Sikapnya sangat banyak berubah, setelah menemuinya di lorong istana aku tidak bisa mengalihkan perhatianku dan diam-diam mengikutinya.
Permaisuri yang dulu dingin dan menyebalkan. Kadang bersikap berlebihan karna menginginkan perhatian, kadang dingin dan tidak bisa di tebak, kadang ada juga kalanya ia menjadi sombong dan tidak tau diri. Orang yang seperti itu sekarang memberikan perhatian pada putranya yang selama ini ia abaikan, serta meberikan perhatian pada putri tirinya yang selama ini ia siksa secara fisik ataupun verbal? Dan yang lebih bodoh aku yang tidak bisa mengalihkan perhatianku darinya.
Aku diam-diam mengikutinya seperti orang bodoh, melihatnya dari kejauahan di balik pintu kamarnya yang belum sempat ia tutup. Ia meletakkan putranya secara perlahan di atas tempat tidur, menatapnya dengan penuh kasih, mengusap wajahnya layaknya seorang ibu yang melihat permata hatinya yang berharga. Lalu ia berjalan di menuju balik pembatas ruangan yang terbuat dari kayu, apakah dia ingin mengganti pakaian?
Tunggu!!!
Aku spontan menghentikan pandanganku darinya dan bersembunyi di balik pintu, wku sudah gila apa yang aku lakukan? Dia hanya melepas rompi tidurnya tapi kenapa aku merasa tidak menentu begini? Ini gila?!
...****************...
Sepertinya bayiku tidur dengan nyenyak. Oh! Aku lupa menutup pintu, hampir saja jika tidak aku akan di kritik masalah etket. Eh tapi tunggu, bukankah aku permaisurinya? Aku bisa meminta pelayan menutupnya.
hah~
kebiasaan menjadi wanita independen di kehidupan sebelumnya sepertinya terbawa ke sini, baiklah mari kita tidur.
Mm? kenapa ramai sekali? Udaranya tidak bagus hari ini.. mendung? Berkabut? Tunggu, ini dimana? Kenapa rusuh sekali? Bukankah tadi aku sedang tidur bersama bayiku?
Tidaakkkkk!!!
Aku tidak bersalah, aku bersumpah!
Suara ini! aku seperti pernah mendengarnya, tapi di mana? Ah! ini suara wanita di menara itu, aku harus menyusuri sumber suara.
Aku menembus kerumunan yang ramai sambil mengikuti sumber suara yang familiar, saat di tengah kerumunan aku dapat melihat beberapa sosok yang familiar.
Terlihat 2 wanita, aku yakin salah satunya adalah wanita menara yang selalu datang dalam mimpiku, satunya lagi sepertinya wanita bangsawan dengan pria gagah di sampingnya dan lalu beberapa pengawal.
Seprti biasa, aku tidak pernah bisa melihat wajah dengan jelas, benar! Aku bermimpi lagi, tapi aku yakin dengan pendengaranku.
Yang mulia, saya mohon, percayalah..
Yang mulia saya mohon pertimbangkan lagi..!
Yang mulia? Siapa? Kaisar?
Putraku, yang mula bagaimana dengannya?
Cukup! Sudah cukup dengan sandiwaramu, aku muak! Sekarang kau seakan-akan peduli dengan putramu? Ini sudah cukup, tidak ada lagi toleransi!
Lagi- lagi suara yang familiar... tapi anehnya aku tidak bisa mengingat dengan jelas suara siapa ini? apa karena ini mimpi oleh sebab itu ingatanku terbatas?
Wanita menara terlihat putus asa sambil menagis tak henti, ia meringkuk dan memegang jubah pria perkasa di hadapannya, sambil menagis ia tak henti – henti memohon, namun dengan jawaban yang sudah pasti. Merka mengabaikan wanita malang itu.
Melihat kejadian ini kenapa sangat menyakitkan? Tanpa sadar aku meneteskan air mata, aku sangat ingin memeluk wanita itu, entah kenapa aku ingin berada di pihaknya, terlepas apapun yang ia lakukan dengan bangsawan di hadapannya itu, entah benar atau salah, saat ini aku hanya ingin memeluknya.
Aku berlalari mendekatinya tapi saat hampir menggapainya aku terbangun dari tidurku. Terasa tangan lembut menyentuh pipiku, mengusap airmataku yang tak henti mengalir.
“ibu..” ucapnya lembut
“ibu bermimpi buruk? Ibu tak berhenti menangis, padahal aku sudah memanggil ibu, tapi ibu tetap menangis apa itu sangat menyakitkan?”
Melihat malaikat kecil ini bertanya dengan lembut menunjukkan kepeduliannya entah kenapa mebuatku tambah ingin menangis?
Aku memeluknya erat dan berusaha keras menahan tangisan yang ingin meledak ini, aku tercekik, nafasku sesak, dadaku berat seolah ada beban berat yang menimpa, aku memeluknya dan mencoba meyakinkannya agar tidak khawatir.
“ibu tidak apa-apa nak, ibu tidak apa-apa” sambil mencoba mengulas senyum dan membelai rambutnya dengan lembut. Seakan tau isi hatiku, ia hanya diam memelukku erat dan mengusap punggungku seakan-akan menenangkanku yang sedang tidak berdaya.
Oh tuhan, bayi kecil ini malaikat berharga yang kau kirimkan padaku, terimaksih.. gumamku dalam hati.
...****************...
Waktu terus berlalu, matahari semakin tinggi. Aku masih sibuk dengan segunung pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Duduk di ruang kerja dengan bau kertas ang semerbak memenuhi ruangan, suara pena yang digoreskan di kertas, dan suara-suara gemersit kertas yang ku susun menambah suasana dalam ruangan itu.
