ZIa membuka kedua matanya perlahan,dia bangun dari tidurnya sebab sinar matahari menyinari wajahnya.
Dia ingin membuka ponselnya untuk melihat pukul berapa saat ini,akan tetapi ketika Zia membuka ponselnya,dia melihat tampilan lock screen nya yang merupakan foto Zia bersama Davin.
Zia melempar ponselnya kesembarang arah,dia menangis tersedu-sedu mengingat betapa dirinya di selingkuhi oleh Davin dan ditusuk dari belakang oleh sahabatnya sendiri.
Walaupun Davin terlihat berandalan,namun Zia sangat menyukainya.Mereka berdua tumbuh bersama,dari mereka menginjak bangku sma.
Bahkan Zia rela memberikan kekuasaannya sebagai leader draxlionz pada Davin,tapi lihatlah apa yang terjadi sekarang?.Semua terbuang sia-sia,hanya dirinya yang menderita.
"Hiks hiks".
"Hiks"
Zia menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya,dia menangis tersedu-sedu di dalam selimut.
"Kalian semua brengsek hiks".
Tok tok tok
Gabriel mengetuk pintu kamar Zia,karena dari pagi dia tidak keluar sama sekali.
"Shaqueen?".
"Ini sudah siang,kamu tidak ingin berangkat ke kampus?"tanya Gabriel.
Tok tok tok
Gabriel meletakkan sebuah nampan dengan berisikan nasi goreng dan susu di meja,dekat pintu kamar.
"Setidaknya,keluarlah sebentar untuk makan"celetuk Gabriel,"Kamu bisa mengambilnya di atas meja".
Setelah meletakkan sarapan tersebut di atas meja,Gabriel buru-buru pergi karena ada pekerjaan yang harus segera dia selesaikan.
...꒰🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸꒱...
Caca sudah mencoba untuk menghubungi Zia berkali-kali,akan tetapi dia tidak mendapatkan jawaban dari Zia.
"Gue harus gimana Mel?,hiks hiks"tanya Caca sambil menangis,"Gue takut persahabatan kita hancur".
Melodi mengelus punggung Caca,"Siapa juga yang mau sahabatan sama Zia"sahut Melodi.
Plak
Caca terkejut dengan ucapan Melodi,dia berdiri dan menampar pipi Melodi,"MEL!".
"CACA,APA GUE NGGAK BOLEH SUKA SAMA DAVIN HAH?!"
"LO TAU SENDIRI CA,GUE NGGAK PERNAH JATUH CINTA SAMA COWOK MANAPUN!".
"TAPI DIA PACAR ZIA,MEL!.LO MENYAKITI HATI ZIA!".
Melodi menyugar rambutnya ke belakang,"Menyakiti kata lo? Bukannya Zia ya yang duluan menusuk gue dari belakang? Gue kenal Davin,gue tahu Davin sebelum Zia!".
"Cih,lo cuma tahu Davin,tapi Davin nggak tahu siapa lo,kalo bukan Zia yang kasih tahu"sentak Caca berdiri,menghapus air matanya.
"Ca,lo memilih untuk mendukung Zia? Daripada gue?".
"Gue nggak mau temenan sama orang yang nggak tahu diri"putus Caca mengambil tasnya di kursi dan mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah untuk membayar makanannya.
Melodi berkacak pinggang menatap Caca,"Haha kalo gue nggak tau diri,terus lo apa? Munafik?"kekeh Melodi.
"Lo tahu tentang perasaan gue ke Davin,lo tahu semua rencana gue,dan lo juga ikut adil dalam rencana semalam".
Caca memberhentikan langkahnya,tanpa berbalik badan menatap Melodi.
"Apa semua itu masih kurang,buat membuktikan bahwa lo sama hinanya dengan gue Ca?!".
"Kita beda Mel,gue selalu merasa bersalah karena melakukan hal itu,tapi lo enggak,lo malah bangga seakan akan itu adalah pencapaian lo".
"A-apa lo bilang Ca?".
"Dan gue nggak pernah merendahkan harga diri gue hanya untuk seorang lelaki,apalagi jadi pusat perhatian"putus Caca melanjutkan langkahnya.
"CACA,LO MAU TINGGALIN GUE SENDIRIAN?!".
"CACA!"
"CA!"
"Arggghh!".
"Tenang Mel,tujuan lo cuma dapatin hati Davin".
"Tahan emosi lo,lo bisa lakukan semuanya sendiri".
"Ya,gue bisa"
Brak brak!.
Melodi menendang meja yang ada di depannya,dia melempar kursinya ke sembarang arah.
...꒰🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸꒱...
Hari sudah semakin larut,namun Zia tak kunjung keluar dari kamarnya.
Gabriel kembali,setelah menyelesaikan pekerjaannya di luar.Dia menaiki tangga dan mengecek keadaan Zia.
Gabriel melihat nasi goreng dan susu yang masih utuh seperti sebelumnya,belum tersentuh sedikit pun.
Tok tok tok
"Shaqueen?".
"Jika kamu tidak membukanya sekarang,saya akan membuka pintunya secara paksa!"ancam Gabriel.
Gabriel menghela napasnya kasar,dia mundur beberapa langkah dan bersiap mendobrak pintu tersebut.
Ceklek
Zia membuka pintu kamarnya,dia mendongak menatap Gabriel dengan wajahnya yang pucat,lalu...
"Shaqueen?".
Brak
Tubuh Zia melemas,dia hendak terjatuh.Tetapi dengan cepat,Gabriel menangkapnya.
"Hiks,mereka semua jahat"lirih Zia menyender pada dada bidang Gabriel.
Zia mengepalkan tangannya,dia memukuli lengan Gabriel,"Nggak ada seorang pun yang bisa di percaya,semuanya brengsek".
Gabriel mengelus punggung Zia,"Jika ingin melawan mereka,setidaknya berpura-pura lah bahagia".
Zia mendongak ke atas,menatap Gabriel,"Jangan pernah menghindar dari masalah,hadapi masalah itu agar kamu bisa membungkam mulut mereka yang selalu membuat masalah"kata Gabriel.
...꒰🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸🧸꒱...
"Thanks udah hibur gue"celetuk Zia tersenyum menatap Gabriel sambil memakan es cream.
Gabriel mengajak Zia keluar dan berjalan jalan untuk menikmati pemandangan di malam hari.
"Saya hanya ingin berterima kasih,karena sudah membantu saya waktu itu"balas Gabriel menunduk menatap Zia.
"Di sebrang sana ada restoran enak,ingin mencobanya?"tanya Gabriel,dia teringat bahwa Zia belum makan sama sekali.
Zia mengangguk anggukkan kepalanya,"Boleh"jawab Zia.
Saat ingin menyeberang,Gabriel menggandeng tangan Zia agar tetap di sampingnya.Gabriel merentangkan satu tangannya,supaya pengendara kendaraan berhenti sejenak.
Zia yang sedang fokus memakan es cream,teralihkan dengan sikap Gabriel yang terlihat begitu manis.
"Lo sering datang kesini?"tanya Zia melihat sekitar restoran,bernama restoran pelangi.
"Tidak juga".
Zia memilih tempat duduk,sedangkan Gabriel bertugas untuk memesan makanan.
Beberapa menit kemudian,makanan yang dipesan oleh Gabriel datang,ada steak dengan kentang panggang,pasta dengan saus,cake strawberry dan juga mocktail berry punch.
Kedua mata Zia berbinar melihat berbagai makanan berjejer rapi di depannya,dia tidak sabar lagi untuk memakannya.
"Selamat makan!"seru Zia memulai dengan melahap pasta.
"Lo nggak makan?"tanya Zia,dia sadar dengan Gabriel yang terus menatapnya sembari tadi.
"No"kata Gabriel merapikan rambut Zia karena menganggu makannya,dia mencekal rambut panjang Zia yang tidak diikat dengan tangan.
Zia mengambil cake strawberry dan memotongnya dengan sendok,dia memiringkan kepalanya menatap Gabriel,"Aaa coba!".
"Saya masih kenyang"tolak Gabriel.
"Ih coba dulu,lo nggak asik!"kesal Zia meletakkan cake nya kembali.
Gabriel menghela napasnya kasar,"Baiklah,mana"balas Gabriel.
Zia tersenyum dan menyuapi Gabriel dengan cake strawberry,"Gimana?!"tanya Zia antusias.
"Enak"jawab Gabriel,"Tapi lebih enak lagi,karena kamu yang menyuapi"lanjutnya dalam hati.
"Kak Gabriel?"sapa seorang perempuan datang menghampiri Gabriel.
"Mama,ada kak Gabriel"lanjutnya.
Gabriel menatap perempuan tersebut,raut wajahnya berubah dingin.
"Siapa mereka?"tanya Zia memandangi wajah Gabriel dan beralih menatap seorang perempuan yang bersama seorang wanita paruh baya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments