Reinkarnasi Permaisuri

Reinkarnasi Permaisuri

Bab 1

“ugh”

kepalaku terasa sakit sekali. Cahaya yang menyilaukan menembus gorden putih yang menutup jendela besar nan megah. Aku perlahan membuka mataku, ini bangunan yang megah sekali apa aku masih bermimpi? Terakhir kali aku bekerja lembur satu minggu penuh hingga hari ke tujuh aku mengalami mimisan parah yang tak berhenti. Kepalaku pusing pandanganku buram dan aku merasa telah kehilangan kesadaran, apa aku pingsan? Atau jangan – jangan aku mati? Hah?! Bagaimana tagihanku? Pesangonku? Bukankah kariawan yang meninggal mendapat komisi? Lalu siapa yang mendapatkan uangnya? Aku kan yatim piatu.

Tunggu.... laporanku? Manejer ba*i itu akan memarahiku lagi eh tunggu aku kan sudah mati, hah~ rasakan.. !

dasar manejer ba*i sialan aku sudah mati dan babumu sekarang sudah tidak ada bhhahaha.... kau akan kesulitan sendirian selamat menikmati penderitaanmu!

Hahh~

aku membaringkan tubuhku lagi setelah duduk berpikir keras. Tak kusangka mati juga bisa membuat bahagia begini. Ngomong-ngomong ini kasurnya empuk sekali, baju tidurnya juga sangat nyaman, aku ada di mana? Aku duduk lagi dan melihat sekeliling. Ini seperti di abat pertengahan, apa ini surga? Wahh ini benar- benar megah.

mm hehe (tertawa iblis) apa aku bisa bersenang-senang di sini? Hanya tidur dan makan? Kyaa~ sepertinya menyenangkan. Tapi bagaimana cara aku mendapatkan makanan?

Saat aku sedang berpikir keras tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu

“Permaisuri!!” teriaknya

Astaga! Kaget aku

“ Permaisuri..... anda sudah bangun? Sykurlah, hei yang di sana cepat panggil dokter” teriaknya sambil melihat kearah pintu

Siapa yang dia panggil? Lalu di surga butuh dokter? Lagi pula akukan sudah mati.

Tak lama datanglah pria paruh baya dan beberapa orang yang tampaknya seperti pelayan

“Permaisuri sudah tidak apa-apa, semuanya baik, saat ini beliau hanya perlu beristirahat” ujar pria itu

“ syukurlah Permaisuri, tolong laporkan hal ini pada baginda” ujar wanita yang pertama kali aku temui pagi ini. Semua orang terlihat sibuk, aku tidak seharusnya mengganggu mereka tapi hal ini benar-benar membuatku bingung.

“Anu,.. maaf siapa permaisuri? Dimana dia?” tanyaku pada semua orang, tapi mereka semua tiba-tiba membeku. Apa-apan reaksi mereka ini? Apa aku menanyakan sesuatu yang salah? Mengapa mereka seperti ini?

“ Dokterrrr!! Capat panggil dokter!!!!”

...****************...

Suasana sudah sedikit tenang, akupun sudah mengganti pakaianku dari piama menjadi gaun mewah. Duduk dengan tenang sambil menikmati cemilan dan teh. Damai bukan? Sungguh menyenangkan~

Plaakk

Suara gelas yang aku letakkan dengan paksa di atas meja. Tenang apanya? Bagaimana aku bisa tenang sekarang!!

Beberapa saat yang lalu setelah pelayan memanggil kembali dokter kekaisaran, dokter menyatakan bahwa aku mengalami amnesia akibat benturan kepala setelah kecelakaan. Awalnya dia bilang aku baik-baik saja tapi berberapa saat kemudian dia bilang aku amnesia, bagaimana sih?!

Karena aku masih bingung aku hanya diam saat dokter mengatakan hal itu.

Saat dokter pergi, Anna pelayan pribadiku yang pertama ku temui di dunia ini mengatakan bahwa aku adalah permaisuri dunua ini, dan namaku adalah Alena de Mois satu – satunya istri kaisar saat ini.

Surga apanya? Ku tarik kata-kataku! ini bukan surga tapi neraka!

Alen de Mois, nama yang tidak asing saat pertama kali aku mendengarnya. Benar saja ia adalah tokoh dari novel fiksi yang aku baca di kehidupanku sebelumnya. Permaisuri yang menyiksa anak tirinya, yang merupakan tokoh utama dari novel itu yaitu ‘Serina’ anak kesayangan kaisar yang lahir dari selir kaisar, wanita yang ia cintai.

Karena cemburu akan kasih sayang itu, ia menyiksa anak tirinya tanpa ampun hingga membuatnya cacat. Kaisar yang tidak terima menghukum permaisuri dengan mengasingkannya kedalam menara usang di sebuah pulau.

Tidak hanya itu permaisuri di sebut sebagai tangan kanan dari kakaknya yang melakukan pemberontakan terhadap kaisar dan pada akhirnya permaisuri dan keluarganya di hukum mati.

Serina yang cacat di sembuhkan oleh protagonis pria yang merupakan penyihir hebat. Sosok penyihir yang membantu kaisar melawan pemberontakan dari kubu permaisuri, setelah itu mereka mendapatkan happy ending.

Tidakkkk....! aku tidak ingin di penggal..!!

Aku sudah menderita di kehidupanku sebelumnya dan di kehidupan ini akupun akan menderita. Dewa sepertinya membenciku..

Tapi apa salahku? Aku merasa telah berusaha hidup dengan baik di kehidupan sebelumnya bahkan aku mendapatkan perlakuan yang tidak baik hanya karna aku yatim piatu dan miskin. Ini tidak bisa di biarkan, aku akan berbuat baik pada anakku dan tidak ikut campur dengan apapun yang kakakku lakukan aku akan hidup tenang tanpa rasa cemburu, tidak mengahrapkan kasih sayang, tidak mengharapkan kedudukan ataupun perhatian, cukup makan dan tidur sepuasnya, selagi aku adalah orang yang terlahir dengan sendok berlian di kehidupan ini, aku tidak akan menyianyiakannya.

“ Permaisuri, apakah ada lagi yang anda butuhkan?” tanya Anna

“ Sepertinya tidak, terimakasih” jawabku

“terimakasih?” Gumam anna

Ahh benar, aku terkenal sebagai permaisuri yang kejam, tentu saja sikapku yang ramah seperti ini aneh bagi mereka. Tapi karena dokter mengatakan aku amnesia sepertinya tidak akan ada masalah. Sebenarnya ingatan Alena satu-persatu masuk kedalam kepalaku seoalah-olah itu ingatanku sendiri, seperti kami berdua menyatu, aku tidak bisa bilang aku sekarang sudah mengingat semuanya pada Anna setelah reaksi pertamaku tadi pagi, lebih baik aku di katakan amnesia.

Tok tok tok

“ Permaisuri, baginda datang mengunjungi permaisuri” ujar pengawal di depan pintu

Baginda? Kaisar? Kaisar es batu itu? Aduh bagaimana ini aku sedikit takut. Pintu kamar terbuka dan terdengar suara sepatu dengan langkah yang percaya diri memasuki ruangan. Pakaian yang mewah dengan jubah sutra yang elegan, belum lagi bulu tebal yang menyatu dengan jubah menampakkan penampilan penguasa. Rambut perak serta mata biru bersih memberikan sensasi kutub yang dingin. Sorot mata tajam cemerlang menatap lurus dan tegas.

Indah sekali,.. pria ini kaisar?

“Sepertinya kau baik-baik saja” ujarnya tegas acuh tak acuh melewatiku tanpa perhatian dan langsung duduk di sopa di tengah ruangan

“Salam pada matahari kekaisaran” ujarku menunduk, tubuhku bergerak otomatis sesuai etiket kerajaan sepertinya reflek Alena telah menyatu denganku.

“Duduklah” ujar kaisar

“Baik baginda” aku mengikutinya duduk di sopa dan kamipun duduk berhadapan.

“Apa lagi yang akan kau lakukan kali ini?” ujarnya

Aku tersentak, bagaimana mungkin ia menanyakan omong kosong seperti itu di saat istrinya baru kembali dari kematian? Aku tau dia membenciku tapi setidaknya di depan semua orang..

dasar bajingan! kutarik kata – kata yang mengatakan dia indah tadi.

“Maafkan saya yang mulia, saya tidak mengerti apa maksud anda” ujarku dengan tetap berusaha tersenyum

“hah~ jangan berpura-pura.. oh! kau lupa ingatan yaa? aku sudah mendengar laporannya, bagaimana bisa wanita sepertimu menjadi lemah begini? Biasanya kau bahkan melempar tubuhmu kedanau hanya untuk menarik perhatianku, atau ini taktik lain? Sekarang kau memerankan peran wanita lemah yang butuh perlindungan?” ujarnya sambil tersenyum mengejek

Sialan! Pria sialan ini! Sayang sekali wajah tampannya harus di sandingkan dengan kepribadian sampah seperti itu. Aku hanya bisa mengepalkan tanganku menahan amarah. Aku harus ingat, demi kehidupan yang tenang dan jauh dari kematian yang mengerikan aku harus menyelesaikan urusanku dengan pria ini.

“Saya minta maaf yang mulia, saya telah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, saya sudah merenungi kesalahan saya dan saya berjanji akan berubah, saya berjanji tidak membuat masalah lagi, saya mohon pengampunan dari yang mulia kaisar” ujiarku dengan nada memohon dan tetap menundukkan kepala.

Suasana hening sejenak. Ada apa ini? Kenapa dia diam? Kemana pria menyebalkan yang banyak bicara beberapa detik yang lalu? Ayoo jawab aku, kepalaku pegal karena harus menunduk begini.

“Baiklah, aku akan mengawasimu sementara waktu ini, jika terulang lagi kau tau apa yang akan aku lakukan padamu, bukan begitu permaisuri?" Ujarnya sambil berdiri sepertinya ia ingin meninggalkan ruangan.

“saya akan mengingatnya baginda” jawabku

Kaisarpun pergi meninggalakan kamarku tanpa sepatah katapun.

Fiuuhhh~

Suasana tadi benar-benart sesak. Aku merasa sangat lelah padahal aku hanya duduk saja di sini tapi semua terasa melelahkan. Baiklah satu misi terselesaikan, selanjutnya aku harus menyelesaikan urusanku dengan anak-anakku yang manis. Baik.. impian untuk mati dengan tenang bisa di penuhi. Semangatt!

...****************...

“Baginda, permaisuri sudah sadarkan diri” ujar salah satu pengawal permaisuri

“haahh~ bagai mana keadaannya?” jawabku sambil meleteakkan berkas-berkas di atas meja.

“Kata dokter beliau baik-baik saja saat ini hanya butuh istirahat, hanya saja.. “ ujar pengawal

“ Apa?” tanyaku

“Permaisuri mengalami amnesia” ujar pengawal ragu

“Amnesia? Hah! apa lagi yang wanita itu rencanakan?”

ini membuat kepalaku sakit setelah apa yang ia lakukan pada putriku sekarang ia berpura-pura amnesia untuk mengambil perhatianku? Tidak akan pernah!

“Panggilkan dokter yang memeriksa permaisuri” perintahku sambil mneletakkan kacamata kerjaku, ini melelahkan.

“Saya menghadap matahari kekaisaran” salam dari dokter istana

“Laporkan keadaan permaisuri sekarang” perintahku

“Permaisuri dalam keadaan baik baginda, hanya saja beliau mengalami amnesia. Saya rasa amnesia ini akibat trauma setelah kecelakaan yang beliau alami” jelas dokter

“Trauma? Dia yang ingin mencelakakan putriku lalu dia yang mengalami taruma? Tidak masuk akal!”

hahh..! kepalau pusing, kepalaku berdenyut aku mencoba mengurangi sakit kepala ini dengan memijat sedikit kepalaku dengan tangan semampu yang ku bisa mengurangi sakitnya.

“Lalu apakah amnesia itu bisa sembuh?” tanyaku

“Bisa yang mulia, setelah memeriksanya secara teliti saya rasa amnesia itu tidak akan berlangsung lama, beliau akan sembuh sedikit demi sedikit. Hanya saja kita perlu mengurangi tekanan untuk permaisuri saat ini, beliau harus sembuh dari traumanya terlebih dahulu setelah itu saya akan memeriksanya lagi untuk melihat perkembangannya” jelas dokter.

“Baiklah, kau boleh pergi“

Setelah membungkuk memberi salam dokter meninggalkan ruangan kaisar.

“Aku akan menemui permaisuri”

Di ruangan permaisuri

Ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan permaisuri tapi kenapa dia terpana seperti itu? Seperti melihatku untuk yang pertama kalinya, apa yang dikatakan dokter mengenai amnesianya itu benar? mari kita uji lagi.

Setelah memintanya duduk aku mencoba menyakitinya dengan kata-kata yang kasar. Aku merasa bersalah berbicara seperti ini dengan seseorang yang kembali dari maut, tapi jika itu permaisuri yang kejam ini aku rasa tidak masalah.

“Saya minta maaf yang mulia, saya telah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, saya sudah merenungi kesalahan saya dan saya berjanji akan berubah, saya berjanji tidak membuat masalah lagi, saya mohon pengampunan dari yang mulia kaisar”

Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu sungguh mengejutkanku sehingga aku tidak bisa berkata – kata dibuatnya. Permaisuri meminta maaf? Sungguh hal yang langka. Apakah ini benar? Atau ini hanya taktik lain? Baiklah untuk saat ini aku hanya perlu mengawasinya.

Terpopuler

Comments

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

hadir Thor semoga critanya bagus 😍

2023-09-24

0

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!