Pasar Malam

Hari ini aku ingin pergi jalan-jalan dengan ibu dan bapak, jarang sekali kami jalan-jalan keluar, gaji ayah sebagai seorang mandor tidaklah banyak, hanya cukup untuk makan sehari-hari dan membayar sekolah. Hari ini bapak bilang kalau bapak baru saja gajian, bapak mengajak ku dan ibu untuk jalan-jalan ke pasar malam yang berada di tengah desa.

"Bu, ayo kita jalan-jalan ajak Agnes, biar dia senang" ucap bapak

"bapak, punya, uang" tanya ibu

"ada Bu, hari ini bapak gajian, ini buat ibu belanja" ucap bapak sambil memberikan ibu uang.

"makasih, pak, ya sudah ibu panggil Agnes dulu" ucap ibu sambil melangkah ke dalam kamar

"Agnes, ayo kita jalan-jalan" ajak ibu

"benaran, Bu, kemana" tanya ku

"ke pasar malam ya ada di perbatasan desa sana, kamu mau" tanya ibu.

"horee, jalan-jalan ke pasar malam" ucap ku sambil melompat-lompat di atas kasur.

"aku boleh ikut" tanya grasia.

"boleh dong, nanti kita naik biang Lala" ajak Agnes

"iya" sahut grasia sambil tersenyum

"Agnes, grasia ikut" tanya ibu

"ya, Bu" sahut ku

"lali Grahan" tanya ibu lagi

"iya, pasti ikut" jelas ku lagi

"wah, rame dong" ucap ibu yang tersenyum meringis.

"hi,hi,hi, iya Bu" ucap ku sambil menutup mulut.

Aku bersiap untuk berjalan-jalan dengan ibu dan bapak, aku hanya berganti baju seperti biasa, karn memang baju kami hanya sederhana, kalau masih bisa di pakai aku tidak ingin baju baru. kasihan bapak memikirkan semaunya.

"wah, anak bapak cantik" sahut bapak yang melihat ku sambil memegang secangkir kopi buatan ibu.

"iya, pak, ayo, pak, kita jalan- jalan" ucap ku yang sudah tidak sabar

"ayo" sahut bapak langsung berdiri dari tempat duduk nya.

kami ber 3 kalau di lihat dengan kasat mata namun saat di lihat dengan tak kasat mata kami berlima sedang menikmati suasa pedesaan yang masih minim lampu penerangan, Jalanan pun masih berpasir belum ada aspal.

menikmati suasa yang di gin sunyi rasa penasaran membayang kan banyak wahana permainan yang ada di pasar malam tersebut, membaut ku sangat semangat saat berjalan.

"wah, terang sekali pak, disana" ucap ku yang senang melihat keramaian.

"iya, disana, pasar malam, nya, kamu suka nak" ucap bapak

"suka, pak" sahut ku yang bergandengan dengan bapak dan ibu sambil berjalan dan sedikit melompat.

"ye, ye, ye, ye" ucap ku yang senang

"hi, hi, hi, anak kita senang sekali pak" ucap ibu ke bapak

"iya, Bu, maaf Bu, bapak belum bisa membuat kalian berdua bahagia" jelas bapak

"gak, pak, bapak selalu membuat ibu dan Agnes bahagia" ucap ibu yang merasa gembira

"terimakasih, Bu, sudah mau mengerti keadaan bapak" terang bapak

"sama-sama, pak" ucap ibu sambil tersenyum manis.

"srrreeett"

"aahh, apa itu" teriak ku

"ada apa, nes" tanya ibu

"ada tuyul, bu, tuyul, tanpa kepala" jelas ku yang menghentikan langkah

"Agnes, mungkin hanya bayangan saja" ucap bapak yang membenarkan

"tidak, pak, Agnes lihat, itu tadi tuyul tanpa kepala" jelas ku lagi.

"ya, sudah ayo jalan lagi" ajak ibu

kami semau melanjutkan berjalan

"gggggrrrrrr" Grahan mengerang

"energi negatif" sahut Grahan

"iya, rasa nya aku ingin mual" sahut ku

"ada apa, nes" tanya bapak.

"energi negatif pak" jelas ku

"ayo kita jalan saja, sudah hampir sampai" jelas bapak yang mulai mempercepat langkahnya.

Kami berlima segera melangkah dan sekitar 4 menit kami sudah sampai di pasar malam.

"wahhh, bagus sekali pak" sahut ku yang harus melihat pasar malam yang seindah ini banyak lampu warna warni yang menghiasi permainan anak-anak

"bapak aku mau naik, bianglala" sahut ku

"iya, sayang" ucap ibu yang berlari mengikuti ku

"Agnes, jangan lari"ucap grasia

Grasia memandang ke segal arah, dia seperti mengenal semua kejadian yang ada di pasar malam.

"grasia, ayo" panggil ku membubarkan lamunan grasia

Ibu dan bapak melihat ku mereka sangat senang melihat ku berlari kesana kemari.

"hati- hati, Agnes" ucap ibu

"iya, Bu" sahut ku

"hah, tuyul itu lagi" sahut yang memberi tahu grasia

"iya, tuyul tanpa kepala" sahut grasia.

"jangan di kejar" sahut Grahan

"energinya sangat negatif" jelas Garahan.

"iya" aku dan grasia menuruti titah Grahan

aku menaiki permainan kuda - kudaan dan merasa senang karena baru kali ini aku menaiki permainan Ini.

"bapak, ibu" panggil ku dan melambaikan tangan ku

Aku dan grasia duduk bersebelahan kami berdua sangat senang, tatapi lama kelamaan menaiki permainan ini, aku merasa pusing,

" permainan nya muter-muter" ucap ku ke grasia.

"iya, aku Juga" sahut grasia.

"hah, hantu bisa ngerasain, pusing juga" tanya ku

"iya, lah, hi, hi, hi" ucap grasia sambil tersenyum.

aku melihat Grahan yang memperhatikan sesuatu di arah yang sangat jauh.

aku berhenti dan turun dari permainan yang aku naik i ini, aku mendekat ke grahan dan berbisik kepadanya.

"Kamu lihat apa" tanya ku

"tuyul, tanpa kepala" sahut Grahan

"iya, apa kita kejar dia" sahut grasia

"Jagan, waktu nya tidak tepat, banyak orang di sini, kasian keluarga Agnes" jelas Grahan

Kami melihat ke bapak dan ibu yang sedang memakan jagung rebus.

"Agnes mau" tawar ibu

"gak mau, Bu, Agnes mau telur ceplok aja" sahut ku sambil menunjuk ke penjual telur yang memakai gerobak.

"Ayuk" ajak ibu

kami melangkah ke penjual telur ceplok dan membeli jajanan itu.

"lima ribu ya, pak" ucap bapak yang mengeluarkan uang pecahan lima ribuan satu.

"iya, mas" sahut penjual telur ceplok

"sreeeng"

"sreeeng" suara telur yang di masukan ke cetakan bulat- bulat di beri minyak sedikit.

penjual telur membolak balikan telur akan tidak gosong, aku mengamati apa saja yang dilakukan oleh penjual tersebut Karana sangat menarik perhatian ku.

"mau dikasih sau, dek" ucap penjual telur ceplok

"mau pak, kasih sambel, Juga" ucap ku

Satu plastik di berikan kepada ku, dan diberi satu tusukan terbuat dari bambu yang di potong kecil.

"terima kasih pak" ucap ku yang menerima nya.

bapak penjual tersenyum

"ayo, Agnes mau main apa lagi" tanya bapak

"mau naik biang Lala" sahut ku yang menunjuk ke arah biang Lala sambil Makan telur ceplok yang aku beli.

"oke" sahut ayah

"grasia mau" ucap ku sambil memberikan telur ceplok yang aku tusuk

Grasia memakan yang aku berikan.

"wah, enak" ucap grasia

"kamu bis makan itu" sahut Grahan.

"iya, rasanya, enak" ucap grasia

"iya, iya, kamu kan hantu, kenapa bisa. Makan ya" tanya ku yang bigung.

"entah, aku saja juga bigung, terkadang aku juga makan nasi sama Agnes" jelas grasia

"dasar, setan aneh" sahut Grahan

"biarin" sahut grasia sambil menjulurkan lidah panjang nya.

"ih, panjang, gak sopan" sahut ku yang memberi tahu grasia.

"ibu bilang tidak boleh mengeluarkan lidah terlalu itu namanya tidak sopan" jelas ku.

"oh, ya, maaf" sahut grasia

"hi, hi, hi, Agnes masih ingat perkataan ibu yang dulu" sahut ibu yang tersenyum

"tentu dong Bu" sahut ku

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!