Bab 3

“Ugh”

Kepalaku sakit, ini seperti tidak asing, saat aku pertama kali merasuki tubuh ini kepalaku juga sesakit ini. Aduuh jangan manja Alena mari kita bangun, hari ini aku ingin menemui putraku. Tapi kenapa kepalaku berat sekali? Baik mari tidur sedikit lagi.

Beberapa saat kemudian

“Ugh”

kapalaku masih sakit

“Apa anda baik-baik saja yang mulia?” tanya Anna khawatir.

Pandanganku sedikit buram “kepalaku sedikit sakit, Anna bisa ambilkan aku air?” tanyaku dengan suara serak.

Seseorang memberikan segelas air padaku

“Terimakasih An..yang mulia?!” aku spontan duduk “Ugh” kepalaku sakit sekali.

“Kau tidak perlu memaksakan diri untuk bangun, berbaringlah” ujar kaisar.

“Terimakasih atas pengertian anda yang mulia, apa yang membawa anda kemari?” tanyaku.

“Istana berisik mengetahui kau tidak sadarkan diri selama 2 hari” jawabnya.

“Tidak sadarkan diri? 2 hari? “ ujarku tak percaya. Rasanya aku hanya tidur sebentar dan ini 2 hari ada apa dengan tubuh ini?

“Sepertinya kau masih membutuhkan waktu untuk beristirahat, istirahatlah” ujar kaisar dan berlalu pergi meninggalkan ruangan.

“Permaisuri, minumlah obat ini, karena ini mengandung bahan yang membuat anda mengantuk, jangan di paksakan untuk tetap bangun, beristirahatlah yang mulia” ujar Anna lembut

“Terimakasih Anna” aku membutuhkan banyak penjelasan, tapi saat ini aku benar-benar lelah, nanti saat aku agak mendingan aku akan bertanya pada Anna apa yang sebenarnya terjadi.

Bebrapa waktu telah berlalu, aku membuka mataku perlahan sepertinya sudah hampir petang. Aku sedikit mencoba meregangkan tubuhku setelah tidur seharian. Tidur di kasur empuk memang beda, aku merasa lebih baik. Cahaya senja menemebus jendela, indah sekali.

Astaga! Sudah jam segini, aku kan ingin melihat putraku, hiks.. kenapa sih aku malah terkapar seperti ini. Tunggu, bukankah rencana itu sudah 2 hari yang lalau? Aarrgghh aku ingin memperbaiki hubunganku dengan putrakuuu... menyebalkan!. Aku tidak tau ternyata Alena selemah ini.

Tok tok tok

Siapa di jam segini, apa Anna?

“Permaisuri, apakah saya boleh masuk?”

Suara imut siapa ini? Jangan.. jangan..

“Masuklah”

Langkah kecil perlahan memasuki ruangan, mata biru dengan rambut perak yang menawan tapi imut karena usianya masih 10 tahun. Gaya yang dewasa berusaha memenuhi etiket sesuai dengan perannya sebagai putra mahkota.

Rudine ..

“Salam kepada Bulan Atlanta, apakah anda sudah lebih baik yang mulia?” tanyanya sopan.

Aku ingin menangis, lelaki kecil ini berusaha terlihat kuat padahal masih di usia itu, dan itu semua karenaku. Aku yang memaksanya memperhatikan martabatnya sebagai putra mahkota, aku dengan keras memerintahkan padanya untuk menjaga martabatnya sebagai putra mahkota.

Di karya aslinya Alena tidak membenci Rudine, ia menyayanginya hanya saja Alena sangat dingin dan keras pada Rudine, karena Alena tidak pernah mendapat kasih sayang, ia menerapkan perilaku keras yang ia dapat di kediaman Duke pada putranya.

Duke of Cellen sangat keras pada Alena walaupun Alena adalah putri kandungnya. Karena mencontoh itu, Alena berperilaku demikian pada Rudine, ia menyesal saat akhir-akhir hidupnya saat ia di asingkan hanya Rudine yang selalu menjenguknya saat ia di asingkan di menara. Bahkan saat ia mati hanya Rudine yang ada di pemakamannya dan menjaga makam itu hingga akhir cerita.

Aku memang memiliki kesamaan dengan Alena, kami tidak mendapatkan kasih sayang keluarga. Aku sering di buli karena miskin dan yatim piatu. Tapi berbeda dengan Alena walaupun hanya sedikit suster di panti asuhan kami memperhatikan kami, dan saat aku beranjak dewasa aku bertemu dengan teman-teman yang baik dan orang tua dari sahabat-sahabatku sudah menganggapku sebagai anak mereka sendiri, jadi aku merasakan kasih sayang itu walaupun hanya sebentar, sampai saat sahabatku mengikuti suaminya keluar negeri dan salah satunya lagi meninggal setelah melahirkan anak, orang tua merekapun meninggal karena sakit dan pada akhirnya aku sendiri lagi. Namun setidaknya, walaupun sedkit aku tau rasanya mendapat kasih sayang. Dan melihat anak ini, hatiku pedih.

“ Rudine.. kemarilah”

Aku bisa melihat Rudine tersentak saat namanya ku panggil, biasanya aku hanya memanggilnya dengan sebutan outra mahkota, tidak pernah aku memanggilnya dengan nama. Walaupun terkejut ia perlahan mendekatiku. Aku langsung memeluknya saat ia berada tepat di hadapanku.

