Bab 12

Mmm... dari tadi pertanyaan selalu memenuhi benakku, menagapa pria ini di sini? Ada apa dengannya? Jarang sekali ia seperti ini bahkan bisa di katakan tidak pernah.

“Anu,, yang mulia, tidakkah anda sibuk?” tanyaku

“ya, kau bisa melihatnya” ujarnya sambil melihat berkas di hadapannya dengan kacamata nya yang walau bagaimanapun tetap membuatnya terlihat tampan.

“em bukankah lebih baik anda melanjutkannya di ruang kerja anda yang mulia?” tanyaku hati-hati

“ada apa? Kau ada masalah aku di sini?” jawabnya mengalihkan pandangan ke berkas itu dan menatapku lekat

“ti tidak,, bukan seperti itu yang mulia..silahkan lanjutkan” jawabku

Aku terbebani, kau tau?! Lagipula kenapa kau mengurus pekerjaanmu disini, bukankah jauh lebih baik di ruanganmu sendiri? kenapa kesini? Ini.. ruanganku! Seharusnya kau tau diri dasar kaisar sialan.

Saat mendatangi ruang kerjaku, aku di kejutkan dengan para pelayan yang terlihat sibuk di dalam sini. Ada apa ini? perasaan aku tidak meminta apapun dan tidak memerintahakan apapaun, apakah aku melupakan sesuatu?

“ada apa ini? kenapa sibuk sekali?” tanyaku pada salah satu pelayan yang baru keluar ruangan

“itu yang mulia, baginda kaisar meminta kami menambah meja di sini” ujarnya

“hah? Untuk apa?” tanyaku bingung

“beliau mengatakan akan bekerja di sini mulai hari ini” jawabnya

“apaaaa??!!!”

Nah itu lah yang terjadi, sekarang aku terjebak dengan situasi ini. aku benar- benar terbebani, sungguh.. tolong pekalah!!

“ mmm” kaisar merapikan berkas-berkasnya

Bagus, bagus, sudah selesaikan? Pergilah dari sisni! ujarku dalam hati

“sepertinya kita perlu istirahat” sambungnya

“ya?” tanyaku

Alih-alih pergi ia meminta Anna menyiapkan camilan dan teh untuk kami. Yah baiklah, mau bagaimana lagi.. kaulah kaisarnya! aku bisa apa?

aku benar-benar ingin menangis.. ayo menagis didalam hati. Tak lama Anna masuk dengan membawa camilan yang tampak menggiurkan.

“ku dengar kau menyelesaikan tugasmu dengan baik” ujar kaisar membuka percakapan

“saya masih banyak kekurangan yang mulia” jawabku

“aku sudah memeriksanya, pembukuanmu bagus, kau juga cukup rajin akhir-akhir ini” ujarnya

“saya berusaha menjalankan kewajiban saya yang mulia ” jawabku

“bagus” jawabnya

Apa ini? biasanya ia mengajak berkelahi hari ini cukup tenang.

“bagaimana kondisimu?” tanya kaisar

“jauh lebih baik yang mulia, terimakasih” jawabku

“lain kali jangan seperti itu, berbahaya” gumamnya

“ya?” aku tak begitu mendengarnya

“ekhm, lain kali jangan bertindak ceroboh seperti yang terakhir kali” jawabnya tegas

Aku hampir mati untuk anakmu, sialann!!!

“saya akan mengingatnya yang mulia”

Waktu berlalu begitu saja, berkas-berkas yang menumpuk perlahan mulai berkurang tapi tidak semuanya terselesaikan. Aku cukup lelah hari ini. akibat ledakan itu pestival di tunda karena ada banyak kerusakan, aku harus membereskannya dengan persetujan kaisar.

Kami berencana memperbaiki kota setelah itu memulai kembali pestival. Tapi aku yakin suasananya akan berubah setelah kejadian ini tapi kami dari keaisaran akan berusaha optimal untuk meningkatkan keamananan ibu kota, semoga saja kali ini tidak ada gangguan lagi.

Hari yang melelahkan. Selain pekerjaan yang menumpuk aku merasa tidak nyaman karena kaisar membuntutiku kemanapun aku pergi. Sebenarnya ada apa dengannya? Setelah kejadian di pestival dia sedikit aneh. Aargghh!! dia yang seperti biasa saja merepotkanku apa lagi yang sekarang ini...

Sebaiknya aku istirahat, tidur kadang juga bisa menjadi obat.

“apa tidurmu nyenyak?”

Aku mendengar seseorang berbicara padaku. Aku mencoba membuka mataku perlahan.

Ugh, silau

“apa silau?” dia mencoba menghalangi sianar matahari menusuk mataku dengan tangan mungilnya.

Mm? anak kecil? tapi kenapa berbicara informal padaku?

“apakah lebih baik Alena? Jika masih mengantuk tidurlah lagi” ujarnya sambil memberikan senyuman

Siapa anak laki-laki ini? di mana aku? Aku membaca situasi dan tempatku saat ini. ini seperti di taman waktu itu, aku mencoba bangun tapi tubuhku terasa berat.

“jangan lupa Alena, kau sudah berjanji... kau sudah berjanji akan berada di sampingku selamanya” ujarnya dengan senyum seperti malaikat.

Seketika aku terbangun, mimpi lagi? Ada apa dengan mimpiku akhir-akhir ini? siapa anak-anak yang aku lihat itu? Dan janji apa yang telah aku buat bersamanya? Hah! Terlalu banyak yang harus di perhatikan.

Aku bangkit dari kasurku dan berjalan menuju jendela balkon kamar. Malam ini terlihat indah karena bulan purnama bersinar terang. Tapi sayannya di malam yang indah ini aku merasa gelisah, ada apa? Maimpiku seperti memori yang terpotong. Atau ini hanya karena aku terlalu lelah? Jadi aku beremimpi yang aneh-anah? Yah bisa saja.

Aku membuka jendela dan berjalan keluar. Angin malam berhembus menyentuh kulitku, ini sediit dingin tapi aku menikmatinya. Melihat cahaya bulan memecah langit, bintang yang bertaburan, ini indah.

Di kehidupan sebelumnya boro-boro menikmati langit indah seperti ini, aku bekerja tanpa mengetahui langit apa yang terbentang di luar, langit malamkah atau langit siang? Semua terlihat sama di dalam gedung bersekat yang diisi penuh dengan komputer serta berkas-berkas yang tidak ada habisnya.

Oleh sebab itu pemandangan saat ini langka bagiku, ini sangat indah untuk dinikmati.

“ apa yang kau lakukan malam-malam begini?”

Suara ini, aduh kenapa lagi sih? Kenapa di saat seperti ini? di saat aku ingin menikmati malam ini sendiri dengan tenag

“salam yang mulia” jawabku berusaha sopan

“tidak perlu terlalu formal, hanya ada kita berdua di sini” ujarnya santai

Aku perlahan menatapnya, dia tepat di samping balkonku. Mengenakan kemeja putih dengan kancing yang terbuka menampakkan dada kekarnya, di tambah dengan jubah penghangat serta rambutnya yang berantakan tanpa minayk rambut terlihat natural dan pastinya tampan.

“Apa yang anda lakukan di sana yang mulia” tanyaku

“ini kamarku, apa aku tidak boleh melakukan apapun yang aku mau di kamarku?"

“ ya?” aku agak bingung

“jangan bilang kau tidak tau jika kamar kita berseblahan? Apakah kamu tidak menyadarinya selama ini? kamar kita berseblahan bisa di bilang kamar kita terhubung. Kau bisa lihat ada pintu tambahan yang tersamarkan di dekat tembok kamarmukan? yang searah denga tempatku sekarang? Itu pintu yang menyatukan kamar kita.. kau sudah bertahun-tahun di sini apa kau lupa?” jawabnya agak sedikit kesal.

Ah! Iya benar! Kamar kaisar dan permaisuri sudah seharusnya terhubung seperti ini, kenapa aku tidak menyadarinya? Lagi pula di karya aslinya tidak di jelaskan! Astaga! Lagipula di ingatan Alenapun tidak ada..apa karena kaisar jarang datang ke kamar Alena sehingga tidak ada ingatan apapun tentang itu?

“maafkan saya yang mulia akibat banyak yang terjadi pada saya mungkin itu mempengaruhi daya ingat saya” ujarku

“ sudahlah” jawabnya

“lagi pula anda jarang mengunjungiku" bagaimana aku bisa aku berbicara seperti itu??

Astaga! Ada apadenganku? Kenapa menjawab secara informal? Aku pasti sudah gila, apa aku akan di hukum karena berbiacara informal kepada kaisar? Aku takut..!

“lalu? Apa kau ingin aku kunjungi?” jawabnya dengan senyum licik

“ya? Ah! Tidak yang mulia maafkan saya” jawabku panik

“ jangan terlalu sering meminta maaf” ujarnya

Bagaimana aku tidak minta maaf, aku dari dulu hidup di lingkungan yang membuatku tertekan, dan sekarang suamiku selalu dingin padaku tentu saja aku tidak lepas dari rasa bersalah terus menerus. Aku hanya diam dalam lamunanku.

“hah~ sudah jangan di fikirkan, ayo masuk udara semakin dingin, nah apakai ini” ujarnya dan tiba-tiba aku bisa merasakan ada jubah hangat yang menyelimutiku, apakah ini sihir? Mengagumkan!

“baiklah yang mulia terimakasih ”

Terpopuler

Comments

Heni Hariyati

Heni Hariyati

benang benang cinta kaisar mulai mampak nih. buat kaisar bucin thor

2023-09-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!