Bab 4

Pekerjaannku tidak ada habis-habisnya, haahhh...

lebih baik istirahat sejenak. Aku berdiri meninggalakan mejaku dan berjalan menuju jendela. Kira-kira apa yang sedang dia lakukan sekarang?

Istana tiba-tiba berisik saat mendengar permaisuri mengalami demam tinggi dan tidak sadarkan diri selama 2 hari. Saat pertama mendengar kabar itu aku memikirkan permainan apa lagi yang ia mainkan sekarang?

Saat melihat langsung kondisinya sepertinya kali ini dia benar-benar sakit. Aku selalu mengunjunginya untuk melihat keadaannya, walau aku membencinya aku harus memenuhi tangguang jawabku sebagai suami padanya dan aku adalah seorang kaisar, aku tidak boleh mengabaikan rakyatku, permaisuri bisa digolongkan sebagai rakyatku bukan?

Hari kedua aku mendengar bahwa keadaan permaisuri menjadi jauh lebih baik, oleh sebab itu aku mengunjunginya. Melihatnya membukamatanya entah mengapa itu memberikan perasaan lega dalam hatiku.

Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku hingga saat ia meminta segelas air, saat aku memberikannya air barulah ia mengetahui bahwa aku ada di sebelahnya. Biasanya ia akan pura-pura pingsan guna mncari perhatianku, tapi kali ini berbeda. Ia berusaha keras terlihat baik-baik saja padahal sudah mengalami kritis selama 2 hari. Ini terasa berbeda, ia tidak seperti permaisuri yang angkuh dan kejam itu serta tak seperti permaisuri yang haus perhatian. Ada apa denganya semenjak selamat dari kecelakaan itu ia berubah, seperti menjadi orang lain.

“Chif”

“Saya di sini yang mulia”

“Bagaimana kondisi permaisuri?”

“Dari berita terakhir yang saya dapatkan, beliau sudah jauh lebih baik yang mulia”

“Apakah ada hal yang mencurigakan?”

“Tidak ada yang mulia, hanya saja sore ini putra mahkota mengunjungi beliau”

“Apa?! Apa yang terjadi setelah itu? Apa permaisuri menghukum putraku dengan alasan yang tidak jelas lagi?”

“mm.. sepertinya tidak yang mulia, malah yang saya dengar permaisuri menangis tersedu-sedu”

“Menangis? Permaisuri? Alena de Cellen??”

“Benar yang mulia dan izin kan saya membenarkan yang mulia, Alena de Mois sekarang beliau bukan lagi putri duke melainkan istri anda yang mulia”

“ah kau benar, aku hanya terkejut dengan perubahnnya. Ada lagi?”

“hmm sekarang mereka tidur bersama”

“Mereka? Maksudmu dia dengan putraku?”

“benar yang mulia”

Ini aneh, benar- benar aneh. Dia biasanya selalu melampiaskan amarahnya pada Rudine dan lebih parah pada Serina, kenapa ini tiba- tiba? Dia benar- benar seperti orang lain.

“Beberapa hari yang lalu dia mengunjungi putriku dan sekarang dia tidur bersama putraku? Apa yang dia rencanakan kali ini?”

Saat mendengar Alena menemui Serina, aku sangat marah dan khawatir. Aku bergegas menemui putriku. Saat sampai di sana aku mendengarkan laporan pengasuh Serina. Pengasuh mengatakan permaisuri tiba-tiba datang dan menganggu. Itu membuatku semakin marah. Tapi Serina meredakan amarahku dan mengatakan bahwa permaisuri tidak melakukan apa-apa mereka hanya jalan-jalan di taman.

Aku tidak percaya, putriku yang sangat lembut tentu saja akan mengatakan hal yang baik. Tapi mungkin putriku tau aku tidak percaya ia berusaha meyakinkanku dan mengatakan bahwa permaisuri telah meminta maaf dengan tulus dengannya, dan Serina memaafkan permaisuri.

Seorang Alena satu-satunya putri duke di kekaisaran ini yang angkuh meminta maaf? Setelah apa yang ia lakukan pada anak-anakku dan wanita yang aku cintai? Tidak bisa di percaya, Aku yakin dia pasti merencanakan sesuatu.

“baiklah Chif, laporkan semua yang permaisuri lakukan, awasi dan lihat sedetail mungkin segera laporkan padaku setelahnya"

“Baik yang mulia”

...****************...

Beberapakalipun aku melihat wajah ini aku benar-benar kagum. Wajah mulus putih berseri, mata hijau seperti zamrud, rambut berwarna emas berkilau panjang dengan anggun menjuntai hingga pinggang, bibir yang tanpa di beri pewarna akan tetap merah.

Alenaa..

Kamu sempurna. Cantik, kaya, cerdas, tapi knapa kamu harus terlahir menjadi orang jahat?

Yaahh dunia ini adil, jika ia terlahir baik maka ia bukan manusia melainkan malaikat.

Pagi ini moodku sangat bagus, setelah tidur nyenyak bersama bayiku yang imut aku merasa sangat baik hari ini. Saat pagi menyinsing, aku terbagun dari tidurku. Melihat bayiku tidur di sampingku, wajahnya yang imut membuat awal pagiku menjadi cerah. Belum lagi saat ia meringkuk ke dalam pelukanku seperti anak kucing, imuutt.

Tapi sayang sekali, aku ingin sarapan dengan putraku hanya saja ia sudah sibuk dari pagi hari.

Hahh...

padahal dia baru anak berusia 10 tahun, tapi sudah menanggung beban seperti orang dewasa.

Tidak masalah, aku akan memintanya tidur denganku lagi malam ini. Kyaaaa.. aku sudah tidak sabar ingin menghabiskan waktu dengan bayi imutku.

Baiklah mari memulai hari ini, aku harus sarapan pagi ini lalu setelah sarapan aku harus apa ya? Ahhh~

Terlahir dengan sendok berlian memang berbeda haha... Aku hanya perlu bersantai tidak perlu bekerja keras tidak seperti kehidupan sebelumnya. Tapi apa permaisuri sesantai ini? Entahlah, yang penting ayo makan makanan yang enak karena pagi ini moodku bagus aku harus mengisi perutku dengan makanan enak dan moodku mungkin akan jedi lebih lebih lebih bagus lagi.

Tapi harapan itu sia-sia, saat memasuki ruang makan aku melihat sosok yang tidak ingin aku lihat, Kaisar.

“Salam pada matahari kekaisaran?” salamku padanya

“Sepertinya kau sudah sembuh melihatmu kegirangan pagi ini” jawabnya dingin

Lalu kau ingin aku bagaimana? Kau ingin aku menangis? Kau ingin aku pingsan lagi? Atau kau ingin aku menagis tersedu-sedu sambil jungkir balik? Dasar kaisar sia*an.

“Berkat perawatan anda yang mulia, saya merasa jauh lebih baik” jawabku yang tetap berusaha tersenyum.

“Aku? Merawatmu? Aku tidak punya waktu, aku hanya memerintahakan dokter istana. Ini kewajibanku sebagai kaisar, jangan berlebihan” jawabnya dingin

“Baik yang mulia” jawabku dengan senyuman namun tanganku ku kepal karena kesal

Sial, pahal moodku bagus beberapa menit yang lalu aku menyesal makan di sini, seharusnya aku meminta Anna untuk membawa sarapan ke kamar saja, padahal aku ingin menikmati hari ini... Menyebalkan!

Beberapa saat kemudian

Arrghh..

Aku tidak bisa merasakan makanannnya, suasananya mencekam, sepi, benar- benar tidak menyenangkan. Dasar es batu, daratan es, badai es! Dingin sekali, kasar! Percuma tampan jika sifatnya seperti itu. Aku heran dengan selera Alena, bisa-bisanya dia menyukai pria seperti itu! Alena hanya memandang fisik tidak masuk akal. Yahh walaupun aku juga menyukai pria tampan, tapi ini berbeda! Sangat berbeda! jika orangnya kaisar sia*lan itu aku akan memikirkannya beribu-ribu kali lagi. Menyebalkan!

Em?

Apa itu? Seperti ada seseorang yang besembunyi, siapa yang bersembunyi di lorong istana kaisar? Jika orang jahat para penjaga sudah pasti akan menangkapnya, tapi suasana di sini tenang sekali. Mari kita mendekat.

Eh?

Sepatu kecil berwarna biru, rambut hitam tebal, tubuh mungil dengan dress biru selutut, makhluk imut ini...

“Putri?”

“Ya..yang mulia..” jawabnya terkejut

“Ada apa putri datang jauh-jauh kesini?”

astaga apa pertanyaanku salah? Wajar saja dia kesini ayahnya kan ada di istana ini dan dia kan seorang putri wajar saja ia memasuki istana kaisar kenapa aku menanyakan hal yang bodoh ini? Semoga dia tidak menjadi lebih takut padaku.

“Anu.. itu,,” jawabnya

“ Ya? “

astaga anak ini semakin gemetaran. Aku mendekatinya perlahan dan duduk di hadapannya guna menyeimbangkan pandangan kami.

“Tidak apa-apa jika putri tidak ingin mengatakannya, apakah putri ingin bertemu dengan kaisar? Maaf aku telah menayakan pertanyaan yang sudah pasti” jawabku berusaha menenangkannya.

“Tidakk,..itu,, bukan begitu.. aku dengal pelmaisuli sakit” jawabnya malu-malu

Aduh, dia masih cadel? Astaga,,,, menggemaskaannn!!!

“ohh... apakah putri datang kesini ingin menjengukku?”

“ungg” jawabnya mengangguk

“Baiklah kalau begitu, apa putri mau mengobrol sambil mekan cemilan di taman?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***