Bab 2 Anaya Anderson

“Aku tidak mau, Ayah!” ucap seorang gadis yang berdiri dari duduknya, terlihat raut wajah kecewa pada ketiga orang yang berada di hadapannya.

Namanya Anaya Anderson, gadis berusia sembilan belas tahun yang baru saja masuk universitas terkenal di kota. Ia harus menelan pil pahit saat mendengar permintaan keduanya yang meminta dirinya untuk menggantikan sang kakak menikah.

Bagaimana tidak kecewa, impiannya untuk menjadi seorang dokter pupus sudah. Sedangkan kakaknya, lebih memilih fokus di dunia modeling daripada menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai.

“Kamu harus mau Nay, demi aku,” Amara menggenggam erat tangan gadis itu. Ia mulai mengeluarkan jurus andalannya, yang berpura-pura sedih untuk menarik perhatian adiknya.

Karena, jika ia menerima perjodohan bodoh ini, bisa dipastikan karirnya di dunia modeling akan hancur. Ditambah lagi dirinya adalah salah satu model yang baru saja naik daun.

“Kenapa harus aku Kak? Aku juga ingin mengejar cita-citaku sebagai dokter!” ucap Anaya dengan sendu, matanya berkaca-kaca menahan tangis yang sudah ia tahan sejak tadi.

Vania dan Mario hanya bisa diam dan menghela nafas panjang, menatap bergantian kedua putrinya. Mereka juga tidak bisa berbuat apapun, selain menyetujui permintaan Amara.

Perjodohan itu sebenarnya sudah diatur saat mereka masih kecil sebelum kakeknya meninggal. Karena sebuah hutang budi di masa lalu, mereka terpaksa menerima perjodohan ini dan mengorbankan salah satu putrinya.

“Naya masih ingin kuliah dan mengejar mimpi Naya, Yah. Naya janji setelah Naya sukses nanti, Naya akan membalas semua jasa kalian karena selama ini sudah membiayai sekolah Naya,” ucap Anaya berlutut di hadapan Vania dan Mario. Berharap agar mereka mau membatalkan perjodohan ini.

Namun serempak keduanya menggeleng pelan. Membuat gadis itu menunduk lemas merenungi nasibnya yang buruk.

“Kamu itu akan menikah, bukan pergi ke medan perang Naya!” sarkas Vania menatap tajam Anaya. “Lagipula, kakakmu sudah jelas bekerja sebagai model, sedangkan kamu? Masih belum jelas akan kemana setelah lulus kuliah! Hanya menghamburkan uang saja!” ketusnya.

Anaya terdiam mematung mendengar ucapan Vania yang begitu menusuk hatinya. Dadanya terasa sesak, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya mulai berjatuhan membasahi pipi.

Berbeda dengan Amara, gadis itu tersenyum lega. Karena sejak tadi Vania terus membelanya tanpa memojokkannya sedikitpun. Akhirnya bukan dia yang akan menikah dan menjadi suami seorang Abian Alfredo, pria lumpuh yang rumornya memiliki sikap dingin dan kejam. Melainkan Anaya, adiknya.

“Pernikahan kalian akan dilakukan satu minggu lagi, jadi Ayah harap kamu tidak kabur dan membuat keluarga kita malu,” ucap Mario. Ia kemudian beranjak untuk menghubungi seseorang. Bermaksud memberi kabar pada keluarga Alfredo kalau salah putrinya bersedia menikah dengan Abian.

“Kalian keterlaluan, kenapa mengambil keputusan seenaknya seperti ini tanpa meminta persetujuan dariku?!” ucap Anaya dengan tangan terkepal erat, lalu beranjak dan pergi dari sana.

“Naya mau kemana kamu malam-malam begini?!” teriak Mario berusaha mencegah putrinya karena takut jika Naya akan berbuat nekat.

“Putrimu itu tidak akan pernah kabur kemanapun, Yah! Dia mau kemana tanpa uang?” sahut Vania, melirik Mario sekilas. Ia langsung menghampiri Amara, memberikan tisu pada gadis yang sedang sedih itu.

“Bagaimana kalau Naya menolaknya, Bu? Aku tidak mau ya menikah dengan si cacat itu,” ucap Amara, mengadu pada Ibunya.

Vania mengusap kepala putrinya seraya berbisik lirih. “Tenang saja, Naya akan tetap menikah dengan Abian. Dan kamu bisa bebas mengejar cita-citamu sebagai model. Tapi ingat jangan lupakan Ibu saat kamu sukses nanti.”

Amara mengangguk senang mendengar ucapan Vania.

******

******

Anaya saat ini sedang berada di tepi danau yang terletak cukup jauh dari rumahnya. Ia selalu  pergi kesana ketika suasana hatinya sedang buruk.

Biasanya tempat ini selalu ramai pengunjung. Tapi karena cuaca yang kurang bersahabat, jadi terlihat sepi. Kebetulan hujan juga turun begitu lebat.

Anaya sama sekali tidak memperdulikan itu, ia malah bersandar di salah satu tembok pembatas dan mendongak ke atas langit. Ia memejamkan matanya erat, tanpa di sadari butiran-butiran bening kembali menetes dari kedua sudut matanya namun tak terlihat bersamaan dengan air hujan yang jatuh membasahi pipi.

Gadis itu merenung. Entah apa kesalahannya di masa lalu, sampai takdir tak pernah berpihak padanya.

Sejak dulu Vania dan Mario selalu memanjakan Amara. Bahkan sampai sekarang, mereka berdua selalu mengacuhkan Anaya. Seakan menganggap jika dirinya tidak pernah ada.

Bahkan ia sempat berpikir, mungkin lebih baik jika dirinya tidak pernah lahir ke dunia. Karena selama ini tidak ada tempat untuknya bersandar dan juga berkeluh kesah.

“Aku membenci takdirmu! Aku benci!” Anaya berteriak dan terus mengucapkan kalimat yang sama berulang kali. Tanpa peduli kalau sekarang tubuhnya sudah basah kuyup. Ia hanya ingin meluapkan kekesalan dan isi hatinya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat seseorang yang sedang duduk di atas kursi roda. Pria dengan rahang tegas dan sorot mata tajam, melirik sekilas ke arahnya kemudian menikmati kembali suara rintik hujan yang semakin deras berjatuhan.

“Tuan, sebaiknya kita pulang. Sudah hampir satu jam anda berada disini. Saya tidak mau alergi dingin anda kambuh lagi.”

Abian hanya diam dan mengangguk. Semenjak duduk di kursi roda, ia sering sakit-sakitan. Rasanya benar-benar memuakkan.

“Apa gadis kecil itu gila Theo? Sejak tadi dia terus berteriak di tengah hujan.” kedua manik mata Abian terus tertuju pada Anaya, gadis kecil yang berdiri di pinggir pembatas.

Hanya saja, Abian tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena posisi Anaya yang membelakanginya.

Theo reflek menoleh tapi tidak melihat siapapun di sana.

“Gadis mana yang anda maksud Tuan? Tidak ada siapapun di sana. Atau mungkin saja anda salah lihat.” jawab Theo. Meyakinkan Abian kalau memang tidak gadis seperti yang disebutkan olehnya.

“Aneh. Aku tadi melihatnya dan gadis itu sangat tidak asing di mataku,” gumam Abian namun hanya dalam hati. “Kalau begitu kita kembali sekarang. Tapi jangan katakan pada mereka kalau aku baru saja datang kemari,” perintah Abian dengan ekspresi wajah datar dan dinginnya.

“Tentu Tuan.” Theo membawa Abian pergi dari sana, menuju ke mobil dan diikuti oleh beberapa orang anak buahnya yang mengiringi mereka dengan payung.

Gebrugh!

Baru saja Abian hendak masuk, terdengar suara seseorang menabrak mobil bagian belakang.

“Aw!” gadis itu memekik menahan sakit. Ia terjatuh bersamaan dengan sepeda yang ia kendarai. Namun sesaat kemudian ia tersadar kalau sudah menabrak sebuah mobil.

Theo berbalik untuk memeriksa suara apa yang baru saja di dengarnya. Matanya langsung mendelik saat melihat sisi kanan mobil lecet.

“Nona, apa kamu lakukan? Kamu sengaja menabrakkan diri ‘kan?!” hardik Theo pada gadis yang terus menunduk sejak tadi.

Anaya menggelengkan kepalanya, “saya benar-benar tidak sengaja Tuan. Padahal tadi tidak ada benda ini disini bagaimana sekarang--”

“Cukup Nona! Anda harus mengganti rugi dan jangan mencoba untuk lari dari tanggung jawab!” potong Theo.

Namun, sesaat kemudian Theo segera menoleh saat mendengar Abien memanggil namanya dan menyuruhnya untuk mengabaikan gadis itu.

“Jangan buang-buang waktuku yang berharga untuk meladeni bocah miskin seperti dia,” ketus Abian tanpa menatap ke arah Anaya sedikitpun.

“A-apa kamu bilang? Bocah miskin?!” Anaya yang tak terima mendengar ucapan Abian, langsung berkacak pinggang dan menatap tajam pada pria di balik kaca hitam itu.

“Theo!”

“Baik, Tuan.” Theo segera menuruti perintah Abian.

“Ingat, urusan kita belum selesai Nona bocah.” Theo menyeringai tipis dan menutup pintu mobilnya, meninggalkan Anaya yang masih menganga dengan wajah polosnya.

“Nona bocah? Asal kalian tahu, aku ini sudah sembilan belas tahun kurang satu hari!” teriak Anaya tak terima.

Byurr!

Mobilnya yang dikendarai anak buah Abien melaju begitu saja, melewati genangan lubang air yang tepat mengenai wajah Anaya.

“Yak! Apa kalian bisa menyetir hah?!” teriaknya kesal. “Awas saja kalau aku bertemu lagi dengan mereka lagi.” Anaya membenarkan posisi sepedanya dan berlalu dari sana.

Disisi lain, sejak tadi Abian menatap keluar jendela dengan senyuman yang terus mengembang dari sudut bibirnya. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan saat ini.

“Apa anda sedang bahagia malam ini, Tuan?” tanya Theo.

“Apa kamu masih ingat gadis yang kita temui di taman hiburan kemarin malam, Theo?” bukannya menjawab pertanyaan dari Theo, Abian malah balik bertanya padanya.

Tentu saja Theo langsung menggelengkan kepalanya karena malam itu dia sama sekali tidak melihat wajah gadis itu dengan jelas. Karena malam yang sudah semakin larut.

“Memangnya ada hubungan apa anda dengan gadis itu, Tuan?”

“Dia adalah gadis yang berhasil membangunkan milikku,” ucap Abian.

“What? Anda bahkan baru pertama kali bertemu dengannya. Bagaimana bisa--”

“Ya, tapi memang itu kenyataannya, bodoh!” potong Abian. Mencoba mengingat kembali wajah gadis yang sudah berhasil membangkitkan gairahnya itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

hmmm

2024-05-16

0

Evy

Evy

baru kemarin malam cerai.eh sudah mau nikah lagi...cepat banget Thor...

2024-05-03

0

Ezhi Alfarizy

Ezhi Alfarizy

kok bisa.cums ngeliat doang dh bangun tuh uler

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Abian Alfredo
2 Bab 2 Anaya Anderson
3 Bab 3 Duda Perjaka
4 Bab 4 Pertemuan kedua keluarga
5 Bab 5 Kenyataan Pahit
6 Bab 6 Sah Menjadi Suami Dan Istri
7 Bab 7 Tidur Terpisah
8 Bab 8 Selamat Malam Suamiku
9 Bab 9 Kembali Berdiri?
10 Bab 10 Kewajiban Seorang Istri
11 Bab 11 Pura-Pura Tidur
12 Bab 12 Mandikan Aku!
13 Bab 13 Amara Hamil?
14 Bab 14 Salah Minum Obat?
15 Bab 15 Demam
16 Bab 16 Pergi Ke Dokter
17 Bab 17 Cemburu?
18 Bab 18 Panggilan Sayang
19 Bab 19 Mulai Dari Awal
20 Bab 20 Masa Lalu
21 Bab 21 Meminta Hak?
22 Bab 22 Belum Siap!
23 Bab 23 Panggil Aku ‘Sayang’
24 Bab 24 Selalu salah
25 Bab 25 Kapan Mau Ngasih Cucu?
26 Bab 26 Belalai Gajah!
27 Bab 27 Malam Pertama!
28 Bab 28 Wanita Gatal!
29 Bab 29 Kedatangan Dion
30 Bab 30 Tanggung Jawab
31 Bab 31 Menggigit
32 Bab 32 Hampir Terbongkar
33 Bab 33 Abian sudah tahu semuanya
34 Bab 34 Pembuat Onar Kembali
35 Bab 35 Anaya Ngambek
36 Bab 36 Dasar bucin
37 Bab 37 Kehancuran Vania
38 Bab 38 Layani Aku Dulu
39 Bab 39 Salah Paham
40 Bab 40 Satu Milyar
41 Bab 41 Syarat Supaya Bisa Menikah
42 Bab 42 Kebelet
43 Bab 43 Adik Kandung Aku
44 Bab 44 Dua Cucu
45 Bab 45 Ke Rumah Sakit
46 Bab 46 Keras Kepala
47 Bab 47 Jantung berdebar-debar
48 Bab 48 Kenyataan
49 Bab 49 Membusuk Di Penjara!
50 Bab 50 Adik Ipar Kurang Ajar!
51 Bab 51 Haram Untuk di Sentuh
52 Bab 52 Hadiah
53 Bab 53 Aku Mencintaimu
54 Promo Novel Baru "My Sexy Wife"
55 Promo Novel Baru "Istri Kecilku Yang Nakal"
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Abian Alfredo
2
Bab 2 Anaya Anderson
3
Bab 3 Duda Perjaka
4
Bab 4 Pertemuan kedua keluarga
5
Bab 5 Kenyataan Pahit
6
Bab 6 Sah Menjadi Suami Dan Istri
7
Bab 7 Tidur Terpisah
8
Bab 8 Selamat Malam Suamiku
9
Bab 9 Kembali Berdiri?
10
Bab 10 Kewajiban Seorang Istri
11
Bab 11 Pura-Pura Tidur
12
Bab 12 Mandikan Aku!
13
Bab 13 Amara Hamil?
14
Bab 14 Salah Minum Obat?
15
Bab 15 Demam
16
Bab 16 Pergi Ke Dokter
17
Bab 17 Cemburu?
18
Bab 18 Panggilan Sayang
19
Bab 19 Mulai Dari Awal
20
Bab 20 Masa Lalu
21
Bab 21 Meminta Hak?
22
Bab 22 Belum Siap!
23
Bab 23 Panggil Aku ‘Sayang’
24
Bab 24 Selalu salah
25
Bab 25 Kapan Mau Ngasih Cucu?
26
Bab 26 Belalai Gajah!
27
Bab 27 Malam Pertama!
28
Bab 28 Wanita Gatal!
29
Bab 29 Kedatangan Dion
30
Bab 30 Tanggung Jawab
31
Bab 31 Menggigit
32
Bab 32 Hampir Terbongkar
33
Bab 33 Abian sudah tahu semuanya
34
Bab 34 Pembuat Onar Kembali
35
Bab 35 Anaya Ngambek
36
Bab 36 Dasar bucin
37
Bab 37 Kehancuran Vania
38
Bab 38 Layani Aku Dulu
39
Bab 39 Salah Paham
40
Bab 40 Satu Milyar
41
Bab 41 Syarat Supaya Bisa Menikah
42
Bab 42 Kebelet
43
Bab 43 Adik Kandung Aku
44
Bab 44 Dua Cucu
45
Bab 45 Ke Rumah Sakit
46
Bab 46 Keras Kepala
47
Bab 47 Jantung berdebar-debar
48
Bab 48 Kenyataan
49
Bab 49 Membusuk Di Penjara!
50
Bab 50 Adik Ipar Kurang Ajar!
51
Bab 51 Haram Untuk di Sentuh
52
Bab 52 Hadiah
53
Bab 53 Aku Mencintaimu
54
Promo Novel Baru "My Sexy Wife"
55
Promo Novel Baru "Istri Kecilku Yang Nakal"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!