Sebenarnya aku tidak ingin merepotkan arka dengan mengajakku makan, Karena aku tidak enak dengan nya.
Saat aku ingin mencuci tangan perhatian ku masih tertuju pada sosok wanita yang sedari tadi mengikuti pelayan rumah makan tersebut.
"mbak, maaf, boleh saya bicara sebentar" ucap ku yang menghentikan langkah mbak mbak tersebut.
"iya, mbak ada yang bisa saya bantu" ucap mbak tadi
"begini mbak, ibu mbak sedang merindukan kehadiran mbak di makam ibu mbak, beliau sangat Merindukan mbak" jelas ku
"ah, ibu saya sudah meninggal 3 tahun yang lalu mbak" sahut wanita tersebut
"iya, mbak, lebih baik, mbak sering sering ke makam ibu, mbak, beliau merindukan kehadiran mbak" jelas ku
"iya, mbak terimakasih, atas perhatian nya" ucap mbak mbak pelayan tersebut.
setalah itu aku kembali ke meja yang semula aku duduki.
"ada apa nes" tanya arka
"tidak ada apa, ka" sahutbku sambil tersenyum
"sudah, ayo, kita pulang, nanti ibu kamu nyariin" jelas arka
"iya, ayo" sahut ku yang langsung ikut berdiri.
"mbak berapa" tanya arka
"semua, enam puluh tujuh ribu mas" ucap wanita yang berada di kasir.
Saat arka seng membayar ada yang menghampiri ku mengucapakan sesuatu.
"terima kasih nak" ucap sosok wanita yang berdiri tadi
aku tersenyum dan mengangguk
tak selang lama mbak-mbak pelayan rumah makan datang menghampiri ku juga
"mabk terimakasih, mbak sudah mengingatkan ku untuk mengunjungi makam ibu" jelas mbak nya.
"sama-sama mbak, ibu mbak pasti senang" ucap ku sambil tersenyum
"ayo" ajak arka yang selesai membayar.
Aku dan arka ke tempat parkir dan mengambil motor arka, setelah itu aku naik di motor arka dan berpegangan di pundak arka.
"Kamu tumbuh besar sebagai wanita cantik yang lemah lembut, sopan santun tutur kata mu" batin arka, saat arka melihat ku dari spion motor.
"ka, ayo, kenapa diam saja" ucap ku yang membuyarkan lamunan arka.
"eeh, iya, ayo" ucap arka yang gelagapan.
Sekitar 15 mint kami berdua sampai di ruang ku, saat arka menghentikan motornya, ada ibu yang sedang menyapu di teras.
"terimakasih" ucap ku kepada arka
"sama-sama" sahut arka tersenyum dan menyodorkan satu kantong kresek makanan yang di belinya tadi.
"hati- hati" sahut ku sambil tersenyum
Setelah arka pergi ibu yang melihat ku langsung melangkah menghampiri ku.
"Agnes, kenapa bisa sama arka" tanya ibu
"iya, Bu ternyata arka juga kerja di pabrik yang sama dengan ku, namun arka sudah 3 bulan lebih lama di sana" jelas ku
"ya, sudah tapi jangan sering-sering barengan sama arak ya nak, kamu tau sendiri gimana Bu ruroh kepada kita" jelas ibu
"iya, Bu, aku tahu, Bu Ruroh tidak suka sama keluarga kita, karena kita miskin" sahut ku sambil sedikit tersenyum kecut.
Dulu waktu aku masih duduk di sekolah dasar arka tidak pernah main dengan ku karena ibu nya melarang arka main denganku, karena kami dari keluarga miskin, oleh karena itu , ibu Arka tidak memperbolehkan Arka main dengan ku.
"Kamu bawa apa nak" tanya ibu
"ini tadi masi padang, yang di belikan arka Bu, katanya arka tadi dapet rezeki, oleh karena itu orang tuanya dan bapak ibu juga di belikan" jelas ku
"ya, Allah Agnes, Jagan mau nak, kalau di belikan arka, nanti kalau ibunya tau, pasti jadi gunjingan seluruh desa, katanya kita minta minta dari anak nya" kelas ibu
"gak, kok, ibu tenang saja, arak pasti bisa, membantu kita, arka anak yang baik, tidak seperti orang tuanya" jelas ku.
