Hasrat Suami Lumpuhku
“Ah...yes honey…”
“Emph, faster Daddy please…”
Terdengar suara de sa han dan le ngu han yang menggelitik di telinga. Bahkan sepasang insan yang sedang terbakar gairah tersebut sudah melakukan pelepasan untuk kesekian kalinya.
Mereka berdua sama-sama berada di puncak kenikmatan saat ini. Tanpa peduli jika sejak tadi ada seorang pria yang mendengar suara menjijikan mereka dengan jelas dari luar.
“Bagaimana dengan Abian, apa kamu tidak berniat bercerai dari si lumpuh itu sayang?” tanya pria yang masih berada di atas tubuh sang wanita.
“Tentu saja, aku akan meninggalkannya saat hartanya sudah menjadi milikku. Dan yang pasti bukan sekarang. Karena kami baru saja menikah.” jawab wanita itu.
“Milikku? Bukan milik kita?”
“Tentu saja milik kita, sayang. Semua yang ada padaku adalah milikmu…”
“Juga tubuh ini, hum?” pria tersebut meremas kuat kedua benda kenyal milik sang wanita dan meng hisap nya seperti bayi yang sedang kehausan. Sedangkan tubuhnya masih terus bergerak naik turun untuk memuaskannya.
“Ya, tubuhku juga ah…”
Abian hanya bisa menghela nafas dengan kasar dan diam di tempat tanpa bisa melakukan apapun. Ia sadar dengan kekurangannya selama ini, bahkan istrinya dengan tega meninggalkannya di malam pertamanya demi laki-laki lain.
“Ternyata semua wanita sama saja, mereka hanya menginginkan uang dan uang.” tangan Abian terkepal erat.
Lalu menyuruh anak buahnya untuk mendobrak pintu kamar hotel tersebut.
Membuat mereka berdua yang masih berada di atas ranjang reflek menoleh ke arahnya dengan wajah terkejut setengah mati.
“Abian sayang? A-apa yang kamu lakukan di sini?!” seru wanita itu yang langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.
“Berhenti memanggilku namaku dengan mulut kotor dan menjijikan mu itu!” tanpa menunggu lama, Abian menjalankan kursi rodanya dan menarik tubuh si pria yang polos tersebut lalu menghajarnya habis-habisan.
Bugh!
Bugh!
Entah kekuatan dari mana, Abian melayangkan beberapa pukulan ke wajah dan perut pria itu tanpa rasa kasihan sama sekali. Yang ada saat ini hanya emosi dan kemarahan yang menggebu.
“Abian hentikan! Kamu bisa membunuhnya!” wanita itu tidak terima dan malah memukul tangan Abian berulang kali agar dia melepaskan cekikan itu pada pria nya.
“Kamu masih membelanya saat kamu tahu kalau kamu lakukan ini salah?!” tanya Abian geram mendengar ucapan istrinya.
“Tentu saja aku membela nya. Karena hanya dia yang bisa memberikanku kepuasan di atas ranjang. Bukan kamu!” seru wanita seraya menunjuk wajah Abian. “Kamu impoten, lumpuh dan bahkan milikmu tidak bisa bangun sama sekali. Apalagi--”
Brugh!
Mendengar hinaan yang diucapkan wanita yang masih berstatus istrinya, membuat Abian gelap mata dan mendorong tubuhnya hingga membentur tembok.
“Argh…”
“Berani sekali kamu mengkhianatiku, setelah apa yang sudah aku lakukan untukmu selama ini! Aku mengorbankan segalanya, tapi ini balasanmu padaku, hah?!” Abian menatap wanita itu dengan penuh kebencian.
“Kamu tahu, ini malam pertama kita, seharusnya kamu menghabiskannya bersamaku. Bukan dengan ba ji ngan ini!” teriak Abian.
Sungguh, hatinya benar-benar sangat terluka.
Untuk pertama kalinya seorang Abian, pria dingin yang terkenal kejam dan angkuh jatuh cinta. Dan untuk pertama kalinya juga pria itu dikhianati oleh seorang wanita.
“Malam pertama katamu? Bahkan aku sama sekali tidak mencintaimu Abian! Untuk apa kau menginginkan malam pertama bersamaku?” wanita tersebut menghampiri pria nya yang terkapar di lantai akibat perbuatan Abian.
“Baiklah jika itu mau, kita bercerai saja! Jangan pernah menyesali perbuatanmu dan kembali padaku suatu hari nanti!” setelah mengatakan itu Abian pergi meninggalkan mereka berdua.
Blam!
“Abian, apa kamu mendengar ku?!” Mike menepuk pundak Bastian berulang kali. Ternyata sahabatnya itu malah tertidur dengan keringat yang menetes deras.
“Shits!” Abian terbangun dan membuka lebar kedua matanya lalu melirik tajam ke arah Mike.
“Kamu selalu saja mengganggu mimpi indah ku brengsek!”
Abian hendak bangkit dari tempat duduknya untuk mengambil air minum yang berada tidak jauh dari sana. Namun, ditahan oleh Mike karena ia tahu Abian tidak bisa berjalan selama ini.
Mimpi buruk yang baru saja dialami Abian membuat tenaganya terkuras habis.
“Aku bahkan tidak yakin kalau kamu sedang mimpi indah, lihat saja keringat yang sebesar biji jagung itu," ejek Mike terkekeh geli mendengar kebohongan Abian.
“Ayolah, kita datang ke mansionkku untuk bersenang-senang ‘kan? Lalu untuk apa kau masih memikirkan mantan istrimu itu? Seperti tidak ada wanita lain saja.” Mike memberikan satu gelas wine pada Abian dan langsung diteguk begitu saja oleh pria itu.
“Beberapa jam lalu kamu resmi menjatuhkan talak padanya bukan? Lalu apa yang membuatmu gelisah? Atau kamu menyesal sudah menceraikannya?” Deretan pertanyaan yang keluar dari bibir Mike malah semakin membuat Abian bertambah pusing.
“Kamu sok tahu!” ketusnya.
Abian Alfredo, seorang pria berusia dua puluh delapan tahun dengan wajah tampan dan rahang tegas. Di usianya yang sudah cukup matang, ia baru saja menyandang status duda.
Kecelakaan yang terjadi beberapa tahun silam, membuat dirinya dinyatakan lumpuh. Ia harus hidup dan bergantung pada sebuah kursi roda. Tidak hanya itu, aset kebanggaan miliknya juga ikut mengalami gangguan yang cukup fatal.
“Ini sudah malam, lebih baik kita pulang sekarang, Tuan.” ucap seorang pria yang tak lain adalah Theo, asisten pribadi Abian. Yang kemanapun pria itu pergi, Theo selalu mengikutinya.
“Apa kalian tidak ingin minum bersamaku?” Mike mengangkat gelasnya dan tersenyum tipis seraya menyugar rambutnya ke belakang. “Aku akan memesan wanita untuk kalian berdua, bagaimana?” ucap Mike yang sejak tadi bersama dengan dua orang wanita di sisi kanan dan kirinya.
“Tuan Mike, bisakah anda tidak memancing Tuan Abian? Beliau baru saja putus cinta.” Theo melirik tajam Mike yang sengaja memancing Abian untuk melakukan sesuatu di luar keinginannya.
Meski Theo tahu, sampai kapanpun tuannya itu tidak akan pernah tertarik dan terpancing dengan ucapan Mike.
“Aku sama sekali tidak memancingnya bodoh! Hanya sedikit membantunya, siapa tahu ‘kan benda pusaka nya yang sudah lama tertidur itu bisa bangun sendiri.” Mike tersenyum tipis. Ia berdiri lalu menarik lengan sahabat Abian. “Benar ‘kan ucapanku?”
Theo memutar bola mata malas. Kenapa tuannya bisa punya sahabat yang sedikit gila seperti Mike yang doyan main wanita? Apa dia tidak takut terkena penyakit ke la min?
“Kalau anda menolak untuk ikut saya pulang, maka tuan besar yang akan datang menjemput anda, Tuan.” ancam Theo.
“Jangan mulai mengancamku lagi Theo! Kamu itu sekretarisku, aku yang membayarmu kenapa kamu malah berpihak pada Papa? Lagipula aku masih ingin berada di sini sebentar.” Abian menundukkan wajahnya. “Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan pada mereka, saat tahu aku bercerai dengan istriku di malam pertama. Benar-benar menyedihkan.”
Mark dan Theo saling menatap lalu mendekati Abian dan berusaha menghiburnya. Mereka seakan bisa merasakan apa yang sedang pria itu rasakan saat ini.
“Sudahlah, lebih baik kamu pulang dan tenangkan dirimu sobat! Jika butuh bantuan atau apapun itu, kamu bisa menghubungiku.” Mike mengkode Theo agar segera membawa Abian pergi dari sana.
*******
*******
Selama berada di dalam perjalanan, Abian masih saja diam tanpa bicara sepatah katapun. Membuat Theo jadi merasa bersalah karena sudah bicara kasar seperti tadi.
“Tuan, apa anda ingin pergi ke suatu tempat sebelum pulang?” tanya Theo seraya melirik Abian dari kaca spion bagian depan. “Saya tahu tempat yang bisa membuat anda tenang.”
“Tidak perlu. Aku ingin pulang dan beristirahat.” jawab Abian. Ia kembali murung dan memanyunkan wajahnya. Sepertinya Abian memang sedang benar-benar galau.
Mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah taman bermain. Cukup sepi karena semua pengunjung sudah pulang dan tempat itu ditutup.
“Kenapa kamu malah mengajakku kemari? Apa kamu berniat kencan dengan kekasihmu?” sorot mata tajam Abian mengedar dan berkeliling ke arah sekitar.
Tempat itu terlihat begitu sempurna dan cocok untuk sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara.
Abian menghela nafas kasar. Lagi-lagi ingatannya tertuju pada Sandra, wanita yang baru saja ia nikahi pagi tadi.
“Sepertinya aku salah karena membawa tuan Abian kemari.” gumam Theo dalam hati. Lalu mendorong kursi rodanya dan membawa pria itu jalan-jalan sebentar untuk mencari angin.
Brugh!
Tiba-tiba saja seorang gadis yang entah darimana asalnya, jatuh begitu saja tepat di pangkuan Abian. Membuat Theo langsung reflek dan berniat mendorongnya, namun ditahan oleh tuannya.
“Maaf, maafkan saya Tuabn.” ucap gadis itu yang masih menundukkan kepala tanpa berani mendongak. “Tadi ada beberapa orang yang mengejar saja jadi--”
Kalimat gadis itu terhenti. Ia melirik tangan kananya yang ternyata sudah mendarat dengan mulus di sela paha Abian. “Oh astaga! Apa yang sedang aku sentuh ini?” gumamnya.
Ingin rasanya, ia menjerit saat itu juga. Tetapi ia tahan mati-matian dan berpura-pura jika tidak pernah menyentuhnya.
“Mau sampai kapan kamu duduk di pangkuanku, Nona?” suara serak milik Abian mampu membuat bulu kuduk gadis itu berdiri. Dan dengan cepat gadis itu menyingkirkan tangannya lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.
“Hei, Nona anda mau kemana? Dasar tidak sopan!” teriak Theo. Tatapannya kini beralih pada Abian yang sepertinya sedang menahan sesuatu. “Anda tidak apa-apa ‘kan, Tuan?” tanya Theo dengan raut wajah khawatir saat melihat wajah Abian memerah seperti kepiting rebus.
“Bawa aku pulang, Theo!” pinta Abian dengan suara tertahan.
“Baik Tuan!” Theo mendorong kursi roda Abian dan membawa pria itu pergi dari sana secepat mungkin.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Aidah Djafar
lgsg favorite 👍
ayahnya Bara Alfredo nih 🤔😇😍
2024-03-05
1
Mamah Alfa
kayaknya ada yng tegang..tp bukan tiang listrik/Joyful//Joyful//Joyful/
2024-02-17
0
Lalu Fikri
iwiwuwhwhwhwu
2024-01-24
0