Teman Kerja Kesurupan

Pagi hari yang cerah, tidak seperti biasanya, biasanya hujan kalau tidak begitu mendung, awan hitam akan menyelimuti langit yang berwarna biru cantik.

Kali ini aku mengawali hari dengan hati senang. 8 tahun berlalu, aku sudah menginjak usia 17 tahun, hari ini adalah hari pertama ku bekerja di sebuah pabrik, pabrik yang besar dengan karyawan hingga berjumlah ribuan.

Aku mulai bersiap dengan menggunakan baju kemeja putih dan rok panjang, tak lupa aku memakai hijab berwana putih senada dengan warna kemeja ku.

"Agnes, cepetan nak, sudah siang, bapak sudah menunggu di depan" ucap ibu yang memanggil ku

"iya, Bu" ucap ku

aku bergegas keluar kamar dan berangkat ke pabrik.

"waah, masyaallah, anak ibu, cantik sekali nak" sahut ibu saat melihat ku keluar dari kamar dengan menggunakan seragam putih hitam yang em tunjukan seorang pegawai baru.

"teria kasih, Bu" ucap ku

"ini bekalnya nya, jangan lupa di makan ya nak" sahut ibu yang memberikan 2 kotak bekal untuk Ki dan bapak.

"Agnes pergi dulu Bu, assalamu'alaikum"

"walaikumsalam"sahut ibu

Aku langsung berlari ke depan rumah dan menaiki motor bapak di bagian belakang.

"sudah siap, Agnes" ucap bapak

"siap, boss" ucap ku sambil memakai helm.

"brruumm"

"bruum"

ngenggg

Aku berpegangan jaket bapak dengan erat, sekitar 3l menit aku sampai di depan pabrik, aku mencium tangan bapak dan mual masuk kedalam pabrik, sedangkan bapak pergi bekerja, tempat nya sedikit jauh dari tempat ku bekerja.

sesampainya di pos satpam, aku melihat ada beberapa pegawai baru yang menggunakan baju seperti ku, merak semau sudah di beri nama take namun aku belum,

"atau mungkin karena aku baru datang" gumam ku.

"Agnes Cantika Widuri" teriak seorang satpam yang memanggil ku

"iya, pak saya," ucap ku

"ini, mohon di pakai waktu di lingkungan pabrik" jelas seorang satpam.

"baik, pak, terdiam kasih" ucap ku

Setelah aku menerima name take tersebut aku selalu melihatnya, di name take tersebut terdapat foto ku saat aku mengajukan surat lamaran dulu. terlihat masih kecil seperti usia dibawah 17 tahun.

"hai, kamu anak baru juga" tanya seorang wanita yang di samping ku ia juag memakai baju sama seperti ku.

"iya, mbak saya anak baru" jela aku sambil menunjukan name take.

"wah, sama, kenalkan aku ridika, panggil saja Ridi" jelas mbak Ridi.

"saya Agnes" ucap ku yang memperkenalkan diri juga.

Kami semua menunggu di pos satpam sekitar 30 menit setelah itu kami di panggil ke dalam untuk, mengisi dokumen dan untuk membuat absensi.

"wah, banyak anak baru tuh" jelas alah satu pengawai laki laki.

"nih, yang pakek hijab cantik banget" ucap laki- laki itu lagi.

"iya, cantik, badanya juga seksi" sahut teman laki laki tersebut.

"huustt jangan ngobrol terus ayo kerja, kitab juga anak baru tau, cuma bedanya kita masuk duluan" jelas arka yang juga bekerja di pabrik tersebut.

Arka masih memandang ke arah ku, arka mengingat ingat Karana matangnya sedikit di picingkan, seperti orang yang sedang berfikir.

"Aku seperti kenal sama wanita yang berhijab" ucap arka.

"siapa, ka, kamu kenal" tanya teman arka

"gak, tau, ah, gak inget" jelas arka.

"ayo, kerja" sahut teman arka

Mereka semau mulai pergi dari gedung tersebut dengan membawa beberapa kardus yang ada di tanganya.

"siapa ya" gumam arka.

"yahh, masih aja inget- inget gadis cantik tadi" jelas teman arka.

"iya, sih, mas Rudi, aku sepertinya aku mengenal gadis tadi" jelas arka

"kapan-kapan deh, kita kenalan ya sama dia" jelas mas Rudi teman arka.

"iya, mas" ucap ku yang masih penasaran.

Setelah kami anak baru selesai mengisi dokumen dan membaur absen kami langsung di bawa ke dalam pabrik dan mulai bekerja.

"di sini tempat kamu, dan disini tempat kami" ucap salah seorang perempuan yang memakai baju yang ada nama pabrik tersebut.

"iya, Bu" sahut ku

"pinter, kamu cantik sekali" ucap ibu tadi yang memuji ku

"mbak Ridika tempatnya sedikit jauh, sekitar 4 meja dari tempat ku, kami di pabrik ini di letakan di bagian harian, kaki harus memotong arang yang terlihat belum rapi.

aku di ajari oleh oleh ibu tadi yang menunjukan tempat ku mulai kerja.

"anak cantik, ini cara nya gini ya, jangan sampai keliru" ucap ibu tadi

"baik Bu" ucap ku yang selalu memperhatikan ibu tadi.

Di name take ibubtafi terlihat nama sumiasih.

"oh, namanya Bu asih" gumam ku

"Agnes, ini apa" tanya Grahan.

"ini, plastik kemas, untuk mengemas barang yang sudah sesuai jumlahnya, nanti di lekatkan ke barang ini, yang jumlahnya setiap pak ada 10 biji" jelas ku ke Grahan

"ooh" ucap grahan yang cuek sambil mengedarkan pandangannya si segala arah.

Sedari tadi Grahan selalu berada di dekat ku, ia selalu memandang ke semua sisi karena baru pertama kali ini kami masuk di pabrik yang sebesar ini.

"aaaaaa" suara teriakan dari blok sebelah yang sangat keras

"aaaaaa"

"tolong"

"tolong"

"Ada yang kesurupan" jelas salah seorang wanita yang berlari mencari bantuan orang laki laki.

Aku langsung berdiri dan melihat ke arah tersebut

"grahan, ada apa" tanya ku

"ada , sosok mahkluk pengganggu, pekerja" jelas Grahan

"bantu lah" titah ku

"baik" ucap grahan yang segar melangkah ke tempat tersebut.

"aaaaa, pergi kalian semua, disini wilayah ku" ucap wanita yang kesurupan.

"bukan, ini bukan wilayah mu" jelas Grahan

"diam kau, singa bodoh" ucap sosok hantu

"pergi dan jangan ganggu pengawai yang sedang mencari nafkah" jelas Grahan

"jangan ikut campur" ucap sosok hantu itu lagi

"apa kamu mau aku paksa untuk pergi" jelas Grahan

"lawan aku kalau kamu bisa" ucap sosok hantu

Grahan yang tidak takut langsung mengiyakan ucapan sosok hantu tersebut.

Grahan memasang kuda-kuda dia ingin mencakar cakar tubuh sosok hantu tersebut, hingga ia kapok dan pergi.

aku menanti Garahan dengan membacakan doa dan memegang tangan ibu tersebut di bagian jempolnya.

"bissmilahirohmanirohhim"

"Allahu Akbar" ucap ku dan aku berdoa

Saat aku masih usia 16 tahun aku di ajari oleh bapak gimana cara berdoa agar kita bisa menyembuhkan orang yang sedang kesurupan, atau raga nya sedang di kuasai oleh jin.

sedikit sedikit aku mulai mendalami apa saja yang di ajarkan oleh bapak, Karana bapak juga mempunyai kelebihan untuk mengobati seseorang dan bisa melihat masa depan, namun bapak tidak mau mendalaminya, bapak takut akan Allah penguasa alam semesta, karna beliau tidak mau mendahului takdir Allah.

Saat aku mulai dewasa bapak baru menceritakan tentang kemampuan nya itu dan tidak pernah bercerita kepada siapapun Selain aku, anak nya.

"juuukkk"

"juuukkk"

"sreetttt"

"sreeettt"

"aaaaaa"

"brruuukk"

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!