Eleven chapter

Brakk!

Bugg bugg

"GABRIEL!"

Gabriel menonjok wajah Fello yang sudah terdapat bekas memar,dia menonjoknya begitu kuat sampai Fello tersungkir dari ranjang pasien.

Plakk

"Gabriel udah,cukup!"pekik Zia menampar pipi Gabriel.

Gabriel menyentuh pipinya yang merah,dia menatap Zia dengan sorot mata sendu.Lalu dia keluar dari ruangan Fello,dan menutup pintunya kasar.

Zia membantu Fello berdiri,dan kembali ketempatnya,"Maaf ya Fell"kata Zia merasa bersalah.

"Dia siapa?".

"Sekali lagi gue minta maaf,gue harus pergi sekarang"pamit Zia buru buru keluar.

................

"GAB-riel"

Zia berlari keruang vvip Gabriel,dia membuka pintu tersebut dan memelankan suaranya ketika melihat teman teman Gabriel,juga seorang perempuan yang duduk di sova,menatapnya datar.

"Ada apa non?"tanya Victhor.

"Gabriel dimana,ada yang lihat dia?"

"Bukankah dia keluar untuk mencarimu?"sahut Declan mematikan ponselnya.

Mereka semua mengalihkan pandangannya dari ponsel,dan menatap Zia secara kompak.

"Siapa?"celetuk Shera.

"Kalo pun gue ketemu Gabriel,nggak mungkin juga gue cariin dia!"dengus Zia menutup pintunya asal.

Zia berlari kesana kemari,dia kelimpungan sendiri.Zia mencoba mencarinya di toilet pria,tetapi dia tidak menemukannya.

Zia menuruni anak tangga,dan mencoba mencarinya di kantin rs,mungkin saja Gabriel lapar dan berakhir di sana.

"Lo dimana anjing!"kesal Zia frustasi,dia celingukan menatap sekitar dan tidak melihat batang hidung Gabriel sekalipun,"Bego banget gue,kenapa bisa kelepasan sih!"

Zia kembali menaiki anak tangga,dia bertanya pada orang orang yang lewat dengan menunjukkan foto yang ada di ponselnya.

"Mas mas lihat orang ini nggak?"

"Enggak"

"Makasih"

Zia mengelus dadanya,"Kenapa perasaan gue jadi nggak enak gini".

"Maaf buk mengganggu,saya mau bertanya,lihat orang ini nggak ya,dia pakai baju rumah sakit"tanya Zia pada seorang ibu ibu yang sedang mengobrol bersama teman sebaya nya.

"Ohh ini pria tampan yang kita lihat tadi"ucap ibu ibu tersebut tertawa,mengingat wajah tampan Gabriel yang sempat lewat di hadapannya.

"Ibu lihat?".

"Saya lihat pria tampan ini naik ke atas sana"jawab ibu tersebut menunjuk anak tangga yang akan menuju ke pintu roftop.

Zia mengikuti telunjuk ibu ibu tersebut,"Baik bu,terima kasih" balasnya menunduk.

"Di roftop,jangan jangan?"batin Zia berlari menaiki anak tangga.

"Suaminya tampan,istrinya cantik.Aku ingin melihat bagaimana keturunannya"ucap ibu tersebut,"Bukan begitu ibu ibu?".

"Haha iya benar sekali".

****************

Ceklek

"Gabriel?"panggil Zia dengan suara pelan.

Zia menatap sekitar roftop,dia mendapatkan Gabriel yang sedang duduk di kursi rapuh dengan wajahnya yang menunduk,

menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan,dengan kedua kakinya sebagai tumpuan.

Zia menghela napasnya lega,dia pikir Gabriel akan melakukan hal yang nekat setelah melihat dirinya bersama Fello tadi.Zia melangkah perlahan,mendekati Gabriel,"Gue cariin dimana mana juga,ternyata disini".

Zia berdiri,memeluk erat Gabriel,menarik kedua tangan Gabriel agar melingkar di pinggangnya.Mengusap usap pucuk rambut Gabriel,dan sesekali menciumnya.

"Hiks hiks".

"Maaf"lirih Zia sedikit menunduk,memeluk Gabriel erat,mengelus punggung Gabriel yang terus bergetar,"Lo salah paham,itu nggak sesuai dengan apa yang lo pikir".

"kamu lebih memilih lelaki itu"dumel Gabriel dengan suara pelan,dia menyembunyikan wajahnya di dada Zia.

"Gabriel,dia itu temen gue,kita udah temenan lama.Dia cuma temani gue waktu lo nggak ada kabar itu,,sama hal nya dengan Caca"jelas Zia.

Gabriel melepas pelukannya dan menatap Zia dengan kedua matanya yang masih berlinang air mata,"Jadi maksud kamu,kamu lebih suka jika saya tidak ada?"sentak Gabriel memiringkan kepalanya,menatap arah lain.

"Nggak bukan gitu maksud gue!"

"Memang faktanya,semenjak ada lelaki itu,kamu jadi lebih kasar,kamu beda,kamu berubah!"ucap Gabriel meninggalkan Zia sendirian.

"Gabriel!"teriak Zia membuntuti Gabriel.

"Lebih susah dia daripada cewek ternyata"batin Zia berkacak pinggang.

----------------

Brakk!

Gabriel membanting pintunya begitu saja.

"Bukannya tadi Zia mencarimu,dimana dia sekarang?"tanya Declan menaik turunkan alisnya.

"Entahlah"

"Permisi semua,saya ingin mengecek keadaan pasien"ucap dokter lelaki.

Victhor dan yang lainnya menyingkir,dan memilih keluar memberikan ruang untuk sang dokter memeriksa.Kecuali Shera,dia disamping Gabriel menemaninya.

"Anda sudah membaik,dan bisa rawat jalan"jelas dokter tersebut,"Tetapi anda harus rutin minum obat sampai luka anda benar benar membaik,saya akan meresepkan beberapa obat anda bisa menggambilnya nanti untuk dibawa pulang".

"Baik,terima kasih dok"balas Shera.

"Sama sama".

"Kemasi semua barang barangnya,saya ingin pulang sekarang"pinta Gabriel merebahkan tubuhnya di ranjang pasien.

"Cih main nyuruh aja"dengus Shera,"Victhor bantuin dong!"pekiknya.

"Kenapa di masukin semua barang barangnya?"tanya Zia binggung,bergantian melirik Shera dan Victhor.

"Tuan sudah di perbolehkan pulang"jawab Victhor menunduk.

"Kamu sebenernya siapa sih?!"tanya Shera penasaran,mencekal tangan Zia.

"Memangnya kenapa,kamu ingin disini bersama lelaki itu?"ketus Gabriel bersedekap dada melirik arah lain.

"Udah dibilangin salah paham,masih nggak percaya juga,terSherah!"jawab Zia membantu mengemasi pakaian Gabriel yang berada di lemari kecil.

Drtt drtt

Ponsel Zia bergetar,terdapat chat masuk di ponselnya.

Zia merogoh ponselnya,menatap Gabriel sekejab,lalu membuka pesan tersebut.

Caca

Ada hal penting yang harus kita bicarakan sekarang.

Kalo sekarang gue nggak bisa

Ini penting Zia

Mengenai Melodi

Lo diman?

Gue kesana sekarang

Tempat biasa

"Gab,gue nggak bisa pulang sekarang,gue harus pergi,ada urusan"Ucap Zia menatap Gabriel.

Gabriel bersikap dingin,dia tidak peduli dengan perkataan Zia.Dia memiringkan tubuhnya,dan memejamkan mata.

Zia mendekati Gabriel,dia merapikan rambut Gabriel yang acak acakan,"Maaf nggak bisa pulang sama sama,tapi gue ada urusan mendadak,bentar aja oke?"pamit Zia memeluk Gabriel dan mencium keningnya sekilas.

Gabriel masih setia memejamkan kedua matanya,dia senang,namun dia masih marah dengan Zia.Apa yang akan dia lakukan sebenarnya,"Cih bilangnya ada urusan,apa lelaki tadi yang meminta kamu untuk kembali!"cetus Gabriel mengepalkan tangannya kuat.

Zia beralih ke Victhor,dan membisikkan sesuatu padanya,Victhor mengangguk dan menelan kasar salivnya.

"Kak bilang sama aku,dia bukan pacar kakak kan!"sentak Shera protes.

"Menurut saya,dia lebih baik daripada Lili"sahut Victhor.

Episodes
1 one chapter
2 Two chapter
3 Three chapter
4 Four chapter
5 Five chapter
6 Six chapter
7 Seven chapter
8 Eigh chaapter
9 Nine Chapter
10 Ten chapter
11 Eleven chapter
12 Twelve chapter
13 Thirteen chapter
14 Fourteen chapter
15 Fiften chapter
16 Sixteen chapter
17 seventeen chapter
18 Eighteen chapter
19 Nineteen
20 Twenty chapter
21 Twenty one chapter
22 Twenty two chapter
23 Twenty three chapter
24 Twenty four chapter
25 Twenty five chapter
26 Twenty six chapter
27 Twenty seven chapter
28 Twenty eigh chapter
29 Twenty nine chapter
30 Thirty chapter
31 Thirty one chapter
32 Thirty two chapter
33 Thirty three chapter
34 Thirty four chapter
35 Thirty five chapter
36 Thirty six chapter
37 Thirty seven chapter
38 Thirty eight chapter
39 Thirty nine chapter
40 Forty chapter
41 Forty one chapter
42 Forty two chapter
43 Forty three chapter
44 Forty four chapter
45 Forty five chapter
46 Forty six chapter
47 Forty seven chapter
48 Forty eight chapter
49 Forty nine chapter
50 Fifty chapter
51 Fifty one chapter
52 Fifty two chapter
53 Fifty three chapter
54 Fifty four chapter
55 Fifty five chapter
56 Fifty six chapter
57 Fifty seven chapter
58 Fifty eight chapter
59 Fifty nine chapter
60 Sixty chapter
61 Sixty one chapter
62 Sixty two chapter
63 Sixty three chapter
64 Sixty four chapter
65 Sixty five chapter
66 sixty six chapter
67 Sixty seven chapter
68 Sixty eight chapter
69 Sixty nine chapter
Episodes

Updated 69 Episodes

1
one chapter
2
Two chapter
3
Three chapter
4
Four chapter
5
Five chapter
6
Six chapter
7
Seven chapter
8
Eigh chaapter
9
Nine Chapter
10
Ten chapter
11
Eleven chapter
12
Twelve chapter
13
Thirteen chapter
14
Fourteen chapter
15
Fiften chapter
16
Sixteen chapter
17
seventeen chapter
18
Eighteen chapter
19
Nineteen
20
Twenty chapter
21
Twenty one chapter
22
Twenty two chapter
23
Twenty three chapter
24
Twenty four chapter
25
Twenty five chapter
26
Twenty six chapter
27
Twenty seven chapter
28
Twenty eigh chapter
29
Twenty nine chapter
30
Thirty chapter
31
Thirty one chapter
32
Thirty two chapter
33
Thirty three chapter
34
Thirty four chapter
35
Thirty five chapter
36
Thirty six chapter
37
Thirty seven chapter
38
Thirty eight chapter
39
Thirty nine chapter
40
Forty chapter
41
Forty one chapter
42
Forty two chapter
43
Forty three chapter
44
Forty four chapter
45
Forty five chapter
46
Forty six chapter
47
Forty seven chapter
48
Forty eight chapter
49
Forty nine chapter
50
Fifty chapter
51
Fifty one chapter
52
Fifty two chapter
53
Fifty three chapter
54
Fifty four chapter
55
Fifty five chapter
56
Fifty six chapter
57
Fifty seven chapter
58
Fifty eight chapter
59
Fifty nine chapter
60
Sixty chapter
61
Sixty one chapter
62
Sixty two chapter
63
Sixty three chapter
64
Sixty four chapter
65
Sixty five chapter
66
sixty six chapter
67
Sixty seven chapter
68
Sixty eight chapter
69
Sixty nine chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!