“Terima kasih, Pak,” ucap Anaya pada supir yang sudah mengantarnya. Setelah meminta izin pada Abian melalui Theo untuk pergi ke rumahnya, Anaya langsung diantar oleh seorang supir atas perintah dari Abian.
Pria itu tidak mau mertuanya berpikir macam-macam karena istrinya pergi berkunjung tanpa ditemani olehnya. Jika saja hari ini dia tidak sibuk, mungkin akan bersedia menemani Anaya.
“Sama-sama, Non. Nanti kalau sudah mau pulang, Non Anaya bisa telpon saya saja,” ucap supir tersebut dan diangguki oleh Anaya, lalu pergi meninggalkan kediaman Alfredo begitu saja karena harus menjemput seseorang.
Anaya menghela nafas panjang dan menghembuskannya. Ia berharap kedatangannya kemarin tidak memancing emosi Vania yang selalu sinis saat melihatnya.
“Semoga saja mereka semua tidak ada di rumah. Aku hanya harus mengambil pakaian dan barang-barang ku lalu pergi dari sini.”
Anaya sudah berada di depan pintu masuk, dengan perlahan ia mendorong pintu tersebut. Namun, tiba-tiba saja sebuah pot bunga melayang begitu saja dan hampir mengenai wajahnya. Untungnya Anaya berhasil menghindar.
“Dasar anak nakal! Kenapa kamu bisa hamil tanpa tahu siapa pria yang sudah menghamili mu hah?!” teriak Vania dengan emosi yang menggebu-gebu. Wanita itu tidak menyangka jika kebebasan yang ia berikan untuk Amara malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
“Amara ga tahu Bu, siapa yang sudah menghamili Amara. Saat bangun, Amara sudah di dalam kamar hotel dan–”
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Amara dan kali ini bukan Vania yang melakukannya tapi Sandra, kakak kandung Amara.
“Bikin malu saja! Jika tahu begini, lebih baik kamu ga usah jadi model mengikuti jejakku, Amara! Apa kata teman-temanku kalau tahu adikku hamil tanpa suami?!” teriak Sandra. Ia meluapkan emosi dan kekesalannya itu pada Amara.
Drama rumah tangganya dengan Kenzo, sang suami belum selesai. Dan saat pulang ke rumah keluarga Alfredo, ia malah mendengar adiknya hamil. Ya, setelah sekian lama Sandra menghilang, ia pulang dan berniat untuk liburan di rumah Ibunya karena suntuk dengan pekerjaan dan juga masalah rumah tangganya.
Siapa sangka, kepulangannya ke rumah malah membuatnya bertambah pusing. Ditambah lagi mendengar kabar mengejutkan dari Amara. Kehamilan yang selama ini Sandra tunggu, karena keluarga besar suaminya menginginkan seorang keturunan.
Selama hampir dua tahun menjalin hubungan dan satu bulan menikah dengan Kenzo, sampai sekarang Sandra belum diberikan kepercayaan memiliki bayi.
Sebelum menikah dengan Abian, sandra memang sudah memiliki hubungan gelap dengan Kenzo. Bahkan keluarga Kenzo pun sudah tahu. Hanya saja waktu itu hubungan mereka sebatas partner di atas ranjang. Karena saat itu Kenzo menjabat sebagai atasannya di tempatnya bekerja.
Sandra mengira kalau Kenzo adalah pria kaya yang memiliki segalanya.
Pemikirannya berubah saat bertemu Abian, ia menduakan Kenzo diam-diam dan merayu Abian agar mau menikah dengannya. Tapi mendengar pengakuan di malam pertamanya kalau Abian impoten, Sandra berpikir dua kali untuk melanjutkan hubungan dengan pria itu.
“Sini kamu!” Sandra yang kembali emosi, mengangkat kedua tangannya, berniat memukul Amara. Namun, sudah dihalangi terlebih dulu oleh seseorang.
“Cukup Kak! Apa yang Kakak lakukan!” pekik Anaya yang tak terima melihat Amara diperlakukan seperti itu oleh Sandra.
Meski selama ini Amara tidak pernah bersikap baik padanya, tetap saja Anaya menyayanginya seperti kakak kandungnya sendiri. “Semua bisa dibicarakan baik-baik tanpa menggunakan kekerasan ‘kan?”
“Apa yang kamu tahu tentang masalah keluarga kami Anaya!” Sandra menepis tangan Anaya lalu mendorong gadis itu hingga kepalanya terbentur sudut meja yang tidak jauh dari sana.
“Shh…” ringis Anaya menahan sakit.
“Kamu hanyalah orang luar yang ga penting di keluarga kami!”
Anaya mengepalkan tangannya erat mendengar ucapan Sandra. Jadi selama ini Sandra juga tahu kebenaran kalau dirinya bukan anak kandung Vania? Lalu kenapa tidak ada yang memberitahunya sama sekali?
“Aku dengar kamu sudah menikah dengan keluarga konglomerat. Selamat ya adikku tercinta.” Sandra tersenyum miring menarik kuat rambut Anaya hingga gadis itu bangkit dan berdiri sejajar dengannya.
“Lepas Kak, sakit…”
“Bagaimana rasanya menjadi istri orang kaya dan memiliki segalanya, hum?” tanya Sandra seraya mengapit dagu Anaya.
Ia tidak suka kalau Anaya menikah dengan orang kaya. Bukankah itu artinya kedudukan statusnya sekarang sama dengan Anaya. Dan bahkan dirinyalah yang sekarang lebih rendah dari gadis itu.
Dengan kasar, ia kembali mendorong Anaya ke lantai. Lalu mengambil sapu dan memukulnya. Tidak hanya sekali tapi berulang kali.
“Ampun Kak…”
“Ga ada ampun buat kamu Anaya!” geram Sandra.
Sandra yakin kalau Anaya menikah dengan Gavian, adik kandung mantan suaminya. Karena tidak mungkin Abian yang menikah dengan Anaya. Karena Sandra tahu Abian sangat mencintainya dan tidak akan pernah berpaling darinya.
Sedangkan Vania, wanita hanya diam saja melihat Anaya diperlakukan seperti itu oleh Sandra. Ia malah menghampiri Amara menangis sesegukan dan bersimpuh di lantai.
“Apa-apaan ini?!” teriak Mario. Pria paruh baya itu terpaksa kembali ke rumah karena lupa membawa berkas pentingnya.
“A-ayah?!” Sandra langsung melempar sapu yang berada di tangan kanannya dan berpura-pura membantu Anaya untuk berdiri. “Tadi Anaya jatuh Yah, jadi aku berniat untuk membantunya,” bohongnya seraya menatap tajam Anaya, agar gadis itu mengiyakan ucapannya.
“Apa benar yang Kakak kamu ucapkan sayang?” tanya Mario, berjalan menghampiri Anaya dan memapah gadis itu.
Anaya mengangguk dengan tubuh bergetar. Pukulan Sandra membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu dan sepertinya memar.
“Kita ke dokter ya sayang,” ucap Mario tidak tega melihat keadaan Anaya yang sepertinya tidak baik-baik saja. Bahkan Mario seakan tak memperdulikan istri dan anaknya yang lain.
Baru beberapa hari berpisah dengan Anaya membuatnya merindukan putri bungsunya tersebut. Meski selama ini Mario terkesan acuh dan masa bodoh padanya. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi Anaya.
“Ga usah Yah. Naya baik-baik aja kok,” jawabnya. “Naya cuma mau ambil barang-barang Naya aja terus pulang. Ga enak kalau lama-lama disini, nanti suami Naya nyariin.”
“Ya sudah, kamu ambil barang-barang kamu sekarang nanti Ayah antar pulang,” ucap Mario.
“Iya Yah.”
Mereka berdua menaiki anak tangga. Mengabaikan Vania, Sandra dan juga Amara yang menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Ingat jangan sampai Ayah tahu kalau kamu hamil. Bisa-bisa kamu diusir dari rumah ini!” ucap Vania pada Amara.
“Tapi Bu–”
“Ga ada tapi-tapian! Nanti Ibu akan menyuruh seseorang untuk mencari siapa yang sudah menghamili kamu!” Vania meraih ponselnya, bermaksud untuk menghubungi orang kepercayaannya.
“Ga perlu repot-repot Bu. Tinggal gugurkan saja bayi nya daripada cuma jadi aib!” sahut Sandra, lalu menyambar tas nya dan memilih pergi dari kediaman Alfredo.
Bersambung... Jangan lupa tinggalkan like dan komennya kak, supaya aku semangat up🥰 Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
sherly
bodoh dipelihara nih si anaya
2024-05-16
1
sherly
jd Sandra tu anak Vania juga wow kebetulan yg sangat disengaja
2024-05-16
0
Ayuna Kamelia
masa ortu abian gatau klo sandra anak mario luna
trs malah mau ngejodohin anak mario sm luna dg abian
duhhh bingung thor
trs mario luna masa gatau klo abian mantan suami sandra
2024-01-20
3