Bab 7

Mm? sepertinya aku pernah melihat tempat ini, ini seperti...

Aku melihat sekeliling, dan benar! Aku pernah kesini sebelumnya, ini.. mimpi itu!

Aku mencari wanita yang aku temui sebelumnya di dalam mimpi, setelah melihat sekeliling aku menemukannya. Wanita yang tampak kesepian masih melihat keluar jendela menara seakan-akan menatikan kehadiran seseorang.

Aku mendekatinya, seperti dugaanku ia tidak menyadari kehadiranku, yah benar ini mimpi. Cahaya bulan yang menyilaukan menembus menara gelap nan dingin, siapa wanita kesepian ini? aku menoleh keluar, bulan nan indah menghiasi langit malam. Angin laut meniup rambut panjangnya, suara gemuruh ombak membuat ricuh malam itu seolah menemaninya yang sedang sendirian menatap langit. Apa yang ia lihat di luar sana? Apa isi pikirannya? Siapa yang ia tunggu?

Alex...

Siapa??

Belum sempat aku mencari tau, aku terbangun dari mimpi panjangku.

Ugh.. kepalaku sakit. Mimipi itu lagi... kenapa aku terus memimpikan wanita itu?

“Selamat pagi yang mulia”

“ Pagi Anna”

“Saya akan menyiapkan air cuci muka untuk anda yang mulia”

“Baiklah, ngomong-ngomong Anna apakah aku tidak memiliki pekerjaan? Mksudku aku terlalu bersantai selama ini, apakah permaisuri sesantai ini?” tanyaku

“Permaisurii...” teriak Anna dan langsung menggenggam tanganku

“Akhirnya anda bertanya, saya sangat menunggu pertanyaan ini, sebenarnya pekerjaan anda sudah menumpuk, hanya saja anda enggan mengerjakannya sebelumnya” sambungnya sambil menangis terharu

“ha ha, begitukah?” jawabku canggung.

Alena memang terkenal kejam dan pemalas, ia enggan mengerjakan pekerjaan permaisuri terlebih saat kaisar memiliki selir, ia hanya sibuk mengganggu selir kaisar sehingga pekerjaannya terbangkalai.

Haa... memalukan, tapi aku harus menyelesaikannya.

“Apakah anda ingin memulainya hari ini? tanya Anna dengan mata berbinar.

Aku sedikit terbebani dengan tatapannya yang sangat berharap itu.

“mm ya,, baiklah,, maksudku, Oke!” jawabku

“Anda tunggu di sini aku kan menyiapkannya, hoho syukurlah, kepala pelayan tidak perlu menderita lagi, oh maksud saya..saya sangat senang yang mulia, kalau begitu saya pergi”

Belum sempat aku menjawabnya ia sudah berlalu pergi. Apa Anna memang seperti itu? Sejak aku memasuki tubuh ini, ia selalu terlihat serius jadi aku kira ia bukan seseorang yang dapat d ajak bercanda. Namun setelah melihatnya seperti itu, ia terlihat imut.

Ruang Kerja Permaisuri

“A..ap.. Apa ini kepala pelayan?”

“ituu.. pekerjaan yang harus anda tangani permaisuri” jawabnya senang

Gunung kertas ini pekerjaanku? Kertas yang berserakan ini?? Alena... apa saja yang kamu lakukan selama ini? Aduuhh, baru melihtanya kepalaku.. Aku memijit sediki kepalaku. Baiklah, mari jangan buang-buang waktu.

“Kepala pelayan, berikan aku yang paling penting terlebih dahulu”

“Baik yang mulia”

Ruang Kerja Kaisar

“Hari ini permaisuri memulai pekerjaannya yang mulia” ujar Chif

“Apa?! Apa aku tidak salah dengar?” ujar kaisar

“Itu benar yang mulia, kepala pelayan sendiri yang mengatakannya” ujar Chif

“Heh, selama ini ia hanya sibuk menggangguku dan Sabrina, apa kali ini ia ingin mencari perhatian lagi? Baiklah.. mari kita liat sejauh apa ia mampu bertahan”

Bebrapa waktu telah berlalu

“fiuuhh~”

Aku merapikan berkas-berkas yang sudah aku selesaikan, yah setidaknya seperempat dari gunung kertas ini bisa aku selesaikan hari ini. hmmm~

matahari sudah mulai turun, jika di lihat-lihat langit senja apanila di lihat dari ruangan ini lumayan juga, haruskah kita beristirahat?

“Anda sudah bekerja keras” ujar kepala pelayan

“Kepala pelayan? Di mana Anna?”

“Anna sedang menyiapkan cemilan untuk anda yang mulia ini saya bawakan teh, beristirahatlah dulu yang mulia, hari ini anda luar biasa bisa menyelesaikan pekerjaan sebanyak ini” ujarnya sambil meletakkan teh di meja santai tepat di depan meja kerjaku.

“Ini masih sangat sedikit kepala pelayan, aku masih punya banyak hal yang harus di selesasikan” ujarku sambil beralih ke meja tempat teh di sajikan.

“Yang mulia, sampai kapan anda akan memanggil saya dengan sebutan formal begitu? Anda sudah menjadi permaisuri selama bertahun-tahun, apakah anda masih asing dengan saya? Pria tua ini merasa sedih” ujarnya

“Ti tiidak seperti itu, aku kira kamu tidak menyukaiku sama halnya dengan pelayan lain, kau tau bagaiman aku selama ini” ujarku canggung

“Anda benar, perilaku anda tidak bisa di bilang baik, tapi saya mengerti.. anda berubah tepat setelah nona Sabrina memasuki istana, oh! Maaf yang mulia saya tidak bermaksud...” ujarnya cemas

“Tenanglah, aku tidak akan marah sekarang saat kau menyebut nama sabrina di hadapanku, aku sudah menerima kenyataan bahwa ia adalah wanita yang dicintai suamiku “

mengapa mengatakan hal ini membuat hatiku sedih? Apakah ini perasaan Alena yang asli atau perasaanku?

“Yang mulia...” ujar kepa pelayan sedih

“Baiklah, kalau begitu.. Benny,, Ben.. hari ini aku akan memanggilmu demikian” ujarku sambil tersenyum

“Uang mulia,,, saya amat terharu, sudah lama saya tidak melihat senyuman itu dari wajah anda. Taukah anda, anda adalah orang yang hangat sebelumnya” ujar Ben sambil mengusap matanya dengan sapu tangan karena terharu

“Begitukah?” tanyaku

Ben hanya mengangguk. Alena, hangat? Bukankah di dalam novel ia di gambarkan sebagai manita menyebalkan yang kejam? Ia adalah antagonis wajar saja, tapi ini... ada banyak hal yang tidak di ceritakan di karya aslinya.

Tak lama Anna datang dengan cemilannya, aku akan memikirkan hal ini perlahan-lahan. Untuk saat ini kerjakan saja apa yang perlu aku kerjakan. Mengenai pertanyaan-pertanyaan ini akan aku cari trahu perlahan –lahan, untuk saat ini aku harus fokus bagaimana cara bertahan hidup di dunia ini.

Beberapa saat kemudian

“Ibuu..!” teriak lelaki kecil dari balik pintu.

“Bayiku?!!” jawabku

“Berhentilah memanggilku begitu bu” ujarnya cemberut

Kyaaa,, bayi imut ini~ ah beban kerjaku berkurang karena ia datang kesini.

“Apa ibu sibuk? Apa aku mengganggu?”

“Tidak, tentu tidak.. ibu senang kamu kesini, bagaimana hari mu?” tanyaku antusias

“Hari ini menyenangkan bu, hari ini aku mampu mengalahkan Lendro!”

“Benarkah? Anakku ini benar-benar hebat!”

Wah, anak berusia 10 tahun sudah mampu mengalahkan orang dewasa, terlebih mengalahkan kesatria. Putra mahkota negeri ini memang luar biasa. Di cerita aslinyapun di katakan bahwa kaisar dan putra mahkota merupan sword master yang tak terkalahklan di kekaisaran ini, mereka selain ahli pedang merka juga merupakan kesatria sihir dengan mana terkuat.

Saat membaca novel aku merasa ini di buat berlebihan karena mereka keluarga dari protagonis wanita, tapi saat melihatnya sendiri, aku terkagum-kagum.

Putraku mendekatiku dan bercerita apa saja yang ia kerjakan hari ini, jka melihatnya begini ia seperti anak-anak normal lainnya, bukan seperti putra mahkota yang memiliki banyak tanggung jawab besar. Sembari ia bercerita, aku perlahan mengikutinya duduk di meja santai yang telah aku pakai untuk istirahat sebelumnya. Kami berbincang bersama, ini menyenangkan benar-benar seperti ibu dan anak normal yang mengabiskan waktu bersama.

Setelah bercerita banyak hal Rudine tertidur di pangkuanku, sepertinya ia lelah. Aku mengusap kepalanya perlahan, anak ini benar-benar mampu menghangatkan hatiku. Mengapa Alena yang asli menyia-nyiakannya? Bayi lucu yang luar biasa ini.

“ Oh astaga” Anna yang masuk terkejut melihatku dengan putra mahkota yang sedang tiduer nyenyak di pangkuanku.

“sssttt, ia baru saja tidur” ujarku berbisik

“baiklah yang mulia, pakah anda ingin say panggilkan kesatria untuk membawanya kekamarnya?” ujarnya berbisik

“Tidak, aku ingin menggendongnya” jawabku

“Tapi, yang mulia.. putra mahkota, mungkin saja berat tubuhnya saat ini..” jawab Anna ragu

“Aku akan mencobanya, kau boleh memanggil pengawalku, jika aku tidak bisa menanganinya aku akan meminta pengawalku membawanya” jawabku agar Anna tidak khawatir.

Aku menggendong putraku dengan meletakkan kepalanya di bahuku, sambil mengusap punggungnya agar dia tetap tertidur, aku berdiri perlahan agar tidak membangunkannya. Di dunia nyata beban berat seperti ini tidak masalah.

Di kehidupanku sebelumnya, anak-anak panti sering memintaku menggendong mereka, bahkan ada anak yang gemukpun aku berusaha menggendongnya walaupun hanya mampu sebentar haha mengingat hal itu m,embuatku merindukan mereka, semoga mereka mendapatkan kehidupan yang baik saat ini.

“Rudine akan tidur bersamaku malam ini” ujarku pada anna

“oh, baiklah yang mulia “ jawab Anna

Aku berjalan menyusuri lorong sembari mengusap kepala putraku, rambutnya yang halus serta wajahnya yang imut saat tidur sangat menyenangkan untuk dinikmati, jika aku bilang dia bayi lagi ia pasti akan merejuk haha menggemaskan.

“Kemana kau akan membawanya?"

Suara dingin ini, sepertinya aku tau siapa ini

“Salam kepada yang mulia kaisar, maafkan saya tidak menunduk di hadapan anda yang mulia, seperti yang anda lihat sata sedang menggendong putra saya ” ujarku

“Ken! Apa yang kau lakukan, kenapa kau mebiarkan permaisuri melakukan pekerjaanmu!” ujarnya marah

“ i.. itu yang mulia. Saya.. ti.. tidak..” jawab Ken kebingungan

“Saya yang memaksa untuk menggendongnya yang mulia, Ken sudah berusaha melarangku” ujarku

“Banyak hal yang baru darimu, biasanya kau hanya memberi hukuman padanya.. sekarang kau menggendongnya seperti ibu sungguhan” ujarnya

Menyebalkan!

“Saya memang ibunya yang mulia, dan seperti yang anda tau, saya ingin berubah menjadi lebih baik yang mulia, saya ingin menebus kesalahan saya sebelumnya. Jika tidak ada lagi yang ingin anda katakan, saya izin undur diri, saya tidak ingin membangunkan Rudine, ia perlu istirahat” ujarku sambil berlalu meninggalkan kaisar.

Terpopuler

Comments

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2023-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!