Pesta Teh

...**************...

Sudah beberapa hari berlalu semenjak perintah pertama Nimonia untuk para selir memberikan salam padanya setiap pagi. Walau setiap malam Nika selalu belajar sihir, karna buku itu terbuka hanya pada saat malam hari, karna itu Lien dan Henza harus selalu berusaha keras untuk membangunkan Nika setiap paginya.

Setiap pagi selalu ricuh dengan suara Lien yang berteriak membangunkan Nika, kalau Lien tidak berteriak, maka Nika tidak akan bangun. Terimakasih juga untuk Henza yang selalu menggosok tubuh Nika, saat dia ketiduran ketika berendam.

Nika selalu saja hampir terlambat, syukurlah dia tidak pernah benar-benar terlambat. Mau bagaimana lagi, Nika juga sudah berusaha keras untuk menguasai sihir air, hadiah dari peri itu. Hanya malam hari kesempatan Nika berlatih.

Tidak sia-sia memang bangun tengah malam dan berlatih sampai mengantuk, karna kemampuan Nika sudah berkembang, dia sudah bisa mengumpulkan energi sihir di hatinya dalam waktu 15 menit, tapi masih di butuhkan waktu setengah jam untuk mengalirkan sebagian ke kepalanya, harus dengan hati-hati atau kepala Nika akan pecah.

Nika masih harus berlatih lebih giat lagi, karna buku tua itu bilang, seorang master harus bisa melakukan pengumpulan energi sihir pada satu titik, hanya dalam waktu tiga detik saja. Karna itu Nika harus berusaha lebih keras lagi, karna dia masih jauh dari kata master. Dia masih pemula tingkat rendah.

Tapi bukannya menyerah atau merasa lemah, Nika malah merasa sangat bersemangat saat itu belajar soal sihir. Mungkin sihir yang asing bagi Nika selama ini, membuatnya tertarik dan tidak bosan untuk terus belajar tentang hal baru yang menurutnya menakjubkan.

Pada hari ini, Nika juga berhasil menjalankan tugas itu tanpa terlambat, setelah selesai memberi salam pada Nimonia, Nika pergi ke pohon tepi danau, pohon yang biasanya dia kunjungi.

Hari-hari Nika akhir-akhir ini terasa sama, kegiatannya malam hari belajar sihir, pagi hari memberi salam, dan setelah memberi salam, istirahat dan tidur di pohon tepi danau, kalau sudah siang Nika kembali dan belajar soal tata krama dunia ini.

Dan hari ini pun masih sama, masih ada ksatria itu yang tidur juga di tepi danau di pohon sebelah Nika. Nika percaya bahwa orang itu adalah ksatria yang sama yang Nika temui pertama kali di tempat ini juga. Walau memang sampai saat ini, ksatria itu tidak sekalipun membuka topeng atau jubahnya ketika dia beristirahat.

Sudahlah, abaikan saja dia, paling setengah jam lagi juga pergi, kayak biasanya.

Nika memilih mengabaikan ksatria itu, karna seperti hari-hari sebelumnya, ksatria itu selalu ada disini ketika Nika disini, dan dia pergi setengah jam setelahnya. Barangkali waktu istirahatnya sudah selesai dan dia harus kembali bekerja.

Nika mengabaikan ksatria itu seperti biasa, Nika memejamkan matanya sambil membayangkan latihannya kemarin malam.

Perjalanan ku masih jauh banget, aku masih butuh 15 menit buat kumpulan energi mana di satu titik, sementara seorang master butuh 3, detik, jauh banget.

...*************...

Hari ini adalah hari yang sangat sibuk di istana bunga, karna hari ini adalah pesta teh untuk para selir Kaisar, yang biasanya diadakan setiap bulannya.

Berbeda dengan bulan lalu, bulan ini yang bertanggungjawab menyediakan pesta teh adalah pemimpin selir--Nimonia. Biasanya sebelum ini yang bertanggungjawab selalu selir Desha, Vanesha, dan Irana, mereka bertiga bergantian. Tapi tampaknya mulai hari ini dan seterusnya, hanya selir Nimonia yang akan mengatur pesta teh untuk para selir Kaisar, karna statusnya sekarang adalah pemimpin selir.

Nika duduk di tengah-tengah, entah bagaimana ini terjadi, tapi Nika mendapat posisi duduk diantara para orang penting.

Nika duduk diantara, Nimonia, Selir Desha, Vanesha dan juga Irana, memang satu meja diisi lima orang, tampaknya Nika salah satu orang beruntung yang ikut masuk ke dalam lingkaran para pemeran utama ini.

"Bagaimana pesta tehnya?" Tanya Nimonia, selaku orang yang menyiapkan acara ini.

Banyak bisikan tidak suka, dan pujian yang lantang ditujukan untuk Nimonia. Ya ada yang mencoba menjilat Nimonia, dan ada yang berusaha untuk mencacinya dari bisikan demi tetap menguatkan hati agar berada di sisi, Desha, Vanesha atau bahkan Irana. Umumnya orang-orang yang berkata buruk tentang Nimonia, adalah orang-orang yang satu perkumpulan dengan tiga selir tinggi.

"Menurut Selir Vinaika, bagaimana pesta teh bulan ini?" Nimonia menatap Nika dengan penuh senyuman kharisma, tatapan matanya seolah memaksa Nika untuk mengatakan pesta teh ini jauh lebih baik dari tahun lalu.

Nika terdiam, entah Nimonia sudah memperhatikannya selama ini dan menganggapnya sebagai ancaman, makanya Nika berada di lingkaran ini. Atau karna Nika berada di lingkaran ini tanpa sengaja, membuat Nimonia ingin memanfaatkan Nika untuk menjatuhkan harga diri dari tiga selir tinggi melalui pendapatnya soal pesta teh bulan ini. Yang manapun itu, keduanya tidak baik untuk Nika.

Apapun jawaban yang di keluarkannya, sama dengan ikut berperang dalam memperebutkan kekuasaan permaisuri.

"Setiap bulannya, aku selalu melihat suasana baru yang menyegarkan." Nika menjawabnya dengan senyuman manisnya.

Benar-benar!

Setelah menjawab pertanyaan itu, Nika tidak bisa kembali ke kehidupannya yang nyaman dan tenang.

Selamat tinggal kehidupan ku yang nyaman, aku pergi.

Kalau Nika tidak tau pasti, ingatan Vinaika soal pesta teh sebelumnya, karna Nika sendiri baru datang di pesta teh bulan ini, dia hanya bisa memberikan tanggapan segitu saja. Kalau lebih jauh lagi, bisa bahaya untuknya. Sepertinya jawaban itu sudah cukup memuaskan semua pihak.

Bukannya marah atau tersinggung, Nimonia menarik senyuman miring, dia menatap Nika seperti sesuatu, sementara Nika berusaha untuk tetap tenang, dan menjaga ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja, tidak tertekan sama sekali. Walau dia tau, sudah banyak angin dingin yang menerpa wajahnya sejak tadi, sudah banyak duri berupa tatapan yang dia terima sejak dia duduk di lingkaran orang-orang hebat ini.

"Anda benar selir Vinaika, setiap bulannya selalu ada suasana baru. Ah, teh saya habis. Maukah selir Desha menuangkannya untuk saya? Entah kenapa saya merasa tehnya akan jauh lebih nikmat jika anda yang menuangkannya?" Nimonia beralih, dari Selir Vinaika, menuju selir Desha yang daritadi diam, tampak tenang, dan menikmati pesta tehnya dengan segala kerusuhan bisikan bayangan hitam di sekitarnya.

Ting!

Tiba-tiba jendela sistem muncul . Sistem memberikan pilihan.

[Sistem : Ini adalah kesempatan pengguna untuk merubah sesuatu, ini adalah titik penentuan yang akan memberikan dampak besar untuk kehidupan pengguna di dunia ini. Pilihan anda, akan menentukan arah kapal anda berlayar!]

A. Mendukung Nimonia menjatuhkan harga diri Desha yang tinggi

B. Memilih membantu Desha

C. Ikut memanaskan situasi dengan memprovokasi keduanya

D. Diam saja seolah tidak peduli.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!