...⚠️ Warning⚠️...
Flash back on
Drtt drtt drtt
Ponsel Davin berdering,dia merogoh sakunya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa?"tanya Davin.
"ANGGOTA INTI HARUS DATANG!".
"kenapa,ada apa?".
"MARKAS UTAMA KEBAKARAN!".
"A-apa?"
"SEMUA ANGGOTA DIKEROYOK DAN SEKARANG LAGI DIBAWA KE RUMAH SAKIT!".
"KITA NGGAK TAHU SIAPA MEREKA,MEREKA MEMAKAI JAS!".
"MENCARI LO,DAN ANGGOTA INTI!".
"Gue kesana sekarang"putus Davin.
Davin dengan anggota ini bergegas ke markas draxlionz.
Sesampainya di markas,Davin dan anggota inti terkejut dengan keadaan markas mereka yang sudah hancur lebur.
Davin terkejut lagi ketika melihat anggota nya dimasukkan kedalam ambulan karena luka bakar dan lebam.
"Sebagian anggota inti ikuti mereka ke rumah sakit,dan sebagiannya bersihkan markas"perintah Davin.
"Siapa yang melakukan semuanya?"tanya Davin pada salah satu anggota.
"Mereka sempat bilang,bahwa mereka adalah anggota mafia".
Davin menghela napas kasar,"Apa ada yang luka parah?".
"Nggak ada,mereka cuma luka lebam dan luka bakar di bagian tangannya karena mencoba memadamkan apinya".
"Semuanya udah hancur Davin,kita harus gimana sekarang?"tanya Arlon datang menghampiri Davin.
Davin berkacak pinggang dan menatap sekitar,"Jangan pedulikan yang lain,pastikan mereka semua di obati".
"Dan untuk markas,gue akan cari tempat lain".
"Lo mau kemana?"tanya Arlon lagi,menatap punggung Davin.
"Gue nggak bisa menangani ini dengan keadaan sadar".
...🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱...
Davin duduk di sebuah bar sambil meneguk segelas whine.Dia menghabiskan hinga satu botol whine.
"Sialan dasar brengsek".
"Ini semua nggak akan terjadi kalau Zia nggak putusin gue".
"Kenapa gue jadi kelepasan dan main fisik sama Zia?".
Davin mengacak-acak rambutnya frustasi,"Arghh!".
"Semua terjadi karena Melodi".
"Yah benar,semua anggota nggak akan terluka kalau bukan karena Melodi".
Dengan keadaan setengah sadar,Davin buru-buru keluar dari bar dan pergi menuju apartemen Melodi.
...🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱...
Tok tok tok tok
"Sebentar"
Melodi membuka pintu apartemen nya,"Siapa-?"
"Davin?".
"MMMM"
Davin membungkam mulut Melodi dengan kain dan membuat Melodi kesusahan bernapas lalu pingsan.
Davin menggendong Melodi keluar dari apartemen dengan menutupi seluruh wajah Melodi agar tidak dikenali.
Davin menurunkan Melodi di bangku belakang,kemudian dia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Davin berhenti di sebuah hotel yang jaraknya tidak jauh dari markas.Hotel tersebut juga sudah sepi akan pengunjung karena terletak di tengah-tengah perumahan.
Dia menggendong Melodi masuk kedalam hotel,dan menurunkan Melodi di atas ranjang.
Bruk
Melodi sadar dan membuka kedua matanya perlahan,dia merasakan kepalanya pusing.
"Gimana tidurnya?".
Davin melepas pakaian yang melekat pada tubuhnya,dia meni***** tubuh Melodi,"Bisa kita mulai sekarang sayang?".
"ENGGAK!".
"GUE NGGAK MAU DAVIN!"
"LEPASIN GUE!"
"JA-JANGAN!"
"AARGGHH".
Davin mencium bibir Melodi dengan kasar,dia menarik rambut Melodi karena Melodi berusaha untuk menolak ciumannya.
Davin mencium bibirnya sambil merobek pakaian yang Melodi kenakan.
"Da-Davin jangan".
"Kamu bilang,kamu menyukaiku?"celetuk Davin masih dengan posisi yang sama.
"Ta-tapi ahhh".
Davin mer**** kedua gundu*** tersebut hinga merah,dia menggoy***-goy*** kan tubuhnya di atas Melodi.
Kedua kaki Melodi mengka****** di atas ranjang,dengan brutalnya Davin menghi*** bagian paling intim milik Melodi.
Melodi mendesah kesakitan,dia mencoba berdiri dan ingin melarikan diri.Akan tetapi,Davin mengambil gelas yang terletak di atas meja dan melemparkannya mengenai kepala Melodi.
"Kamu udah nggak suka sama aku?"tanya Davin memegang pipi Melodi.
"Gu-gue suka sama lo,gue masih cinta sama lo".
"Kalau gitu,lihat kemampuanmu"pinta Davin.
"Bukannya lo nggak suka sama gue,kenapa lo jadi kaya gini?".
"Siapa yang bilang nggak suka?".
"Jadi,lo juga cinta sama gue?".
"Aku cinta banget sama kamu,lebih dari cinta aku ke Zia".
"Se-serius?".
"Hm,jadi jangan menolak aku lagi".
Melodi mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya di leher Davin.
Cup
Cup
Davin tersenyum lalu mencium bibir Melodi dengan gairahnya.
"Aku udah naruh kamera di sekitar sini,jadi perlihatkan wajahmu yang cantik!".
"A-apa lo bilang?"tanya Melodi syok.
Tok tok tok
"Ash cowok gila itu ganggu aja"cetus Davin menggenakan pakaiannya kembali dan membukakan pintu untuk tamunya.
"Lama!".
"Aku masih bersenang-senang"balas Davin.
Elvano masuk kedalam kamar dan melihat Melodi yang menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Hallo princess"sapa Elvano tersenyum dan duduk di samping Melodi.
Davin mengambil ponselnya yang merekam adegan panas nya dengan Melodi.Lalu dia memperlihatkannya kepada Elvano,"Lihat!".
"Boleh juga"kata Elvano merangkul pundak Melodi.
"Lo bodyguard Papa,ke-kenapa kalian bisa-!".
Elvano menarik rambut Melodi,"Dengar,aku hanya mata-mata di keluarga kalian.Aku sudah mendapatkan semua yang aku inginkan,jadi aku tidak membutuhkanmu lagi".
"Selamat kamu telah dibodohi"kekeh Elvano merangkul Melodi.
Davin mendekati Melodi dan mencium bibirnya sekilas,"Aku harus pergi sekarang,sayang.Bersenang-senanglah"putus Davin.
"Kamu benar-benar merelakan jalang ini?".
"Terserah,gue serahkan jalang itu sama lo"celetuk Davin keluar dari hotel.
"Baiklah,aku akan membunuhnya!".
Elvano berbalik badan dan mengambil ranselnya yang berisi pisau dan dadu.
Melodi gemetar dan menelan salivnya kasar.Dengan cepat,dia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai,lalu memakainya.
Elvano menyadari hal itu,dia tersenyum tipis dam pura-pura membersihkan pisau yang dia bawa.
Melodi mengambil vas bunga dan melemparnya mengenai kepala Elvano.Kesempatan baginya,untuk melarikan diri.
Elvano mengelus kepalanya yang berdarah,dia mendengus kesakitan,"Kematianmu tidak hari ini"gumam Elvano tidak berniat mengejar Melodi.
Flash back off
"Begitulah ceritanya"kata Elvano.
"Oh iya,waktu dia mati,apa kita berdua harus menceritakannya juga?"timpal Davin duduk bersebelahan dengan Elvano.
"DASAR BRENGSEK!"teriak Abraham hendak menampar Davin,namun Zia mencekal tangan Abraham.
"Tenang dulu Om,ini di kantor polisi".
"Bagaimana saya bisa tenang?!"bentak Abraham menatap Zia.
Jeffan merangkul pundak Zia sambil melirik Abraham,"Bisa pelankan suara anda?"tanya Jeffan menatap Abraham dingin.
"Ekhm,lanjutkan"kata Abraham.
Flash back on
Saat itu,Elvano diberi tugas Abraham untuk menunggu Melodi dirumah sakit karena ada pekerjaan lain yang harus segera Abraham selesaikan.
Elvano masuk kedalam rumah sakit dengan pakaian serba hitam.Ketika dia menuju ke ruangan Melodi,dia bertemu dengan Fello.
"Lo bodyguard yang dimaksud Om Abraham?"tanya Fello memastikan.
"Ya".
"Oh,bagus deh"ujar Fello mengangguk sambil masuk kedalam toilet.
"Brisik"batin Elvano mencegah Fello menutup pintunya.
Fello menatap Elvano,"Lo mau ke toilet juga?toilet samping kan kosong?.
"Aku tunjukkan sesuatu padamu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments