Zia memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah,dia menatap jam yang melingkar di tangannya.Hari sudah mulai gelap,Zia menyadari,dia pergi terlalu lama.
Zia terlalu asik mengobrol dengan Caca sampai dia lupa waktu,banyak hal yang harus mereka bahas mengenai sahabat lamanya.
Satu persatu masalah berdatangan menghampirinya,disaat kebahagiaannya mulai datang permasalahan itu harus muncul kembali di hadapannya.
Zia menghembuskan napasnya kasar,dia menutup pintu mobil dengan keras,"Victhor?"tanya Zia menghampiri pria itu.
Victhor mengangguk,dia berdiri di depan pintu,"Baru pulang non"sindirnya.
"Menurut lo?"saut Zia celingukan menatap kedalam rumah,"Kenapa nggak masuk?".
"Saya takut tuan marah,saya bisa menjadi sasarannya"jawab Victhor,dia berpikir lebih baik menjaga Gabriel dari luar daripada dia masuk,yang ada Victhor akan babak belur menjadi santapannya,"Karena nona sudah pulang,saya harus pergi,permisi"pamitnya buru buru pergi.
"Makasih"ucap Zia menggeleng gelengkan kepalanya,tidak habis pikir dengan Victhor,kenapa dia harus takut pada Gabriel lagi pula Victhor mungkin sudah lama bekerja dengannya.
"Gabriel?!"panggil Zia menaruh tas nya di atas meja.
Tok tok tok
Zia membuka pintu kamar Gabriel dan menghampiri pria tersebut.Gabriel tidur tengkurap memeluk sebuah guling.
"Ish Gabriel jangan gitu tidurnya,jahitannya belum kering!"teriak Zia khawatir.
Zia menyugar rambutnya kebelakang,menghembuskan napasnya kasar,"Nangis lagi nih pasti"batinnya mendekati Gabriel.
Zia duduk di samping ranjang,dia menarik guling yang dipeluk Gabriel,dia mendekatkan dirinya sebagai gantinya.
Zia menarik tangan Gabriel agar memeluk pinggangnya,Zia merasakan tubuh Gabriel yang bergetar.
Gabriel terisak menahan tangisnya menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Zia.Isakan Gabriel semakin kencang di telinga Zia,baju yang dipakai Zia basah akibat air mata Gabriel.
"Maaf deh gue salah,gue tadi beneran ada urusan penting banget"ucap Zia mekan kata 'penting'.
"Yang kamu maksud penting itu,lelaki tadi?"tuduh Gabriel melepaskan pelukannya,menatap Zia.
"Enggak,bukan dia, gue ada urusan sama Caca"jelas Zia merapikan rambut Gabriel yang acak acakan,"Lo salah paham,Fello itu cuma temen gue nggak lebih"lanjut Zia lalu mencium kening Gabriel dan membuat Gabriel tertegun ditempat.
Gabriel langsung memeluk tubuh mungil Zia,dia menyembunyikan senyumnya di lekukan leher Zia.Padahal dia ingin sekali mendiamkan Zia untuk beberapa saat,mengapa tidak bisa?,bukankah itu hal yang mudah.
Zia mengecup pucuk rambut Gabriel dan mengelusnya,"Sekarang makan ya,gue masakin bentar,trus minum obat?"ajak Zia.
Gabriel menggeleng gelengkan kepalanya,dia memejamkan kedua matanya,lalu tertidur dalam sekejab.
"Ayo makan dulu,lo tidur jam segini,mau bangun jam berapa!"sentak Zia mencoba melepaskan pelukan Gabriel.
Zia mendengar dengkuran halus Gabriel,"Cih dasar bayi"dengus Zia menarik selimutnya sebatas dada dan mengelus punggung Gabriel.
................
"Makasih ya udah anterin aku,ayo masuk dulu"ajak Shera menatap Kai yang jauh lebih tinggi darinya.
Setelah pulang dari rumah sakit,Gabriel menyuruh Kai mengantarkan Shera pulang.Gabriel khawatir jika adiknya itu pulang sendirian,dia tahu Shera yang keras kepala itu memilih tinggal di apartemen milik Gabriel daripada tinggal di mansion keluarga mereka.
"Saya masih ada banyak urusan"jawab Kai dingin,dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku lalu beranjak pergi.
"Sebentar aja kok,mau ya"balas Shera menarik narik tangan Kai agar masuk kedalam apartemennya,"Ayolah kak!"
"Tidak,kakakmu bisa marah nantinya"tolak Kai datar.
Gabriel benar benar selalu membuat Shera kesal,dia selalu membatasi siapapun yang berteman dengan Shera,Gabriel selalu lebih dulu mencari tahu siapa teman teman Shera dan keluarganya.
Gabriel juga membatasi waktu Shera untuk bermain,disitulah Shera menjadi tidak punya banyak teman.Terlebih lagi teman lelaki,Gabriel begitu menyeramkan ketika melihat adiknya bersama dengan lelaki.
Walau bagaimana pun Gabriel tetap lah kakak satu satunya yang sangat dia sayangi,mendengar kabar bahwa Gabriel kecelakaan dia langsung memesan tiket.
Shera tahu,semua itu juga demi kebaikannya,demi keselamatannya.Gabriel tidak ingin kejadian itu terulang lagi,dan Shera memahaminya.
"Aku nggak ada temennya tau,kakak nggak akan tau kalo nggak ada yang bilang!"sentak Shera menarik tangan Kai untuk masuk kedalam apartemennya.Kai hanya diam dan menurut dengan pasrah.
"Duduk situ kak aku buatin minum"ucap Shera menuju dapur,membuat dua gelas teh hangat menaruhnya di atas nampan,dan memberikan salah satunya pada Kai.
Shera duduk di sova panjang,bersebelahan dengan Kai,"Kak aku mau tanya deh,cewek yang selalu sama kak Gabriel itu bener pacarnya?"tanya Shera penasaran,dia takut jika bertanya langsung pada Gabriel.
"Haruskah saya menjawab pertanyaan yang sama sekali tidak penting?"balas Kai menaik turunkan alisnya.
"Harus banget,kasih tau aku dari awal,gimana pertama kali mereka ketemu,gimana sifat cewek itu dan secinta apa kak Gabriel sama dia?!"tanya Shera panjang lebar.
"hmmm"dehem Kai menaruh gelasnya di atas meja.
Shera memposisikan tubuhnya menghadap Kai,dia menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga,Shera bersunguh sunguh untuk mendengarkan kisah kakaknya dengan Zia.
"Baik,saya bisikkan"ucap Kai menggulung senyumnya,dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Shera,"Apa kamu cemburu?"selidik Kai menahan tawanya yang akan meledak.
Telinga Shera merah,dia mengambil bantal yang ada di sampingnya lalu melemparkannya pada Kai,dia memukul pundak Kai"Hiiih ngeselin banget si-"
Brakk
cup
Shera tergelincir oleh lantai yang licin,dia terjatuh di lantai,dia menatap Kai yang berada di atasnya menindihinya.Satu tangan Kai ada di atas kepala Shera,mencegah agar Shera tidak terbentur.
Bibir mereka tidak sengaja bergesekan dan saling menempel,jarak antara mereka berdua sangat dekat,mereka saling menatap satu sama lain.
Hembusan napas Kai membuat Shera merinding,dia memejamkan matanya ketika sebuah mulut melumat bibirnya.
Shera menggantungkan kedua tangannya di leher Kai,dia membuka mulutnya lebar,melihat hal itu Kai tersenyum,dia menautkan lidahnya.
Kai mengungkung tubuh Shera,dan mengunci pergerakannya.Satu tangan Kai mengelus leher putih Shera,dia melumat bibir Shera dengan lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments