NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Permaisuri

Bab 1

“ugh”

kepalaku terasa sakit sekali. Cahaya yang menyilaukan menembus gorden putih yang menutup jendela besar nan megah. Aku perlahan membuka mataku, ini bangunan yang megah sekali apa aku masih bermimpi? Terakhir kali aku bekerja lembur satu minggu penuh hingga hari ke tujuh aku mengalami mimisan parah yang tak berhenti. Kepalaku pusing pandanganku buram dan aku merasa telah kehilangan kesadaran, apa aku pingsan? Atau jangan – jangan aku mati? Hah?! Bagaimana tagihanku? Pesangonku? Bukankah kariawan yang meninggal mendapat komisi? Lalu siapa yang mendapatkan uangnya? Aku kan yatim piatu.

Tunggu.... laporanku? Manejer ba*i itu akan memarahiku lagi eh tunggu aku kan sudah mati, hah~ rasakan.. !

dasar manejer ba*i sialan aku sudah mati dan babumu sekarang sudah tidak ada bhhahaha.... kau akan kesulitan sendirian selamat menikmati penderitaanmu!

Hahh~

aku membaringkan tubuhku lagi setelah duduk berpikir keras. Tak kusangka mati juga bisa membuat bahagia begini. Ngomong-ngomong ini kasurnya empuk sekali, baju tidurnya juga sangat nyaman, aku ada di mana? Aku duduk lagi dan melihat sekeliling. Ini seperti di abat pertengahan, apa ini surga? Wahh ini benar- benar megah.

mm hehe (tertawa iblis) apa aku bisa bersenang-senang di sini? Hanya tidur dan makan? Kyaa~ sepertinya menyenangkan. Tapi bagaimana cara aku mendapatkan makanan?

Saat aku sedang berpikir keras tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu

“Permaisuri!!” teriaknya

Astaga! Kaget aku

“ Permaisuri..... anda sudah bangun? Sykurlah, hei yang di sana cepat panggil dokter” teriaknya sambil melihat kearah pintu

Siapa yang dia panggil? Lalu di surga butuh dokter? Lagi pula akukan sudah mati.

Tak lama datanglah pria paruh baya dan beberapa orang yang tampaknya seperti pelayan

“Permaisuri sudah tidak apa-apa, semuanya baik, saat ini beliau hanya perlu beristirahat” ujar pria itu

“ syukurlah Permaisuri, tolong laporkan hal ini pada baginda” ujar wanita yang pertama kali aku temui pagi ini. Semua orang terlihat sibuk, aku tidak seharusnya mengganggu mereka tapi hal ini benar-benar membuatku bingung.

“Anu,.. maaf siapa permaisuri? Dimana dia?” tanyaku pada semua orang, tapi mereka semua tiba-tiba membeku. Apa-apan reaksi mereka ini? Apa aku menanyakan sesuatu yang salah? Mengapa mereka seperti ini?

“ Dokterrrr!! Capat panggil dokter!!!!”

...****************...

Suasana sudah sedikit tenang, akupun sudah mengganti pakaianku dari piama menjadi gaun mewah. Duduk dengan tenang sambil menikmati cemilan dan teh. Damai bukan? Sungguh menyenangkan~

Plaakk

Suara gelas yang aku letakkan dengan paksa di atas meja. Tenang apanya? Bagaimana aku bisa tenang sekarang!!

Beberapa saat yang lalu setelah pelayan memanggil kembali dokter kekaisaran, dokter menyatakan bahwa aku mengalami amnesia akibat benturan kepala setelah kecelakaan. Awalnya dia bilang aku baik-baik saja tapi berberapa saat kemudian dia bilang aku amnesia, bagaimana sih?!

Karena aku masih bingung aku hanya diam saat dokter mengatakan hal itu.

Saat dokter pergi, Anna pelayan pribadiku yang pertama ku temui di dunia ini mengatakan bahwa aku adalah permaisuri dunua ini, dan namaku adalah Alena de Mois satu – satunya istri kaisar saat ini.

Surga apanya? Ku tarik kata-kataku! ini bukan surga tapi neraka!

Alen de Mois, nama yang tidak asing saat pertama kali aku mendengarnya. Benar saja ia adalah tokoh dari novel fiksi yang aku baca di kehidupanku sebelumnya. Permaisuri yang menyiksa anak tirinya, yang merupakan tokoh utama dari novel itu yaitu ‘Serina’ anak kesayangan kaisar yang lahir dari selir kaisar, wanita yang ia cintai.

Karena cemburu akan kasih sayang itu, ia menyiksa anak tirinya tanpa ampun hingga membuatnya cacat. Kaisar yang tidak terima menghukum permaisuri dengan mengasingkannya kedalam menara usang di sebuah pulau.

Tidak hanya itu permaisuri di sebut sebagai tangan kanan dari kakaknya yang melakukan pemberontakan terhadap kaisar dan pada akhirnya permaisuri dan keluarganya di hukum mati.

Serina yang cacat di sembuhkan oleh protagonis pria yang merupakan penyihir hebat. Sosok penyihir yang membantu kaisar melawan pemberontakan dari kubu permaisuri, setelah itu mereka mendapatkan happy ending.

Tidakkkk....! aku tidak ingin di penggal..!!

Aku sudah menderita di kehidupanku sebelumnya dan di kehidupan ini akupun akan menderita. Dewa sepertinya membenciku..

Tapi apa salahku? Aku merasa telah berusaha hidup dengan baik di kehidupan sebelumnya bahkan aku mendapatkan perlakuan yang tidak baik hanya karna aku yatim piatu dan miskin. Ini tidak bisa di biarkan, aku akan berbuat baik pada anakku dan tidak ikut campur dengan apapun yang kakakku lakukan aku akan hidup tenang tanpa rasa cemburu, tidak mengahrapkan kasih sayang, tidak mengharapkan kedudukan ataupun perhatian, cukup makan dan tidur sepuasnya, selagi aku adalah orang yang terlahir dengan sendok berlian di kehidupan ini, aku tidak akan menyianyiakannya.

“ Permaisuri, apakah ada lagi yang anda butuhkan?” tanya Anna

“ Sepertinya tidak, terimakasih” jawabku

“terimakasih?” Gumam anna

Ahh benar, aku terkenal sebagai permaisuri yang kejam, tentu saja sikapku yang ramah seperti ini aneh bagi mereka. Tapi karena dokter mengatakan aku amnesia sepertinya tidak akan ada masalah. Sebenarnya ingatan Alena satu-persatu masuk kedalam kepalaku seoalah-olah itu ingatanku sendiri, seperti kami berdua menyatu, aku tidak bisa bilang aku sekarang sudah mengingat semuanya pada Anna setelah reaksi pertamaku tadi pagi, lebih baik aku di katakan amnesia.

Tok tok tok

“ Permaisuri, baginda datang mengunjungi permaisuri” ujar pengawal di depan pintu

Baginda? Kaisar? Kaisar es batu itu? Aduh bagaimana ini aku sedikit takut. Pintu kamar terbuka dan terdengar suara sepatu dengan langkah yang percaya diri memasuki ruangan. Pakaian yang mewah dengan jubah sutra yang elegan, belum lagi bulu tebal yang menyatu dengan jubah menampakkan penampilan penguasa. Rambut perak serta mata biru bersih memberikan sensasi kutub yang dingin. Sorot mata tajam cemerlang menatap lurus dan tegas.

Indah sekali,.. pria ini kaisar?

“Sepertinya kau baik-baik saja” ujarnya tegas acuh tak acuh melewatiku tanpa perhatian dan langsung duduk di sopa di tengah ruangan

“Salam pada matahari kekaisaran” ujarku menunduk, tubuhku bergerak otomatis sesuai etiket kerajaan sepertinya reflek Alena telah menyatu denganku.

“Duduklah” ujar kaisar

“Baik baginda” aku mengikutinya duduk di sopa dan kamipun duduk berhadapan.

“Apa lagi yang akan kau lakukan kali ini?” ujarnya

Aku tersentak, bagaimana mungkin ia menanyakan omong kosong seperti itu di saat istrinya baru kembali dari kematian? Aku tau dia membenciku tapi setidaknya di depan semua orang..

dasar bajingan! kutarik kata – kata yang mengatakan dia indah tadi.

“Maafkan saya yang mulia, saya tidak mengerti apa maksud anda” ujarku dengan tetap berusaha tersenyum

“hah~ jangan berpura-pura.. oh! kau lupa ingatan yaa? aku sudah mendengar laporannya, bagaimana bisa wanita sepertimu menjadi lemah begini? Biasanya kau bahkan melempar tubuhmu kedanau hanya untuk menarik perhatianku, atau ini taktik lain? Sekarang kau memerankan peran wanita lemah yang butuh perlindungan?” ujarnya sambil tersenyum mengejek

Sialan! Pria sialan ini! Sayang sekali wajah tampannya harus di sandingkan dengan kepribadian sampah seperti itu. Aku hanya bisa mengepalkan tanganku menahan amarah. Aku harus ingat, demi kehidupan yang tenang dan jauh dari kematian yang mengerikan aku harus menyelesaikan urusanku dengan pria ini.

“Saya minta maaf yang mulia, saya telah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, saya sudah merenungi kesalahan saya dan saya berjanji akan berubah, saya berjanji tidak membuat masalah lagi, saya mohon pengampunan dari yang mulia kaisar” ujiarku dengan nada memohon dan tetap menundukkan kepala.

Suasana hening sejenak. Ada apa ini? Kenapa dia diam? Kemana pria menyebalkan yang banyak bicara beberapa detik yang lalu? Ayoo jawab aku, kepalaku pegal karena harus menunduk begini.

“Baiklah, aku akan mengawasimu sementara waktu ini, jika terulang lagi kau tau apa yang akan aku lakukan padamu, bukan begitu permaisuri?" Ujarnya sambil berdiri sepertinya ia ingin meninggalkan ruangan.

“saya akan mengingatnya baginda” jawabku

Kaisarpun pergi meninggalakan kamarku tanpa sepatah katapun.

Fiuuhhh~

Suasana tadi benar-benart sesak. Aku merasa sangat lelah padahal aku hanya duduk saja di sini tapi semua terasa melelahkan. Baiklah satu misi terselesaikan, selanjutnya aku harus menyelesaikan urusanku dengan anak-anakku yang manis. Baik.. impian untuk mati dengan tenang bisa di penuhi. Semangatt!

...****************...

“Baginda, permaisuri sudah sadarkan diri” ujar salah satu pengawal permaisuri

“haahh~ bagai mana keadaannya?” jawabku sambil meleteakkan berkas-berkas di atas meja.

“Kata dokter beliau baik-baik saja saat ini hanya butuh istirahat, hanya saja.. “ ujar pengawal

“ Apa?” tanyaku

“Permaisuri mengalami amnesia” ujar pengawal ragu

“Amnesia? Hah! apa lagi yang wanita itu rencanakan?”

ini membuat kepalaku sakit setelah apa yang ia lakukan pada putriku sekarang ia berpura-pura amnesia untuk mengambil perhatianku? Tidak akan pernah!

“Panggilkan dokter yang memeriksa permaisuri” perintahku sambil mneletakkan kacamata kerjaku, ini melelahkan.

“Saya menghadap matahari kekaisaran” salam dari dokter istana

“Laporkan keadaan permaisuri sekarang” perintahku

“Permaisuri dalam keadaan baik baginda, hanya saja beliau mengalami amnesia. Saya rasa amnesia ini akibat trauma setelah kecelakaan yang beliau alami” jelas dokter

“Trauma? Dia yang ingin mencelakakan putriku lalu dia yang mengalami taruma? Tidak masuk akal!”

hahh..! kepalau pusing, kepalaku berdenyut aku mencoba mengurangi sakit kepala ini dengan memijat sedikit kepalaku dengan tangan semampu yang ku bisa mengurangi sakitnya.

“Lalu apakah amnesia itu bisa sembuh?” tanyaku

“Bisa yang mulia, setelah memeriksanya secara teliti saya rasa amnesia itu tidak akan berlangsung lama, beliau akan sembuh sedikit demi sedikit. Hanya saja kita perlu mengurangi tekanan untuk permaisuri saat ini, beliau harus sembuh dari traumanya terlebih dahulu setelah itu saya akan memeriksanya lagi untuk melihat perkembangannya” jelas dokter.

“Baiklah, kau boleh pergi“

Setelah membungkuk memberi salam dokter meninggalkan ruangan kaisar.

“Aku akan menemui permaisuri”

Di ruangan permaisuri

Ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan permaisuri tapi kenapa dia terpana seperti itu? Seperti melihatku untuk yang pertama kalinya, apa yang dikatakan dokter mengenai amnesianya itu benar? mari kita uji lagi.

Setelah memintanya duduk aku mencoba menyakitinya dengan kata-kata yang kasar. Aku merasa bersalah berbicara seperti ini dengan seseorang yang kembali dari maut, tapi jika itu permaisuri yang kejam ini aku rasa tidak masalah.

“Saya minta maaf yang mulia, saya telah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, saya sudah merenungi kesalahan saya dan saya berjanji akan berubah, saya berjanji tidak membuat masalah lagi, saya mohon pengampunan dari yang mulia kaisar”

Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu sungguh mengejutkanku sehingga aku tidak bisa berkata – kata dibuatnya. Permaisuri meminta maaf? Sungguh hal yang langka. Apakah ini benar? Atau ini hanya taktik lain? Baiklah untuk saat ini aku hanya perlu mengawasinya.

Bab 2

Alexander de Mois, kaisar Atlanta saat ini yang dikenal adil dan bijaksana. Walaupun dia merupakan sosok yang dingin, tapi dia sangat menyayangi anak-anaknya. Terutama Serina de Mois putrinya dari wanita yang ia cintai yaitu Sabrina de Mois.

Sabrina merupakan selir kaisar yang membuat Alena yang merupakan permaisuri saat ini merasas cemburu. Kaisar sangat mencintai Sabrina berbeda dengan Alena dimana kaisar menikah dengannya hanya karena kepentingan politik.

Alena haus dengan perhatian kaisar sedangkan kaisar sama sekali tidak meliriknya. Ia selalu menyiksa selir kaisar dan saat Serina lahir sabrinapun meninggal. Alen merasa senang karena saingannya sudah tidak ada tapi kesenangannya tidak berlangsung lama karena kaisar sangat amat menyayangi Serina. Harapan Alena untuk mendapatkan perhatian kaisar gagal total.

Marah akan perlakuan kaisar, Alena melampiaskannya melalui Serina hal itu hanya menambah kebencian kaisar terhadapnya. Alena dan Kaisar memiliki anak yang saat ini menjadi putra mahkota Atlanta, Rudine de Mois. Berbeda dengan anak normal lainnya, Rudine lahir dari bantuan sihir jadi bisa di katakan Alena mengandung Rudine bukan dari hasil hubungan suami istri melainkan hasil dari eksperimen sihir yang menyatukan antara inti permaisuri dan inti kaisar dengan bantuan sihir lalu menanamnya dalam tubuh Alena.

Mmm... bisa dikatakn Alena masih perawan..

hm.. hm... ini agak tidak masuk akal. Aku berpikir dengan serius serta menggosok daguku. Jika di duniaku sebelumnya ini mustahil.

yah~

karena ini fiksi semua bisa terjadi.

Hah~

Alena yang malang, suamimu tampan tapi kau tidak dak pernah merasakan pelukannya dan sekarang di umur ini kau masih perawan? Kasian sekali. Tapi, Alena telah merasakan melahirkan, apa itu bisa dikatakan perawan?

Aih.. sudahlah, untuk apa memikirkan hal yang sudah terjadi, hal aneh dalam dunia fiksi tak perlu dipikirkan hanya membuang tenaga, saat ini aku hanya perlu menyelamatkan hidupku dan mati dengan tenang.

Tapi tunggu, kenapa aku ingin mati? Kenapa tidak ingin hidup? Aahh..! apa kau sudah gila Alena?

Mm?

Kenapa aku meneriaki nama Alena? Kenapa bukan namaku? Tapi siapa namaku? Hah? Aku lupa siapa namaku??! Siapa namaku di kehidupan sebelumnya? Knapa bisa-bisanya aku lupa??

“Ada apa dengan permaisuri?” bisik para pelayan di belakangku

Astaga aku lupa sedang d awasi.

“Ekhm ekhm.. Anna, dimana Rudine?”

mari alihkan perhatian mereka

“Putra mahkota sedang berlatih pedang yang mulia” jawab Anna

Bukankah putraku baru berusia 10 tahun? Malang sekali anakku harus bekerja keras di usia muda, yah dia putra mahkota mau tidak mau dia harus begitu.

"Lalu Serina?” tanyaku

Astaga respon mereka sangat mudah di tebak

"Tenang saja, aku tidak merencanakan apapun dan aku sudah mengintropeksi diri jadi kalian tidak perlu khawatir” ujarku sambil mengankat cangkir tehku dan menikmatinya.

“Maafkan kami yang mulia. Kami tidak bermaksud seperti itu.. putri Serina sedang bermain di taman istana putri” jawab Anna

“Kalau begitu bisakah aku menemuinya?”

“apa?!!”

semua pelayan menjawab serentak

...****************...

Di taman istana putri

Taman ini sangat indah, tapi taman permaisuri jauh lebih besar. Walaupun tidak lebih besar dari istana permaisuri, disni suasananya nyaman dan hangat, tenang sangat pas untuk beristirahat dan juga melariakn diri?

Terlihat dari jauh sosok mungil dengan rambut hitam yang tebal sedang berlarian dengan kaki kecilnya di tengah taman bunga. Sepertinya itu Serina? Baiklah ayo dekati mereka.

“hallo”

sapaku ramah

Tapi berbeda dengan kesanku yang ramah, mereka sangat terkejut dan mulai terlihat cemas serta was-was. Seorang wanita yang bersama Serina langsung spontan menarik Serina kebelakangnya seolah-olah ada binatang buas yang akan menerkam anak itu.

“Apa-apaan perilakumu di depan permaisuri” teriak Anna

“Tidak apa-apa Anna. Kamu pengasuh putri?” tanyaku

“Meengapa anda kemari yang mulia?" Jawabnya dengan tatapan tidak suka.

Tidak sopan, tidak memberi salam serta berani mengangkat kepala seolah-olah menentang di hadapan permaisuri kekaisaran, seharusnya perlakuan seperti itu akan di anggap pemberontakan dan di hukum mati tapi aku paham dengan kondisinya.

Aku sang Villain yang selalu menyakiti anak asuhnya tentu saja ia akan melindunginya sebagai pengganti ibu bagi Serina.

“Dasar lancang!” teriak Anna

“Anna...”

potongku, seketika Anna yang hendak menampar pengasuh itupun berhenti.

Aku mndekati gadis kecil yang bersembunyi di belakang punggung pengasuh.

“Putri, maukah anda berjalan-jalan denganku sebentar?” tanyaku ramah sambil tersenyum.

“Apa yang anda lakukan yang mulia?!” teriak pengasuh.

“Pengasuh. Jangan lupa batasanmu” jawabku dingin dengan tatapan tajam di hadapan pengasuh itu. Lalu kembali kepada putri kecil yang sedang gemetaran ini.

“Boleh ya tuan putri”

Tanyaku lagi memohon pada Serina. Serina melihatku dengan ketakutan, lalu melihat pengasuh dan melihatku lagi bergantian. Sambil gemetaran ia mengangguk setuju.

Akupun berjalan berdua dengan Serina, menyusuri taman yang tenang itu. Suasana hening sejenak terdengar tiupan angin sepoi-sepoi.

“Putri, apakah anda sangat takut dengan saya?” suaraku memotong keheningan.

Aku bisa merasakan Serina terkejut dan melihatku namun tak bisa berkata apa-apa.

“Saya mengerti, setelah apa yang sudah saya lalukan putri pasti sangat takut dan membenci saya kan?”

Masih hening tidak ada jawaban.

“Putri, maaf..” ujarku

aku bisa merasakan bahwa ia terkejut dan menghentikan langkahnya sejenak lalu melanjutkannya lagi sambil mengikuti langkahku.

“Maafkan aku yan telah berbuat banyak kesalahan. Jujur aku memang iri padamu dan ibumu karena kalian bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang yang aku cintai, kamu pasti juga pernah mendengar bahwa aku tergila-gila dengan kaisar, walupun kamu tidak mengerti maksudnya aku yakin kamu sudah sering mendengarnya” aku menarik napas mencoba agar ia tidak terbebani dengan apa yang aku sampaikan.

“Aku.. tidak pernah mendapatkan perhatian ataupun kasih sayang. Saat bertemu kaisar aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya karena sifat tanggung jawabnya dan keramahannya saat pertama kali kami bertemu, aku tau itu hanya basa basi tapi aku terpesona dan berharap aku akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang itu. Ternyata aku salah, ia hanya menganggapku sebagai rekan politik tidak lebih. Oleh sebab itu saat ia membuka hatinya padamu dan ibumu aku sangat cemburu dan marah. Tapi untunglah dia sangat hangat pada putra kami, setidaknya putraku tidak merasa begitu kesepian sepertiku”

Yah, aku sangat kesepian baik di kehidupan sebelumnya ataupun kehidupan ini. Kehidupan sebelumnya aku yatim piatu dan hidup dalam buliying serta diskriminasi. Harus bekerja keras demi bertahan hidup. Lalu di kehidupan sekarang, memalui ingatan Alena aku tau diapun tidak mendapatkan kasih sayang, keluarganya fokus pada martabat dan kekuasan sehingga Alena hidup dalam tekanan. Mungkin itu salah satu yang membuatnya menjadi antagonis? Bisa jadi.

Angin bertuip halus menyentuh kulitku, Serina masih diam membisu. Aku tau ini pembicaraan berat untum anak usia 5 tahun, namun aku yakin dia mengerti karena di karya aslinya dia bereinkarnasi di usianya 5 tahun, jadi sekarang ia dalam masa itu, walaupun tubuhnya 5 tahun pikirannya adalah pikiran orang dewasa.

Mengapa dia bereinkarnasi? Karena di cerita aslinya pada kehidupan pertama Serina, ia tersiksa dan di kehidupan ke dua yaitu sekarang ia akan bahagia dan membalaskan dendamnya pada ibu tirinya yang tidak lain adalah aku. Dari Serinalah ayahnya tau bahwa permaisuri seorang kaki tangan pemberontak. Ia tau dari petunjuk kehidupan pertamanya. Aku harus mengubahnya, aku tidak ingin di penggal.

“Mungkin sulit bagimu untuk memaafkanku, aku tidak akan memaksa tapi setidaknya berilah aku kesempatan untuk menebus dosaku padamu, apakah kau mau meberiku kesempatan?” ujarku memelas, aku benar- benar ingin mengurus anak ini dengan baik.

Serina menatapku dan mengangguk. Melihatnya seperti itu aku merasa hatiku meledak seolah ada yang tertahan begitu lama di dalam hatiku dan sekarang menyebar mengalir hangat dalam kalbuku. Apa ini? Apakah ini perasaan milik Alena yang asli? Dan tiba-tiba air mataku mengalir tanpa henti.

“Hiks.. terimakasih putri” saat ini entah mengapa aku sangat bahagia.

Istana Permaisuri

Aduh aku lelah, mataku bengkak, jika diingat-ingat lagi aku jadi malu. Entah mengapa aku tidak bisa berhenti menangis, putri pasti sangat terkejut.

aduuhh....

padahal aku sudah bilang ingin berubah tapi aku malah membebaninya. Saat aku dan Serina kembali ada berbagai macam rekasi.

Pengasuh yang langsung berlari ke arah Serina seolah menemukan anaknya yang hilang dan Anna yang terkejut melihat mataku yang bengkak serta pelayan yang kebingungan.

Memalukan tapi aku lega, kedepannya aku akan melakukan hal-hal baik walaupun pada akhirnya aku akan tetap mati sesuai dengan novel aslinya setidaknya aku mati dengan nyaman.

Ngomong-ngomong putri sangat amat imuutttt, aku kagum Alena mampu mengabaikan bayi imut itu, aku mungkin akan mengigitnya dan membawanya kemanapun aku mau.

Haha aku bahagia, mari terus melukis kebahagiaan untuk kedepannya.

Bab 3

“Ugh”

Kepalaku sakit, ini seperti tidak asing, saat aku pertama kali merasuki tubuh ini kepalaku juga sesakit ini. Aduuh jangan manja Alena mari kita bangun, hari ini aku ingin menemui putraku. Tapi kenapa kepalaku berat sekali? Baik mari tidur sedikit lagi.

Beberapa saat kemudian

“Ugh”

kapalaku masih sakit

“Apa anda baik-baik saja yang mulia?” tanya Anna khawatir.

Pandanganku sedikit buram “kepalaku sedikit sakit, Anna bisa ambilkan aku air?” tanyaku dengan suara serak.

Seseorang memberikan segelas air padaku

“Terimakasih An..yang mulia?!” aku spontan duduk “Ugh” kepalaku sakit sekali.

“Kau tidak perlu memaksakan diri untuk bangun, berbaringlah” ujar kaisar.

“Terimakasih atas pengertian anda yang mulia, apa yang membawa anda kemari?” tanyaku.

“Istana berisik mengetahui kau tidak sadarkan diri selama 2 hari” jawabnya.

“Tidak sadarkan diri? 2 hari? “ ujarku tak percaya. Rasanya aku hanya tidur sebentar dan ini 2 hari ada apa dengan tubuh ini?

“Sepertinya kau masih membutuhkan waktu untuk beristirahat, istirahatlah” ujar kaisar dan berlalu pergi meninggalkan ruangan.

“Permaisuri, minumlah obat ini, karena ini mengandung bahan yang membuat anda mengantuk, jangan di paksakan untuk tetap bangun, beristirahatlah yang mulia” ujar Anna lembut

“Terimakasih Anna” aku membutuhkan banyak penjelasan, tapi saat ini aku benar-benar lelah, nanti saat aku agak mendingan aku akan bertanya pada Anna apa yang sebenarnya terjadi.

Bebrapa waktu telah berlalu, aku membuka mataku perlahan sepertinya sudah hampir petang. Aku sedikit mencoba meregangkan tubuhku setelah tidur seharian. Tidur di kasur empuk memang beda, aku merasa lebih baik. Cahaya senja menemebus jendela, indah sekali.

Astaga! Sudah jam segini, aku kan ingin melihat putraku, hiks.. kenapa sih aku malah terkapar seperti ini. Tunggu, bukankah rencana itu sudah 2 hari yang lalau? Aarrgghh aku ingin memperbaiki hubunganku dengan putrakuuu... menyebalkan!. Aku tidak tau ternyata Alena selemah ini.

Tok tok tok

Siapa di jam segini, apa Anna?

“Permaisuri, apakah saya boleh masuk?”

Suara imut siapa ini? Jangan.. jangan..

“Masuklah”

Langkah kecil perlahan memasuki ruangan, mata biru dengan rambut perak yang menawan tapi imut karena usianya masih 10 tahun. Gaya yang dewasa berusaha memenuhi etiket sesuai dengan perannya sebagai putra mahkota.

Rudine ..

“Salam kepada Bulan Atlanta, apakah anda sudah lebih baik yang mulia?” tanyanya sopan.

Aku ingin menangis, lelaki kecil ini berusaha terlihat kuat padahal masih di usia itu, dan itu semua karenaku. Aku yang memaksanya memperhatikan martabatnya sebagai putra mahkota, aku dengan keras memerintahkan padanya untuk menjaga martabatnya sebagai putra mahkota.

Di karya aslinya Alena tidak membenci Rudine, ia menyayanginya hanya saja Alena sangat dingin dan keras pada Rudine, karena Alena tidak pernah mendapat kasih sayang, ia menerapkan perilaku keras yang ia dapat di kediaman Duke pada putranya.

Duke of Cellen sangat keras pada Alena walaupun Alena adalah putri kandungnya. Karena mencontoh itu, Alena berperilaku demikian pada Rudine, ia menyesal saat akhir-akhir hidupnya saat ia di asingkan hanya Rudine yang selalu menjenguknya saat ia di asingkan di menara. Bahkan saat ia mati hanya Rudine yang ada di pemakamannya dan menjaga makam itu hingga akhir cerita.

Aku memang memiliki kesamaan dengan Alena, kami tidak mendapatkan kasih sayang keluarga. Aku sering di buli karena miskin dan yatim piatu. Tapi berbeda dengan Alena walaupun hanya sedikit suster di panti asuhan kami memperhatikan kami, dan saat aku beranjak dewasa aku bertemu dengan teman-teman yang baik dan orang tua dari sahabat-sahabatku sudah menganggapku sebagai anak mereka sendiri, jadi aku merasakan kasih sayang itu walaupun hanya sebentar, sampai saat sahabatku mengikuti suaminya keluar negeri dan salah satunya lagi meninggal setelah melahirkan anak, orang tua merekapun meninggal karena sakit dan pada akhirnya aku sendiri lagi. Namun setidaknya, walaupun sedkit aku tau rasanya mendapat kasih sayang. Dan melihat anak ini, hatiku pedih.

“ Rudine.. kemarilah”

Aku bisa melihat Rudine tersentak saat namanya ku panggil, biasanya aku hanya memanggilnya dengan sebutan outra mahkota, tidak pernah aku memanggilnya dengan nama. Walaupun terkejut ia perlahan mendekatiku. Aku langsung memeluknya saat ia berada tepat di hadapanku.

Bayiku.... walaupun aku merasuki tubuh Alena, aku bisa merasakan kasih sayang Alena untuk Rudine sangatlah nyata, hatiku berdegup kencang saat memeluk anak ini, aku sangat yakun Alena sangat mencintainya.

“Putraku, Rudine.. Bayiku”

Tanpa sadar aku menangis, memeluknya dengan erat, merasakan aroma lembut darinya. Akupun bisa merasakan dia terkejut dan terdiam beberapa saat lalu perlahan mengangkat tangannya dan memelukku. Waktu berlalu hanya seperti itu, seolah-olah memberi kami kesempatan merasakan kehangatan yang damai ini, hanya untuk kami berdua.

Beberapa saat kemudian

Ugh mataku pedih, sudah berapa lama aku mangis? Aku menangis tersedu-sedu, apa ingusku tidak mengenai pakaiannya ya? Memalukan.

“Apakah permaisuri sudah baik-baik saja?” tanya nya

Permaisuri .. hatiku teriris.

“Rudine, panggil aku ibu” jawabku sambil menyentuh wajahnya

“tapi, itu melanggar etika.. permaisuri bilang saya..”

“Tidak” aku memotong perkataannya aku tau aku yang membuatnya begini, bukan maksudku Alena,. Tapi tidak bisa begini terus.

“Mulai sekarang ibu ingin Rudine memanggilku dengan sebutan ibu, ya?” tanyaku, ia hanya tampak kebingungan

“Maafkan ibu, ibu sudah terlalu keras padamu.. ibu.. ibu hanya tidak ingin kamu di rendahkan, ibu ingin kamu menjadi putra mahkota yang sempurna, ibu telah membebanimu, kamu masih kecil dan ibu tidak memperhatikanmu dengan baik, ibu terlalu egois, maafkan ibu nak” aku menagis lagi.

“Maukah kamu memaafkan ibu?” aku benar-benar berharap. Sama halnya dengan Serina, aku ingin memperbaiki hubunganku dengan anak-anak ini apa lagi Rudine adalah putraku.

“Tentu ibu” jawabnya dengan senyuman yang hangat.

Anaku ini,,, imut sekalii,, ini malah membuat air mataku tidak berhenti. Aku memeluknya lagi, mengusap kepalanya.

“Rudiku.. bayiku.. putraku..” lalu aku mencium keningnya, pipinya, lalu memeluknya lagi. Oh dia merona Kyaaaa putraku imut sekali...!!

“Rudine.. malam ini tidur bersama ibu ya? Ya yaaa?”

“apa?!”

...****************...

Pada akhirnya malam pun datang, aku tau aku terlalu terburu-buru meminta putraku tidur bersamaku, tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa menahannya, putraku sangat imut aku ingin bersamanya labih lama.

Setelah berkata begitu dia hanya bilang akan memikirkannya lalu cepat melesat pergi. Apa aku membebaninya? Aahhh sayang sekali padahal aku ingin tidur bersama putraku yang imut. Tapi tidak apa-apa mungkin aku akan mencobanya lain kali. Saatnya tidur sekarang.

Tok tok tok

Hm? Siapa dijam segini

“Siapa?”

“Ibu, ini Rudi apakah saya boleh masuk?”

Mendengar suara imut itu jantungku serasa meloncat keluar. Kyaaaa~ putraku akan tidur di sini.. yeeyyy!!

"Masuklah~”

Rudine masuk dengan menggunakan piayama, dengan begini ia benar-benar seperti anak berusia 10 tahun. Imuuutttttttt!!!!!! Kyaaa~

“Kemarilah nak, berbaring di sebelah ibu, ini pertama kalinya kita tidur bersama bukan? Kecuali saat kau masih bayi. Mau ibu bacakan dongen?” tanyaku sambil memeluknya yang sudah berbaring di sampingku.

“Aku bukan anak kecil bu” ujarnya cemberut

Kyaaa~ Menggemaskan sekali

“Oh benarkah? Padahal bagiku Rudiku masih bayi” ujarku sambi mencubit pipi tembamnya.

Ah dia merajuk, astagaa anaku imutttttt dan juga tampan pastinya.

“Ini karena ibu sedang sakit aku akan mengabulkan permintaan ibu, ibu bisa membacakanku dongeng” ujarnya dengan imut astaga bayiku ini.

“Baiklah~”

Aku membacakannya dongeng yang aku tau di kehidupan sebelumnya, sepertinya dongeng itu di terima disini karena ia tidak protes sedikitpun dan perlahan mulai tertidur. Wajahnya sangat mirip dengan kaisar, sama sekali tidak ada bagian dari diriku pada wajahnya, menyebalkan.

Tapi dia tetap bayiku yang imut yang aku cintai dengan segenap hatiku. Tanpa sadar aku megelusnya haha baiklah sudah cukup bermain-main dengan wajah imutnya.

“Mimpi indah putraku” setelah mencium keningnya aku memeluknya dan kamipun tertidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!