"Bu apakah boleh, aku mendaftar kuliah" tanya ku
"sebenarnya boleh, nak, namun ibu sama bapak belum ada biaya" jelas ibu
"ibu gak usah khawatir, Agnes akan membiayai, kuliah Agnes sendiri, Bu, tapi setelah Agnes sudah 1 tahun bekerja baru Agnes berani kuliah Bu" jelas ku
"iya, ibu terserah Agnes, saja" ucap ibu yang sambil membuka makanan. Yang di belikan arka tadi.
"Agnes, kamu aduh ngabarin bapak belum kalau kamu bareng, sama arka" tanya ibu
"sudah Bu tadi ak es sudah kabari bapak" sahutbku, setelah itu aku melangkah ke kamar untuk berganti baju.
Selama beberapa bulan ini arka selalu menjemput dan mengantar ku pulang, arka bilang kalau tempat kerja kita sama oleh karena itu lebih baik kita barengan, agar bapak gak kerepotan untuk ngantar jemput aku.
****
satu tahu kemudian, arka dan aku pulang dari pabrik dengan berboncengan dengan arka, sesampainya di rumah aku segar turun dan berpamitan dengan arka, namun saat arka ingin melajukan motornya ia di hadang oleh Bu Ruroh yang mengetahui bahwa aku dan arka selalu berboncengan saat berangkat dan pulang kerja.
"stop" ucap Bu Ruroh
"ibu" sahut arka yang memulai bigung karena ibu nya memasang muka marah.
"ternyata benar, ya, kamu yang selalu mempengaruhi anak ku, biar mau mengantar jemput kamu ya" ucap Bu Ruroh yang memaki ku
"maaf, Bu tapi saya" ucapan ku belum selesai namun bu ruroh sudah. menyela ku
"dasar orang mi*kin, selalu memperdaya anak orang kaya" jelas Bu Ruroh.
"ibu, jangan begitu, bukan salah, Agnes ini salah arka, yang minta Agnes untuk barengan sama arka" jelas arka yang tidak di gubris oleh ibu nya.
"eehh, ada apa ini" teriak ibu yang keluar dari rumah.
"tuh, anak kamu ajarin jangan pernah merayu anak saya, kita gak level" ucap Bu Ruroh yang sombong.
"maksud Bu Ruroh apa ya" tanya ibu
"anak kau selalu memaksa anak saya untuk mau nganter jemput dia" jelas Bu Ruroh
"eehh, maaf Bu ya, anak ibu yang setiap hari datang kerumah, yang selalu menjemput dan mengantar Agnes" jelas ibu
suasana di depan rumah sangat ricuh, sampai tetabgga sekitar rumah pada keluar rumah dan melihat pertengkaran ibu dan ibu nya arka.
Aku dan arka melerai ibu ibu kami, namun beliau berdua, sudah untuk di lewati, sampai bapak dan ayah arka datang ikut melerai.
"Bu, sudah, malu, di lihat tetangga" ucap bapak
"Dia yang duluan pak, menuduh anak kita yang kecantikan katanya ingin di jemput dan di antar arka" jelas ibu
"sudah Bu, anak kita emang cantik, oleh karena ibu banyak pemuda yang selalu melirik nya, sudah ibu jangan ikut-ikut seperti dia (Bu Ruroh)" jelas bapak
disisi lain arja dan ayah nya juga melewati ibu nya namun bu ruroh sangat kuat hingga bapak Arka terpental.
"awas, kamu datang kerumah mi*kin ini" jelas Bu Ruroh.
"ibu jangan gitu, ih, malu maluin" jelas ayah arka.
"biarin yah, anak kamu tuh" ucap Bu Ruroh
Aku dan arka yang saling pandang mulai memberi Kode dengan mengedip kan mata yang tandanya berpamitan.
Stelah itu Bu Ruroh pergi dan arka kembali mengambil motornya dan mengucapkan minta maaf kepada ibu dan bapak
"ibu, bapak, saya minta maaf atas kelakuan ibu saya" ucap arka
"tidak apa nak, kami sudah biasa di hina ibu kamu" ucap ibu
"aarrkka" teriak Bu Ruroh
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments