artinya Tuhan ingin Nika tetap hidup, bagaimana bisa Nik memutuskan ingin mati? Itu adalah yang Nik pikirkan sejak dulu.

Karna itu, meski sulit, meski sakit, walau kesepian, Nika tetap memilih bertahan hidup sekuat tenaga, karna dia percaya, tuhan membuatnya tetap hidup karna ada satu alasan besar, dia percaya bahwa Tuhan menyiapkan hadiah terbaik untuknya, karna itu Nika mau tetap hidup apapun yang terjadi, bertahan sekuat tenaga yang di bisa.

Walau menyakitkan dan membosankan, Nika tetap memiliki keinginan bertahan hidup yang kuat. Dia percaya, dia dibuat tetap hidup untuk suatu alasan.

Nika menarik senyumnya tipis, dia kemudian membuka jaring laba-laba itu, bergerak hati-hati menyelamatkan sang ulat, dia teliti agar sayapnya masih bisa digunakan. Nika merasa, bahwa dia tidak berhak mengasihani ulat ini. Ulat ini bertahan hidup sampai sejauh ini, adalah bukti bahwa dirinya juga ingin hidup, dia punya keinginan yang kuat untuk hidup.

"Maaf yaa udah bilang kalimat yang menyajikan kayak gitu. Semua orang berhak untuk hidup, semua orang berhak berjuang, semua orang berhak hidup dan bahagia. Hum? Orang? keknya salah deh, maksud aku semua makhluk berhak memiliki semangat hidup apapun yang terjadi!"

Nika akhirnya berhasil melepaskan ulat kecil itu. Tapi saat Nika sudah melepaskan ulat itu untuk terbang, tiba-tiba ulat itu berubah menjadi sesosok peri mungil dengan sayap emas yang bersinar.

Deg!

Ini mimpi kan? Nika mimpi kan? Nika tau dunia yang dia tinggali saat ini adalah dunia sihir, tapi untuk berpikir bahwa ini nyata, rasanya agak sulit. Yang ada di depan Nika adalah peri loh! Peri, sesosok peri yang bisa sihir! Dimana kalau di dunia Nika sebelumnya, peri hanya dianggap sebagai makhluk mitologi yang keberadaannya tidak bisa dipastikan. Tapi sekarang Nika bisa melihatnya secara langsung dan jelas dengan mata kepalanya sendiri!

"Serius peri?" Tanya Nika masih dengan wajah melongonya, Nika itu seorang tamu di dunia ini, wajar kalau dia kaget saat melihat peri kan?

"Aku menyukai mu, karna itu aku akan memberikan mu hadiah. Mulai saat ini, kamu bisa menggunakan sihir air sesuka mu! Alam akan selalu menyambut mu!"

Peri itu tidak menjawab apapun pertanyaan Nika! Dia hanya sibuk sendiri, mengatakan apa yang ingin dia katakan, dan melakukan yang dia mau!

Peri itu memberikan sebuah mutiara di kening Nika, dan tiba-tiba saja mutiara itu masuk ke dalam tubuh Nika. Tubuh gadis itu bersinar berwarna biru untuk beberapa saat.

"Tunggu? Itu apa barusan? Kamu bener peri?!" Nika masih penasaran, dia butuh validasi jawaban bahwa sosok mungil ini adalah peri sungguhan.

"Terimakasih yaaa." Peri itu tersenyum manis, setelahnya dia terbang meninggalkan debu emas di sekitar Nika.

"Heii, tunggu! Aku belum sele ... sai ... jawab du ... lu."

Tubuh Nika terasa lemas dan lesu, dia tampak letih, matanya tampak sayu. Entah apa yang terjadi, tapi Nika merasa sangat mengantuk, perlahan-lahan ia muli kehilangan kesadarannya, seiring dengan pandangannya yang memburam, hingga akhirnya Nika benar-benar tertidur saat itu.

Serbuk emas yang Peri itu tinggalkan memberi efek tidur pada Nikah, tubuhnya terasa sangat lelah.

......................

Nika membuka matanya secara perlahan, saat dia bisa melihat dengan sempurna, dia menatap langit-langit kamarnya, dia duduk bersandar. Saat dia melihat ke arah jendela, hari sudah gelap, ini sudah malam?,

Ada sesuatu yang jatuh dari keningnya, itu adalah kain basah. Memangnya apa yang terjadi sebelumnya? Nika mengedipkan matanya beberapa kali.

Ah dia akhirnya ingat semua! Nika mengingatnya dengan sangat baik.

Dia ingat tadi siang dia pergi ke paviliun tua untuk mencari pedang terkutuk atas perintah sistem, sistem juga menjanjikan hadiah tersembunyi kalau Nika berhasil, tapi sayang Nika gagal, dia tidak bisa menemukan pedang itu dimanapun walau sudah berkeliling hampir lima jam.

"Oh iya peri!" Cetusnya, saat dia ingat, diperjalanan pulang dia bertemu ulat menjijikan yang terjebak di sarang laba-laba dan menyelamatkannya.

"Dia kayak masukin sesuatu ke tubuh aku, dan bilang sesuatu soal alam, dan si-hir?!"

Nika langsung melirik ke arah kanan, tepat di lantai bawah, ada mangkuk berisikan air dan tubuh seseorang?

Nika baru sadar kalau sejak tadi ada Lien dan Henza yang tertidur di kakinya, Nika langsung segera menarik kakinya.

"Apa jangan-jangan waktu aku ketiduran, mereka yang bawa aku kesini, dan rawat aku?" Nika langsung bangkit berdiri, dia mengambil dua buah selimut tebal dan hangat, yang langsung dia pakaian pada tubuh Lien dan Henza.

Nika tersenyum tipis, dia senang karena ternyata dua pelayannya ini khawatir dan mengurusnya dengan tulus. Nika cukup senang, moodnya bagus saat ini.

Tak!

Tanpa sengaja Nika menginjak mangkuk berisikan air yang mereka gunakan untuk mengompres Nika sebelumnya. Mangkuk itu bergoyang, dan airnya tumpah.

"Aduh, gak hati-hati sih akunya, kan jadi tumpah, ini ha--"

Nika terdiam seketika. Dia sangat terkejut, badannya membeku tidak percaya, matanya membulat tidak yakin pada apa yang dilihatnya, apakah ini sungguhan?

Air yang dari mangkuk itu bergerak mengikuti arah gerakan tangan Nika, Nika sudah mencoba menggerakkannya ke kanan-kiri, atas-bawah dan air itu sungguh-sungguh mengikuti gerak tangan Nika.

Dia ingat soal Peri itu yang memberi sesuatu pada tubuh Nika, dan berbicara soal sihir dan alam. Tapi Nika tidak tau bahwa itu benar-benar nyata! Dia kira itu hanya mimpi belaka karna dia terlalu lelah mencari pedang itu selama berjam-jam.

Serius? Aku beneran bisa sihir? Demi apa? Serius nih?!

Nika tidak percaya, sangking senangnya dia tidak bisa berkata apa-apa. Kemunculan peri saja membuatnya terkejut dan masih belum bisa percaya, dan kini dirinya sendiri bisa sihir? Apa itu mungkin? Jujur saja Nika meragukan pandangannya sendiri saat ini, dia takut ini adalah imajinasinya, dia lebih takut lagi kalau ini adalah mimpi.

Tapi untuk dikatakan mimpi, ini terlalu nyata, air itu tidak jatuh ke lantai dan malah mengambang di udara sesuai keinginan Nika!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!