Bayiku.... walaupun aku merasuki tubuh Alena, aku bisa merasakan kasih sayang Alena untuk Rudine sangatlah nyata, hatiku berdegup kencang saat memeluk anak ini, aku sangat yakun Alena sangat mencintainya.

“Putraku, Rudine.. Bayiku”

Tanpa sadar aku menangis, memeluknya dengan erat, merasakan aroma lembut darinya. Akupun bisa merasakan dia terkejut dan terdiam beberapa saat lalu perlahan mengangkat tangannya dan memelukku. Waktu berlalu hanya seperti itu, seolah-olah memberi kami kesempatan merasakan kehangatan yang damai ini, hanya untuk kami berdua.

Beberapa saat kemudian

Ugh mataku pedih, sudah berapa lama aku mangis? Aku menangis tersedu-sedu, apa ingusku tidak mengenai pakaiannya ya? Memalukan.

“Apakah permaisuri sudah baik-baik saja?” tanya nya

Permaisuri .. hatiku teriris.

“Rudine, panggil aku ibu” jawabku sambil menyentuh wajahnya

“tapi, itu melanggar etika.. permaisuri bilang saya..”

“Tidak” aku memotong perkataannya aku tau aku yang membuatnya begini, bukan maksudku Alena,. Tapi tidak bisa begini terus.

“Mulai sekarang ibu ingin Rudine memanggilku dengan sebutan ibu, ya?” tanyaku, ia hanya tampak kebingungan

“Maafkan ibu, ibu sudah terlalu keras padamu.. ibu.. ibu hanya tidak ingin kamu di rendahkan, ibu ingin kamu menjadi putra mahkota yang sempurna, ibu telah membebanimu, kamu masih kecil dan ibu tidak memperhatikanmu dengan baik, ibu terlalu egois, maafkan ibu nak” aku menagis lagi.

“Maukah kamu memaafkan ibu?” aku benar-benar berharap. Sama halnya dengan Serina, aku ingin memperbaiki hubunganku dengan anak-anak ini apa lagi Rudine adalah putraku.

“Tentu ibu” jawabnya dengan senyuman yang hangat.

Anaku ini,,, imut sekalii,, ini malah membuat air mataku tidak berhenti. Aku memeluknya lagi, mengusap kepalanya.

“Rudiku.. bayiku.. putraku..” lalu aku mencium keningnya, pipinya, lalu memeluknya lagi. Oh dia merona Kyaaaa putraku imut sekali...!!

“Rudine.. malam ini tidur bersama ibu ya? Ya yaaa?”

“apa?!”

...****************...

Pada akhirnya malam pun datang, aku tau aku terlalu terburu-buru meminta putraku tidur bersamaku, tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa menahannya, putraku sangat imut aku ingin bersamanya labih lama.

Setelah berkata begitu dia hanya bilang akan memikirkannya lalu cepat melesat pergi. Apa aku membebaninya? Aahhh sayang sekali padahal aku ingin tidur bersama putraku yang imut. Tapi tidak apa-apa mungkin aku akan mencobanya lain kali. Saatnya tidur sekarang.

Tok tok tok

Hm? Siapa dijam segini

“Siapa?”

“Ibu, ini Rudi apakah saya boleh masuk?”

Mendengar suara imut itu jantungku serasa meloncat keluar. Kyaaaa~ putraku akan tidur di sini.. yeeyyy!!

"Masuklah~”

Rudine masuk dengan menggunakan piayama, dengan begini ia benar-benar seperti anak berusia 10 tahun. Imuuutttttttt!!!!!! Kyaaa~

“Kemarilah nak, berbaring di sebelah ibu, ini pertama kalinya kita tidur bersama bukan? Kecuali saat kau masih bayi. Mau ibu bacakan dongen?” tanyaku sambil memeluknya yang sudah berbaring di sampingku.

“Aku bukan anak kecil bu” ujarnya cemberut

Kyaaa~ Menggemaskan sekali

“Oh benarkah? Padahal bagiku Rudiku masih bayi” ujarku sambi mencubit pipi tembamnya.

Ah dia merajuk, astagaa anaku imutttttt dan juga tampan pastinya.

“Ini karena ibu sedang sakit aku akan mengabulkan permintaan ibu, ibu bisa membacakanku dongeng” ujarnya dengan imut astaga bayiku ini.

“Baiklah~”

Aku membacakannya dongeng yang aku tau di kehidupan sebelumnya, sepertinya dongeng itu di terima disini karena ia tidak protes sedikitpun dan perlahan mulai tertidur. Wajahnya sangat mirip dengan kaisar, sama sekali tidak ada bagian dari diriku pada wajahnya, menyebalkan.

Tapi dia tetap bayiku yang imut yang aku cintai dengan segenap hatiku. Tanpa sadar aku megelusnya haha baiklah sudah cukup bermain-main dengan wajah imutnya.

“Mimpi indah putraku” setelah mencium keningnya aku memeluknya dan kamipun tertidur.

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

sedikit aneh dgn cerita nya pa ya aq blm bs nyambung Thor BC nya hehehe

2023-09-21

2

Hafizahaina

Hafizahaina

Saya begitu terlibat dalam emosi dan perasaan tokoh-tokohnya.

2023-09-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!