Flash back on
Melodi menunggu Zia dan Caca yang tak kunjung datang.Karena mereka berdua terlalu lama,Melodi memutuskan untuk memulai acaranya.
Melodi memilih sebuah klub malam yang begitu terkenal,untuk merayakan ulang tahunnya.Dia mengundang semua teman-temannya begitu juga dengan Davin yang menjadi teman sekelas.
"Baiklah,sambil menunggu yang lain gimana kalau kita main truth or dare?"ajak Melodi menggenakan gaun yang cukup terbuka.
"BOLEH!"
"GUE SETUJU!"seru teman-teman Melodi.
Davin membuka ponselnya,dia sudah memberi pesan pada Zia beberapa kali dan bertanya mengapa dia belum sampai juga.
Sebelumnya,Davin sudah menawarkan diri untuk menjemput Zia.Namun,Zia tetap keras kepala dan ingin berangkat bersama Caca.
"Davin ayo!"ajak Melodi.
"Kalian aja".
"Lo nggak seru ish,ayo Davin!"ujar Melodi menarik tangan Davin.
"Gue mau nunggu Zia".
"Ish bentar lagi juga datang!".
"Ayo Davin!"
Permainan tersebut dimulai dengan Davin yang memutar sebuah botol,lalu berhenti di salah satu teman Melodi.Dimana botol itu berhenti,dialah yang harus memilih truth or dare.
Melodi dan yang lainnya bersorak gembira,tidak dengan Davin yang gelisah memikirkan Zia yang tak kunjung datang.
Davin beranjak dari duduknya,dia berjalan bolak balik sambil meneguk segelas whine.Bukannya menenangkan dirinya,dia malah merasakan sesuatu yang tidak enak dalam tubuhnya setelah minum whine tersebut.
Botol diputar kembali,dan saat itulah botol tersebut berhenti dan menunjuk Melodi.
"Melodi truth or dare?"tanya teman sekelas Melodi.
"Karena belum ada yang Dare,gue Dare aja deh!"cetus Melodi bersemangat.
"Kalau gitu,dansa sama Davin di depan kita semua lalu cium bibirnya".
"Hah enggak,lo gila?!".
"Kalo lo berani sih".
"Lo nggak bisa minta sesuatu yang lain?!".
"Yah Melodi nggak seru,lo takut sama Zia?".
"Iya ih,bukannya setau gue lo suka sama Davin ya?!".
"Siapa takut"balas Melodi tersenyum,dia berdiri dan menarik tangan Davin.
Davin berbalik badan lalu Melodi mencium bibir Davin dengan gairahnya.Davin terkejut dengan perlakuan Melodi yang tiba-tiba,dia tidak dapat menumpu berat badannya sendiri dan keduanya terjatuh di lantai.
Davin mendorong Melodi agar menjauh darinya,namun setelah mendengar bisikan Melodi,dia tidak bisa menolaknya,dia hanya diam tanpa membalas ciuman tersebut.
Flash back of
Zia berlari menerobos kerumunan,dia menunduk menghapus kasar air matanya,"Hiks hiks kalian semua brengsek!".
"Zia!"panggil Davin mengejar Zia.
"Zia please"teriak caca.
Melodi menarik tangan Davin dan mencegahnya supaya tidak mengejar Zia,"CUKUP DAVIN!".
Brak
Zia berlari tergesa-gesa sambil menangis,dia tidak menyadari ada seseorang di depannya,dan membuat dirinya menabrak seseorang tersebut.
Pria itu berbalik badan,Zia mendongak ke atas dan keduanya saling bertatapan.
Zia menghamburkan pelukannya memeluk Gabriel,dia menumpahkan semua tangisannya di kemeja putih Gabriel,"Hiks hiks hiks".
Gabriel terkejut karena Zia memeluknya secara tiba-tiba,dengan keadaan Zia yang sedang menangis.Begitu juga dengan teman-teman Gabriel,mereka saling melempar pandangan.
"Gabriel,anda mengenalnya?"tanya Declan.
Gabriel meletakkan segelas wiski nya di atas meja,dia menunduk dan mengelus rambut Zia,sesekali menciumnya"Ada apa hm?"tanya Gabriel lembut.
Melihat sikap Gabriel yang begitu lembut,membuat ketiga teman Gabriel heran serta kebinggungan.
Zia menggeleng gelengkan kepalanya,"Hiks a-ayo pulang,mau pulang"pinta Zia memeluk tubuh kekar Gabriel.
"Gabriel?!"panggil Kai,teman Gabriel.
Gabriel melirik Kai,lalu Kai memberi kode Gabriel dengan lirikan matanya supaya melihat tangan Zia.
Gabriel yang paham,langsung menarik tangan Zia dan menatap pergelangan tangannya yang terluka.
Dengan cepat,Gabriel menghisap darah tersebut dan memuntahkannya sembarangan.Setelah itu,dia merobek ujung kemejanya dan mengikatnya pada telapak tangan Zia yang robek.
"Kita harus ke dokter"celetuk Gabriel menggandeng tangan mungil Zia yang tidak terluka.
"Hiks nggak mau"tolak Zia.
Gabriel menghembuskan napasnya kasar,"Apa tidak bisa,menuruti perkataan saya sekali saja?!"tanya Gabriel menatap Zia tajam.
"Gabriel,bagaimana dengan meeting kita?!"sentak Elion bersedekap dada.
"Meeting tidak penting,kita bisa menjadwalkan ulang!"jawab Gabriel dengan kesal.
Zia menunduk mengamati pergelangan tangannya,dia terlalu takut untuk menatap Gabriel,"Enggak hiks hiks"lirih Zia.
"Ash terserah!"sentak Gabriel menggendong Zia ala bridal style.
"Gila,ini gila"ujar Kai melihat punggung Gabriel yang menjauh.
"Gadis itu,bagaimana bisa Gabriel bertemu gadis secantik dirinya?"tanya Elion menggeleng gelengkan kepalanya.
"Diamlah,Gabriel bisa menghabisi kalian berdua"sahut Declan.
"Jika yang bersamanya bukan Gabriel,saya pasti sudah merebut gadis itu"balas Kai.
"Jika dia ingin"kekeh Declan.
...꒰🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷꒱...
Gabriel menurunkan Zia di bangku mobil,dan memasangkan sabuk pengaman untuknya.Setelah itu,Gabriel melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata.
Zia mengangkat kedua kakinya di atas bangku mobil dia melipat kedua tangannya sebagai bantalan kepala.Rambutnya yang panjang menutupi wajahnya,seperti hantu.
"Jika terus seperti itu,kepalamu akan sakit"ujar Gabriel.
Gabriel menggambil ponselnya dari saku celana,dan menghubungi sekretaris sekaligus anak buahnya.
"Ada yang bisa saya bantu,Tuan?"tanya Victhor.
"Hubungi dokter keluarga,dan minta beliau datang ke alamat rumah yang sudah saya kirim"pinta Gabriel.
"Tuan terluka?!".
"Bukan saya,cepat saya tunggu"putusnya mematikan ponsel.
Gabriel melirik Zia yang sembari tadi diam,dia merapikan rambut Zia yang menghalangi wajah cantiknya.
Dia tersenyum melihat Zia yang sudah tertidur.Gabriel memberhentikan mobilnya dan membenarkan posisi Zia supaya tidur lebih nyaman.
Setelah beberapa menit,Gabriel sampai dirumah Zia.Dia melihat Victhor dan dokter keluarga sudah menunggu di depan Gerbang.
Victhor membukakan gerbang rumah,lalu Gabriel memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah.
"Mari masuk,Dok"ujar Gabriel menggendong Zia ala bridal style.
Gabriel menaiki tangga dan menurunkan Zia yang tertidur nyenyak di atas ranjang.
"Apa ada bagian lain yang terluka,selain tangannya?"tanya Dokter.
"Tidak".
Dokter tersebut menghela napas kasar,tidak habis pikir dengan Gabriel,"Itu hanya-".
"Dokter bilang,hanya?!"potong Gabriel.
"Ba-baiklah saya akan mengobatinya"dengus sang dokter,mengambil gunting untuk membuka kain yang terikat di tangan Zia.
"Jangan sampai Anda membuat kesalahan"
"Baik!"
"Jika anda menyentuhnya sedikit saja,Anda habis di tangan saya".
"Anda bisa mengobatinya sendiri,ini hanya luka sobek,Tuan!".
"Bagaimana jika terjadi infeksi,Anda akan bertanggung jawab?!".
Victhor yang sembari tadi berdiri di depan pintu,memilih pergi karena tidak sanggup dengan drama mereka berdua,"Tugas saya sudah selesai,saya permisi"pamitnya.
"Tunggu,ada satu tugas lagi untukmu"balas Gabriel melirik Victhor.
"Hm baiklah,tugas apa itu?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Anrai Dela Cruz
Wah, ceritamu bikin saya baper, sukses terus thor!
2023-09-18
0