“yang mulia, ada hal yang sudah lama ingin saya katakan” ujar Ben
“katakan saja ben” jawabku sambil mengurus berkas-berkas yang ada di hadapanku
“sebernarnya, kita akan mengadakan festival” lanjut Ben
“oh benarkah?”
Festival? Sepertinya menyenangkan. Topik ini mampu mengalihkan perhatianku yang sejak tadi hanya berfokus pada kertas yang memenuhi meja.
“kapan?” lanjutku
“ mm seminggu lagi yang mulia” jawab Ben ragu
“apa?! Kenapa kau baru meberitauku sekarang? Setidaknya itu memerlukan waktu 1 bulan persiapan!”ini membuatku sedikit panik.
“Itu .. itu karena yang mulia permaisuri selalu enggan menghadiri festival, biasanya yang mulia sendiri yang pergi atau berdua bersama selir Sabrina” jawabnya ragu
Ah, benar, Alena memang orang yang seperti itu, angkuh! Ia tidak ingin bergabung dengan rakyat jelata. Baiklah mari merubah kesan publik terhadapku.
“ Lagi pula yang mulia, semua persiapan sudah selesai.. anda hanya perlu menyiapkan diri anda saja, pertama-tama dimulai dengan menyocokkan pakaian yangmulia dengan kaisar”
Ah benar Ben benar-benar bisa di andalkan, Ben memang yang terbaik!!! aku bangga padamu Ben! By the way aku hanya bergumam di dalam hati.
“ baiklah, mari bersiap Ben, kita tidak punya waktu” ujarku
“ baik yang mulia”
Aku menemui desainer terkenal yang di bawa Ben ke istana. Ada beberapa gaun yang harus aku coba, aku harus mencocokkan dengan apa yang akan kaisar kenakan. Harus sesuai dengan tema, dan pastinya nyaman serta tidak melupakan kesan mewah untuk menandakan jika kami keluarga kekaisaran. Oh jagan lupa pakaian untuk bayi-bayiku, jika kami memakai pakaian yang seirama bukankah itu akan sangan manis? Aku tidak sabar.
Ah tunggu bukan berarti aku mengharapkan potret keluarga bahagia dengan kaisar sia*an itu! Aku hanya ingin memakai baju yang senada dengan bayi-bayiku.!
Tapi sebelum itu ada seseorang yang harus di atasi, wanita menyebalkan tidak tau diri
“Anna” panggilku
“saya menghadap yangmulia permaisuri” jawabnya
“aku akan memilih pakaian putraku dan putri Serina, hal ini akan merepotkan karena pasti pengasuh putri akan mengacaukannya, oleh sebab itu, aku ingin kau sendiri mengantarkan pakaiannya nanti, bersama dengan surat perintah dengan segel kaisar agar dia tidak berkutik”
“ baik yang mulia” jawab Anna
Hah~ menyebalkan sekali aku harus meminta cap kaisar untuk hal sepele seperti ini, tapi aku harus! demi bayiku agar ia tidak di hina di depan banyak orang. Jika Serina memakai pakaian sederhana seperti yang biasa di pakaianya, itu akan merepotkan, aku tidak ingin menambah trauma bayi kecilku yang satu itu. Tapi masalahnya, aku harus menhadap kaisar.. arrghhh menyebalkan sekaliiiii!!!
Ruangan Kaisar
Tok..tok..tok
“Yang mulia? Bolehkah saya masuk?” tanyaku
Pintu terbuka tanpa ada jawaban. Dasar sia*lan setidaknya jawab aku! Walau bagaimanapun aku ini permaisuri kekaisaran dan juga istrimu! Setidaknya di depan orang- orang.. hah~ sudahlah.
“Yang mulia, saya memiliki permintaan” ujarku
“katakan” jawabnya datar dengan semua berkas di tangannya tanpa melihatku sedikitpun.
“izinkan saya mendapatkan cap anda yang mulia”
“cap? Untuk apa?” jawabnya yang akhirnya melihat ke arahku.
“aku ingin putra mahkota dan putri memakai pakaian yang senada saat kita ke festival nanti” ujarku hati-hati
“kau akan pergi ke festival?” tanyannya tak percaya
“haruskah saya tidak pergi yang mulia?” jawabku
“tidak, bukan seperti itu.. ah lupakan. Lalu untuk apa capku?” tanyanya
“anda tau saya tidak memiliki hubungan yang bagus dengan pengasuh putri, saya memerlukan cap itu untuk membuatnya mengikuti keinginanku kali ini” jawabku sesuai realita.
“apa kau ingin merencanakan sesuatu lagi? Jika hanya gaun Stela pasti akan menegerti”jawabnya
Kenapa hatiku sakit saat setiap kali ia menyebut nama wanita itu?
“tapi yang mulia, ia tidak akan mendengarkan jika tidak ada cap itu. Saya benar-benar tidak merencanakan apapun .. ini murni untuk anak-anak” jawabku.
Kenapa ini agak familiar? Wanita yang mengemis dan memohon, ah ya seperti mimpi itu, hanya saja situasiku tidak separah wanita menara saat di dalam mimpi malam itu.
“Tidak perlu, aku sendiri yang akan mengatakan itu pada stela” jawabnya
“Anda sendiri?” tanyaku heran. Seorang kaisar? Pada pembantu? Ini agak.. dan lagi hatiku, kenapa sakit sekali?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Cty Badria
buat mc sadar dan pergi sm ank ny dr pd tdk dpercaya . pondasi rumah tangga adlh kepercayaan....dah bubar aj dr pd sakit hati
2023-09-12
9