Macan Putih Milik Kakek

Saat aku dan grasia sedang bermain ada yang turun dari becak, beliau memakai peci untuk menutupi kepala dan membawa 2 kantong kresek yang ukuranya lumayan besar. beliau berjalan tergopoh-gopoh sambil tersenyum dari kejauhan.

"Agnes" panggil seorang pria yang baru saja turun dari becak.

"kakek" panggil sambil berlari menghampiri kakek ku.

kakek langsung memeluk dan menggendong ku.

"Agnes nya, kakek, sudah makan belum" tanya kakek pada ku

"belum, kek"

"gggggrrrr" suara erangan Kodam kakek macan putih besar.

Macam putih tersebut melihat grasia yang berada di belakang ku.

"aaaa"

"macan" teriak grasia sambil berlari-lari mengitari ku dan kakek.

"gggggrrrr"

"aaaa, tolong, nes, ada macan" ucap grasia yang masih berlari-lari

"Glahan" panggil ku

macan putih itu berhenti saat aku memanggil nya,

macan putih Kodam kakek memang dari awal kakek memilikinya ia selalu seperti ibu saat melihat hantu yang berada di sekitaran rumah ku, macan itu di beri nama Grahan atau bisa di sebut juga nugrahan, namun aku sering kali memanggil macan putih dengan sebutan Grahan walaupun aku sedikit kidal.

Tapi terkadang aku juga bisa menggunakan kata R yang panjang, lebih seringnya salah pengucapan dari R ke L hi, hi, hi.

"glahan, jangan kejal- kejal, grasia telus, kasian, nanti dia capek" jelas ku ke Grahan Kodam kakek

"hantu, makhluk yang harus di pergi dari sini" ucap Grahan

"grasia teman aku, kamu juga harus berteman dengan nya, dia baik" jelas ku

"hati- hati, nes" ucap Grahan

"iya, tapi kalian harus berteman" titah ku kepada Grahan macan putih.

"Agnes, dimana kamu kenal sama hantu itu" tanya kakek.

kakek yang juga bisa melihat makhluk gaib beliau menanyakan kepada Ku di mana aku bertemu dengan grasia.

"di sekolah kakek, dia teman ku, yang lain tidak mau berteman dengan ku, tapi grasia mau berteman" jelas ku.

"kenapa teman Agnes gak mau berteman dengan Agnes" tanya kakek penasaran.

"karena aku anak aneh, aku anak miskin, mereka bilang begitu" jelas ku

"ya, Allah, cucu ku yang malang"

"sini, ikut kakek, kakek bawa jajanan dan mainan banyak hari ini" ucap kakek sambil menunjukan beberapa kue dan snak yang di bawanya.

"asik" ucap ku sambil melompat kegirangan khas anak kecil

"kakek, kalau kakek kesini aku bawain ini aja ya" ucap Ku sambil menunjukan stik roll yang warna warni

"iya, sayang" ucap kakek sambil mengelus kepala ku.

"aaaaa"

"Agnes, macan nya mengejar ku lagi" rengek grasia yang masih berlari-lari

"biarin mereka sedang bermain" ucap kakek.

Aku dan kakek berbincang dan memakan jajanan yang dibawa kakek.

"bapak" sahut ibu

"prias, ini bapak bawakan beberapa jajanan dan beberapa kebutuhan pokok untuk kalian ber 3 sehari-hari" ucap kakek sambil memberikan 2 kantong kresek besar.

"kenapa, bapak repot- repot" ucap ibu

"gak, apa ini buat Agnes, cucu ku yang pintar" ucap kakek

"wah, kakek kue ini akan aku bagi dengan grasia" ucap ku ke kakek.

"boleh hati- hati saat main" jelas kakek

Kakek sangat senang melihat ku menikmati jajanan yang di bawakan nya.

sedang kan grasia masih saja berlari ketakutan saat di dekati macan putih Grahan.

dulu awal aku bisa melihat Grahan aku juga ketakutan seperti itu, Grahan memang sangat besar dan gagah.

aku menaiki tubuh Grahan, Grahan berlari di kejar oleh grasia yang berlari.

Kami tertawa bersama, Grahan yang awal nya tidak suka dengan grasia kini mereka sudah mau bermain bersama.

"Grahan, jangan cepat-cepat nanti aku jatuh" ucap ku kepada Grahan yang masih berlari cepat.

"iya, jangan cepat- cepat, capek lari- lari" ucap grasia.

"hi, hi, hi, hantu juga bisa capek, grasia" tanya ku kepada grasia yang berhenti berlari

Grasia memegangi lututnya karena dia kecapean berlari mengejar ku dan Grahan.

"sudah, main nya, Agnes, makan dulu" ucap ibu sambil membawa sepiring nasi bersama lauk pauk.

"iya, ibu" sahut ku lalu meminta Grahan untuk berhenti berlari.

"Grahan aku ingin turun" ucap ku sambil memegang bulu Grahan.

"iya" sahut Grahan yang menghentikan langkahnya.

Setelah Grahan berhenti aku bergegas turun dari tubuh grahan dan menghampiri ibu dan kakek.

Awal nya dulu ibu sangat tidak suka kalau kakek kerumah membawa Grahan, karena ibu tau kalau aku bisa melihat Grahan, sedang kan ibu dan bapak tidak bisa, kakek pernah bercerita dulu waktu aku masih kecil, saat pertama aku melihat Grahan ibu dan ayah bigung karena aku tertawa sendiri, aku memainkan bulu Grahan yang lembut.

"emmmhh, masakan ibu enak" ucap ku saat memakan suapan dari ibu

"iya, dari dulu, masakan ibu kamu memang enak" jelas kakek.

kami semua makan bersama, setelah makan aku dan kakek berkeliling desa menaiki delman yang lewat depan rumah.

Delman yang setiap sore selalu lewat di depan rumah ku, naik delman satu putaran di kenakan biaya sekitar 3ribu.

"Agnes, suatu saat nanti kakek akan menitipkan Grahan kepada mu" ucap kakek

"memang kakek mau kemana" tanya ku.

"kakek, mau, istirahat, kakek sudah lelah, nak" ucap kakek sambil mengelus-elus kepala ku dengan lembut.

"sini, Agnes pijitin kek, kalau kakek lelah" ucap ku

"hi, kamu memang anak yang baik" ucap kakek sambil tersenyum

Aku memijiti tangan kakek dengan jari- jari ku yang kecil.

aku dan kakek sangat senang sekali hari itu, karena setiap kakek berkunjung ke rumah , kakak selalu mengajak ku bermain dengan Grahan, jalan- jalan walau hanya naik becak atau naik delman, karena memang keluarga kami sangat lah sederhana, oleh karena itu hanya mengitari desa dengan menaiki delman atau becak saja, aku sudah senang sekali.

setiap kali di sekolah aku di olok- olok teman ku karena aku belum pernah ke taman bermain, seperti Playground yang ada di mall-mall yang tempat nya di kota, namun aku tidak bersedih, aku faham kalau memang bapak ibu ku belum mampu mengajak ku untuk pergi bermain ketempat yang mahal, namun aku tidak bersedih karna yang sederhana saja bisa membuat ku bahagia kenapa aku harus pergi ketempat yang mahal untuk bermain.

"Agnes, main bekel yuk" ajak grasia.

"memang kamu bisa" tanya ku kepada Agnes.

"bisa, aku pernah melihat, anak- anak disana main seperti ini" ucap Agnes

Saat kakek ke rumah, kakek juga membelikan aku beberapa mainan, seperti bekel, boneka dari kayu, dan ada mainan masak- masakan yang terbuat dari tanah liat.

Aku dan grasia bermain bekel bersama, Grahan yang duduk di samping kakek selalu mengawasi gerak gerik grasia, karena Grahan masih belum bisa percaya dengan hantu seperti garasi.

grasia memang hantu yang baik, dia selalu membantu ku dan menolong ku saat aku di ejek teman-teman ku atau di hati oleh teman-teman ku.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!