...***********...
Xander membuka matanya, dia merasa lengannya kaku, tentu saja, karna sepanjang malam perempuan ini tidur di lengannya. Xander langsung bisa mengingat apa yang terjadi kemarin malam.
Selir-nya yang satu ini, memaksa tidur di dalam pelukannya, jika Xander tidak mengantarkannya kembali ke kamar. Dan ini yang terjadi pada dirinya. Xander benar-benar tidak mengantarkan Nika, dan Nika benar-benar tidur di pelukan Xander sepanjang malam.
Dia keras kepala.
Xander hanya menatap Nika yang masih tertidur pulas. Nika benar-benar tertidur setelah dia puas merengek, mungkin dia lelah dan dia tertidur pulas.
Tidur ku lumayan baik, walau tangan ku rasanya tidak nyaman, tapi kepala ku tidak pusing seperti biasanya.
Xander menarik tangannya, membuat kepala Nika tehantuk ke kasur yang lembut, tetap saja gerakan Xander yang tiba-tiba itu berhasil membangunkan Nika.
"Aww sakit!!! Lien, sakit tau!"
"..."
"..."
Hening, setelah Nika berteriak, suasananya jadi hening. Segera setelahnya Nika membuka matanya lebar-lebar.
Nika terpelongo heran, mulutnya terbuka tanpa suara, karna fakta di depan mata cukup sulit di terima.
Xander ada di depan matanya dengan raut wajah bangun tidur, rambut acak-acakan dan mata masih lumayan sayu.
"Apa?" Xander menatap datar ke arah selir mudanya ini.
Nika diam sebentar, kepalanya sedang berproses, mengolah informasi dan menyusun rangkaian gambar dan ingatan soal yang terjadi kemarin.
"Astaga! Aku tidur dengan kaisar Xander?!" Nika memegang pipinya sendiri, matanya membesar, sulit dipercaya dengan fakta yang baru saja dialami. Sepertinya pagi ini Nika terkena serangan fakta bertubi-tubi yang mengejutkan.
"Iya memang, sekarang sadarlah dan bersiap, aku akan mengantar mu ke istana selir." Kaisar Xander memakai kembali jubah dan pelindung kepala ksatria biasa yang selalu dia pakai saat dia ingin berkeliling.
"Kalau anda memang ingin mengantar saya, kenapa gak dari kemarin saja! Kenapa harus sekarang?! Saya Ka--"
"Lima detik. Lima ... empat ... "
"Sebentar!" Nika dengan cepat merapikan pakaiannya, lalu merapikan rambutnya. Syukurlah dia punya jedai yang bisa merapikan rambutnya hanya dalam dua detik.
"Dua ..."
"Ayo berangkat! Saya sudah siap!"
"Satu ... ikuti aku."
Kaisar Xander berjalan keluar dari ruangan itu dengan memakai seragam ksatrianya, pun dengan Nika yang mengikuti langkah jenjang Xander.
......................
Cukup lama berjalan, akhirnya Nika sampai di halaman belakang istana para selir, soalnya kalau dari depan akan mengundang banyak pertanyaan menyebalkan. Karna itu Xander membawa Nika ke sebuah pintu rahasia menuju istana selir yang hanya beberapa orang saja yang tau.
"Wah, ada pintu rahasia, cu--"
"Cepat masuk." Kata Xander segera mendorong Nika untuk masuk ke halaman istana para selir, bahkan tidak membiarkan Nika berbicara.
Xander sendiri sudah menghilang saat Nika berbalik.
Nika tidak ingin terlalu mengambil pusing soal ini, dia segera kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya, karna dia tidak merasa puas dengan tidurnya yang barusan.
"Oke, jalan pulang habistuh tid--"
Entah kenapa perasaan aku ga enak, kayak ada yang salah, ada yang mengganjal, tapi apa ya? Apa karena aku baru ketemu kaisar? Ah tau ah, nanti aja mikirin sifat kaisar itu, sekarang lanjut tidur lagi!
Nika kembali berjalan dengan santai menuju kamarnya, kalau sudah dari halaman begini, Nika sudah tau jalan menuju kamarnya. Tapi anehnya, istana ini terasa sepi, barangkali masih pagi?
Nika melanjutkan jalannya, baguslah kalau istana ini sepi, dia bisa jadi lebih mudah ke kamarnya tanpa bertemu orang lain.
...----------------...
Nika tau, sudah ada yang tidak beres saat perasaannya tidak tenang, dan itu benar saja terjadi, saat lagi tadi dia sampai ke kamar, Lien dan Henza mengingatkannya soal salam pagi. Dan Nika benar-benar lupa, mereka berdua membombardir Nika dengan pertanyaan-pertanyaan kemana saja Nika tadi malam, tapi Nika berusaha menjawabnya dengan setengah-setengah. Hingga akhirnya, dia terlambat untuk mengucapkan salam pagi, dan inilah akhirnya.
Nika dihukum untuk memetik buah apel di kebun sederhana milih istana selir. Nika diminta untuk memetik sampai 3 keranjang banyaknya.
Mau protes pun tidak bisa, Nika menjalani hukuman ini dengan sedikit mengeluh, memang salahnya bangun kesiangan dan terlambat mengucapkan salam pagi, itu sudah peraturannya yang terlambat akan dihukum. Nika jadi tidak akan membenci Nimonia karna ini.
Dua jam sudah berlalu, Nika berhasil memetik apel sebanyak dua keranjang, hanya tersisa satu keranjang apel ini, maka hukuman Nika sudah selesai.
Kayaknya kaisar ga segampang itu bunuh orang kah? Kayaknya kalau kepribadiannya sesuai apa yang di rumorkan orang-orang, udah melayang nyawa aku dari kemarin, udah terbelah dua pasti badan aku.
Nika memetik buahnya satu demi satu. Dia harap saat dia sadar dari lamunannya, keranjang apel itu sudah penuh, dan dia selesai dengan hukumannya.
Tapi kan di game juga dijelaskan kayak di rumor, di game juga dia dingin banget, angkuh juga, arogan pun iya. Tapi kenapa rasany kemarin agak beda ya, dia dingin, angkuh, songong juga, tapi entah kenapa, kaisar yang kemarin terasa berbeda, dia tidak se-menyeramkan sampai tidak bisa diajak tertawa atau mengobrol normal.
Buktinya, kemarin kami ngobrol, eh emang itu termasuk ngobrol?
Nika mengabaikannya, dan melanjutkan memetik buah apel lagi.
"Eh bentar ... kayak kenal." Nika melirik ke sebelah kanannya, ternyata sudah ada burung gagak hitam dengan mata merah yang ada di dahan tepat di sebelahnya. Itu adalah burung yang sama, yang beberapa minggu lalu Nika temui di balkon saat pesta dansa.
"Mau?" Nika memberikan apel yang masih segar pada burung gagak itu, tanpa ragu burung gagak itu juga memakan apel dari tangan Nika.
"Rumah mu disini ya? Apa pemilik mu juga disini? Enaknyaa kalau punya rumah, kita jadi bisa bebas pergi kemanapun." Nika tersenyum tipis menatap burung gagak itu, satu tangannya dia lanjutkan memetik apel lagi.
"Semua makhluk bisa bebas pergi kemanapun kalau dia punya rumah, karna dia tau akan kembali kemana saat dia ingin pulang. Tapi kalau ga punya rumah, rasanya ga bisa kemana-mana, karna dia gak tau bakal pulang kemana nantinya." Nika tersenyum kecut, karna Nika sendiri tidak punya tempat yang bisa benar-benar disebut rumah.
"Nyonya Selir Vinaika, anda ditahan atas tuduhan perselingkuhan dengan salah satu ksatria!" Selir Nimonia datang secara tiba-tiba dengan beberapa ksatria di belakangnya, langsung memberikan tuduhan itu pada Nika yang sejak tadi hanya sibuk memetik apel ini.
"Apa maksud anda selir Nimonia? Kalau tuduhan anda salah, anda tau akibatnya kan?"
"Saya tau, kami punya bukti. Tolong anda ikuti saja kami, dan anda akan diadili seadil-adilnya oleh hakim Selena!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments