Keesokan hari,Zia sudah bersiap untuk berangkat ke kampus.Dia menuruni anak tangga sembari menenteng ranselnya.
Zia membuka ponselnya dan melihat masih ada waktu untuk sarapan.Dia menaruh barang barangnya di atas meja,lalu berjalan ke dapur,untuk membuat nasi goreng yang hanya membutuhkan waku sebentar.
Setelah masakkannya matang,Zia menaruhnya di atas piring dan memilih duduk di ruang makan untuk menikmatinya.
"Ash iya gue baru inget!"ucap Zia di suapan terakhirnya.
Zia segera mengambil nampan dan menaruh sepiring nasi goreng serta segelas air mineral di atas nampan.
Dia menunju kamar Gabriel dengan membawa nampan itu,karena dia lupa memberi Gabriel makan.
Tok tok
"Hm"
Zia mengetuk pintu kamar Gabriel,dan setelah mendengar jawaban dari Gabriel,dia masuk.
"Makan!"perintahnya sambil menaruh nampan tersebut di atas ranjang.
Gabriel duduk menyender,"Semoga saja tidak kamu beri racun"ujar Gabriel mengambil sepiring nasi goreng.
"Lo tinggal disini aja udah ngerepotin gue,sekarang malah nuduh yang enggak- enggak!"sentak Zia,"Pergi aja sana!"usirnya sambil bersedekap dada.
"Kamu boleh keluar"balas Gabriel dingin.
"Siapa juga yang mau lama lama disini!"sahut Zia sambil keluar dari kamar tamu,menutup pintunya dengan keras.
"Ngeselin banget sih tuh orang,udah di bantuin juga!"cemoohnya mengambil ransel yang ada di atas meja dan segera pergi ke kampus.
"JAGA RUMAH GUE,GUE MAU KE KAMPUS!"teriak Zia lalu menutup pintu rumahnya.
Zia menaiki ninjanya yang berwarna putih dan melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata rata.Dia bisa telat ke kampus!.
...~ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ~...
"Zia?!"panggil Davin berlari kecil menghampiri Zia.
Zia berbalik badan ketika namanya dipanggil,"ya?"jawabnya.
"Cuek banget sih pacar aku,padahal ada yang mau aku tanyain sama kamu"balas Davin menyender di tembok kampus.
"Yaudah tanya aja,ada apa?!"
Davin menggandeng tangan Zia dan mengajaknya keluar dari kampus, "Tapi nggak disini".
Zia menyentak,melepaskan gandengan Davin,"Ish kenapa harus keluar sih? Bentar lagi dosen masuk!".
"Kemarin kamu dimana?"tanya Davin berdiri,bersedekap.
"Harusnya gue yang tanya,dari kemarin lo kemana?!"balas Zia duduk di kursi taman,dekat kampus.
"JAWAB ZIA BUKAN BALIK TANYA!"geram Davin.
"Memangnya kenapa? Apa peduli lo?"sahut Zia bersedekap dada menatap arah lain.
Davin menghembuskan napasnya kasar,"Temen aku lihat kamu ada di gedung tua,waktu di markas,Arlo juga bilang kalo kamu cariin aku.Apa kamu ada di gedung itu?"tanya Davin lembut.
"Iya gue lihat semuanya,lo aniaya Fello dengan anggota gang brengsek lo itu!"
Davin berjongkok,mengelus pucuk rambut Zia,"Itu namanya,aku cemburu sayang"
Zia menepis tangan Davin yang berada di atas kepalanya,"Dih modelan lo,bisa cemburu juga?".
"Punya cewek satu,nggak ada romantis romantisnya"dengus Davin berdiri.
"Mau lo berapa,lima?!"
"Enggak,bukan gitu"
"Setelah pulang dari kampus,jenguk Fello dan minta maaf"perintah Zia.
Davin ikut duduk di samping Zia,"Harusnya dia yang minta maaf,karena udah berani mendekati pacar gue".
"Draxlionz gang bukan digunakan untuk membalas dendam"
...~ꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤꕤ~...
Seperti biasanya,setelah pulang dari kampus Melodi dan Caca selalu bermain kerumah Zia.Entah hanya bermalas malasan,atau menonton drama bersama.
"Zia cemilan lo cuma ini?!"teriak Caca membuka lemari,yang biasanya digunakan Zia untuk menaruh cemilannya.
"Gue belum sempat belanja lagi,habisin dulu kenapa sih"balas Zia menaiki anak tangga dan membawa laptop.
"Kenapa tadi nggak bilang,kita kan bisa beli dulu!"ucap Caca membawa nampan berisi tiga gelas jus jeruk dan membawanya ke kamar Zia.
Melodi hendak menaiki tangga,namun dia memberhentikan langkahnya saat mendengar suara bersin seorang lelaki.
"Kenapa Mel?"tanya Caca berbalik badan.
Zia ikut berbalik badan menatap Melodi,"Lo kenapa?!".
Melodi menggaruk tengkunya yang tak gatal,"Hah enggak,gue kaya denger suara cowok".
Zia tertegun,membeku di tempat.Dia sudah meminta agar Gabriel diam dan tidak berisik,dia tidak ingin teman temannya mengetahuinya.
"Lo salah denger mungkin,orang cuma ada kita bertiga"balas Zia.
"Haha iya juga mungkin gue salah denger!"celetuk Melodi mengikuti Caca menaiki anak tangga.
"Telinga lo bermasalah!"kekeh Caca.
Hari sudah semakin sore,Zia melirik sekitaran kamarnya.Snack yang berceceran di lantai,sprei yang terlepas dari kasurnya,dan juga jus yang tumpah mengenai bantalnya.
"Udah selesai nih dramanya,besok kita cari drama yang baru"ujar Caca menutup laptop Zia.
Melodi duduk di samping Zia,"Dah sore,pulang yuk!".
"Heh enak aja,bantuin bersihin kamar gue dulu!"pinta Zia menarik pergelangan tangan Caca dan juga Melodi.
"Iya iya gue bantuin,tapi lepasin dulu tangan gue!"ucap Caca tersenyum melirik Melodi.
Zia melepaskan cekalannya perlahan,"Tapi boong,kita pulang dulu Zia!"teriak Caca dan Melodi bersamaan,mereka ingin berlari keluar.
Melodi membuka pintu kamar Zia,namun ternyata pintu tersebut sudah Zia kunci sejak mereka masuk kedalam.
"Gue udah antisipasi,kalau kalian kabur"jawab Zia tersenyum.
Dengan keterpaksaan,Melodi dan Caca membantu Zia membersihkan kamar yang terlihat seperti kapal pecah.
Setelah selesai membersihkan kamar,Zia mengizinkan kedua temannya keluar dari kamar.
Zia meletakkan gelas kosong di dapur lalu dia berpas-pas an dengan Gabriel yang keluar dari toilet.
"Zia,taruh mana sampahnya?"pekik Melodi menuruni tangga sambil menenteng dua kantong plastik.
Dengan cepat,Zia menarik pergelangan tangan Gabriel dan kembali masuk kedalam toilet.
"Dimana sih Zia?!"sentak Melodi melirik ke sekitar ruangan.
Di dalam toilet,Gabriel memandangi wajah cantik Zia dari jarak yang begitu dekat.
Gabriel menyender di tembok,sedangkan Zia berdiri di hadapannya dengan kedua tangan yang mengepal di atas pundak Gabriel.
Zia tidak menyadari posisinya sekarang.Dia menatap pintu,khawatir Melodi dan Caca akan membukanya paksa.
"ZIA!"
"Udah,taruh dapur aja"saran Caca.
"Zia kita pulang ya!"pamit Melodi dan tidak mendapatkan jawaban dari Zia.
"Kita pulang"putus Caca,meninggalkan rumah Zia.
Zia menghembuskan napasnya lega,dia sudah tidak mendengar suara Melodi dan Caca,artinya mereka berdua benar-benar sudah pergi.
Saat Zia memiringkan kepala, jantungnya berdetak kencang. Ia bertatapan dengan Gabriel dan merasakan napas hangat Gabriel menyapu wajahnya.
"Te-temen temen gue,u-udah pergi"ucap Zia terbata bata.
"Lalu?".
"Gu-gue,gue harus-".
Keringat dingin membanjiri wajah Zia dan jantungnya berdetak kencang,membuat dirinya tidak fokus.
"Harus?"
"GUE ADA KEPERLUAN!"teriak Zia,menepis tangan Gabriel yang memeluk pinggangnya lalu berlari keluar.
"Mengemaskan"ucap Gabriel tersenyum smirk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Author15🦋
semangat thor💪
jangan lupa mampir di Wolvey ya😉
2024-01-11
0