2 hari kemudian, akhirnya Kevin sampai juga di Inggris, ia dijemput staff hotel di bandara.
"Selamat datang tuan Pranadja." sapa Petter.
"Kevin saja, anda siapa?" tanya Kevin.
"Aku Petter, HRD Novotel tuan." jawabnya.
"Apa aku tak penting bagi Novotel disini, mengapa hanya HRD yang menyambutku." ujar Kevin sombong.
Petter bergeming, ia sudah tahu seperti apa Kevin Pranadja yang diceritakan oleh CEO mereka. "Maaf tuan, mereka semua menunggu anda di Novotel." ujar Petter.
"Aku tak mau naik mobilmu, aku akan menyewa Limosin. Sambutanmu tak sebanding dengan jabatanku sebagai pemilik Novotel." kata Kevin keras kepala.
"Maaf tuan, anda tidak bisa melakukan ini. Jika anda tak pulang bersamaku maka pak Presdir melarang anda masuk Novotel." jawab Petter.
"Jadi papi mengancamku, bisa bisanya setelah membuangku kemari, ia masih juga ingin aku menderita." pikir Kevin.
Dengan terpaksa Kevin masuk ke dalam mobil Petter. Petter hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia harus menghadapi pria arogan seperti Kevin. Padahal ayahnya tak memiliki sikap seperti ini, ayahnya hanya ingin disekitarnya bersih tapi sikapnya tak arogan seperti putra sulungnya.
Sepanjang perjalanan, Kevin terus membuang wajahnya ke luar jendela mobil, ia menatap kota Inggris yang dilewatinya. Perutnya sangat lapar, ia tak harus berhenti di sebuah mini market.
"Berapa lama kita akan sampai?" tanya Kevin.
Karena Kevin memang tak pernah mau ikut ke Inggris selama ini.
"Sekitar 2 jam tuan." jawab Petter.
"Cari mini market terdekat, aku ingin membeli sesuatu." pinta Kevin.
"Baik tuan." kata Petter.
Satu jam perjalanan, mereka baru menemukan mini market. Petter menepikan mobilnya disana. Kevin keluar dan langsung masuk ke dalam mini market, ia mencari makanan yang bisa ia makan untuk 1 jam perjalanan tersisa. Dan akhirnya ia menemukannya, sebuah sandwich. Ya hanya tinggal satu buah.
Saat ia ingin mengambilnya, sandwich itu diambil lebih dulu oleh seorang wanita.
"Hei... itu milikku." bentak Kevin.
Wanita itu tak lain adalah Veronica. "Apa anda berbicara denganku?"
"Siapa lagi." jawab Kevin seraya merebut sandwich itu dari tangan Veronica.
"Yeah... Mengapa kau mengambil sandwich ku." teriak Veronica.
"Aku yang lebih dulu melihatnya dan ingin membelinya nona." jawab Kevin.
"Kembalikan...Aku yang lebih dulu mengambilnya." bentak Veronica.
Kevin tersenyum licik. "Ambilah jika kau bisa." ujarnya seraya menaikkan sandwich itu lebih tinggi.
Veronica tak kehabisan akal, ia seketika menginjak kaki Kevin dengan keras. Pria itu seketika menjerit kesakitan, dan Veronica berhasil mengambil sandwich itu dari tangan Kevin.
"Dasar pria gila." ujarnya seraya menuju kasir.
Kevin tidak tinggal diam, ia mengejar wanita itu. "Aku pemiliknya." ujar Kevin.
"Apa sih maumu? Mengapa kau tak mau mengalah pada wanita?" tanya Veronica.
"Tak ada dalam kamusku untuk mengalah pada siapapun." bentak Kevin.
Kasir kebingungan mendengar perdebatan mereka. "Maaf tuan, nona... bisakah kalian tak bertengkar. Masih ada yang mengantri di belakang kalian." ujarnya.
"Cepat hitung, aku akan terlambat bekerja." ujar Veronica.
"Tidak untuk sandwich itu." ujar Kevin keras kepala.
Dan saat Veronica mulai ingin mendebatnya lagi, suara perut Kevin berbunyi. Bukan hanya Veronica yang mendengar, semua pelanggan mini market dan kasir mendengarnya. Suara gelak tawa akhirnya keluar. Wajah Kevin berubah menjadi merah, antara malu dan menahan amarahnya. Ia seketika mengumpat dan keluar dari mini market.
Veronica segera mengejarnya. "Tunggu tuan, apakah anda sangat lapar. Ini aku berikan gratis." ujarnya.
Kevin berhenti dan berbalik menatapnya tajam. "Kau mengejekku atau menghinaku." bentaknya.
"Aku tak bermaksud..." tapi ucapan Veronica berhenti karena pria itu sudah pergi meninggalkannya.
*****
Petter kebingungan saat Kevin masuk ke mobilnya tanpa membawa apapun, ia tak berani bertanya karena wajah pria itu seperti singa kelaparan. Sangat menakutkan bagi Petter. Umpatan demi umpatan terdengar dari mulut Kevin.
"Tak bisakah kau lebih cepat." bentak Kevin.
"Maaf tuan, kami memiliki standar kecepatan jika tidak ingin kena tilang." jawab Petter.
"Persetan dengan semua itu, aku sudah lelah. Aku ingin segera sampai." jawab Kevin.
Petter menghela nafasnya, ia menambah kecepatan mobilnya sedikit. Satu jam kemudian, mereka sampai di Novotel. Benar kata Petter, mereka semua menunggu kedatangannya. Petter membukakan pintu mobil untuk Kevin. Pria itu keluar, semuanya menyambutnya termasuk Michael.
"Selamat datang tuan Pranadja." sapa Michael.
"Kevin, dan siapa kau?" tanya Kevin.
"Aku CEO Novotel ini tuan Kevin. Namaku..."
"Aku sudah tahu." potong Kevin. Ia memang tak pernah bertemu mereka, tapi ia tahu siapa nama nama pimpinan Novotel Inggris. "Dan tidak lagi saat aku disini, kau tak bisa menjadi CEO lagi." sambungnya.
"Maaf..." ujar Michael tak mengerti.
Kevin berhenti dan menghadapinya. "Akulah CEO nya sebelum menjadi Presdir menggantikan ayahku." jawabnya angkuh.
Michael tersenyum, tapi ia tak mau berdebat sebelum mereka sampai di kamar Kevin. Seorang office boy melakukan kesalahan saat ia melewatinya, pria itu menumpahkan air pel.
"Pecat pria itu." perintah Kevin.
"Maaf tuan Kevin, anda tak bisa memecat karyawan disini." jawab Michael.
"Kenapa aku tak bisa, aku pemilik hotel ini." jawabnya arogan.
Michael menghela nafasnya, ia tak bisa menahan lidahnya lagi. "Anda tak bisa memecatnya karena anda hanya seorang manager hotel disini."
Seketika Kevin menatapnya tajam. "Kau sudah gila, bagaimana pemilik hotel hanya seorang manager." bentaknya.
"Maaf tuan, ini perintah pak Presdir." jawab Michael.
Kevin terbelalak, lagi lagi ayahnya sudah mengatur semuanya. Ia melangkahkan kakinya lagi dengan kesal menuju lift. Ia menahan pintu lift. "Kamar berapa aku tinggal?" tanyanya.
"Lantai 18, kamar 1303." jawab Michael.
"Bawakan makanan untukku, dan jangan ikuti aku." perintah Kevin seraya menutup pintu lift.
Michael dan yang lainnya menghela nafas mereka. Inilah sosok pria yang dikirimkan pak Presdir ke Inggris.
Kevin menemukan kamarnya, disana sudah ada bellboy yang menunggunya dengan barang bawaannya dari Indonesia. Pelayan kamar itu menyerahkan kartu pintu kamar pada Kevin dengan takut. Kevin mengambilnya dengan kasar dan membuka pintu kamar itu, ia menarik barangnya dan langsung menutup pintu kamar itu dengan kasar tanpa mengucapkan terima kasih sedikit pun.
Dengan kesal Kevin mengambil ponselnya, dan menghubungi orang tuanya.
"Kev, kau sudah sampai nak." jawab Amora.
"Aku sudah sampai di neraka ini mi, mengapa kalian melakukan ini padaku." jawab Kevin kasar.
"Apa maksudmu sayang, mengapa kau sangat marah?" tanya Amora karena memang tak mengerti.
"Mami benar benar tak tahu apa hanya berpura pura. Aku dijemput dengan seorang karyawan biasa dengan mobil jeleknya. Saat aku sampai di Novotel, kenapa aku menjadi manager di hotelku sendiri, bahkan aku tak berhak memecat karyawan yang melakukan kesalahan di depanku. Aku dipermalukan di hotelku sendiri, apa kalian tak cukup membuangku sampai ke Inggris." kata Kevin.
"Papi..." teriak Amora. Sepertinya Dion jauh dari Amora. Tak lama Dion menghampiri istrinya.
"Ada apa sayang, mengapa kau panik?" tanya Dion.
"Apa yang papi lakukan pada putra kita?" tanya Amora.
"Jadi anak nakal itu sudah sampai di Inggris, kemarikan ponselnya." pinta Dion seraya mengambil ponsel istrinya. "Dengarkan papi Kevin, kau papi beri hukuman disana. Berlakulah yang baik sebagai karyawan biasa, semua yang kau miliki papi ambil kembali. Jika kau menginginkan semuanya kembali seperti semula, ubahlah sikap kasar dan aroganmu. Kau anak yang cerdas, kau bukan anak kecil lagi, kau pasti mengerti apa yang papi maksud." ujar Dion seraya menutup ponselnya.
Kevin menatap ponselnya dengan nanar, kemarahannya semakin menjadi. Ia melemparkan ponselnya ke dinding hingga pecah berkeping-keping. Ia bahkan terus mengumpat, karena semuanya menjadi dunia terbalik untuknya.
*****
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Land19
plis deh Vin,.
ikuti apa kata Ema bapa nya .
bukannya ga mau Nerima kamu tapi semuanya udah dipertimbangkan demi kamu sendiri
2024-10-29
0
Athallah Linggar
yg kaya tuh ortu loh kevin,ga usah sok sombong,
2023-01-04
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
makanya jadi anak ya mbok sing nurut gitu lho Vin.. kasihan ortu mu dah tua kamu masih aja bikin mereka teriak" karena ulah mu 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-09-25
0