Hari ini aku dan grasia berlari setelah telah turun dari motor bapak, dan berpamitan dengan bapak, langsung menuju ke kekelas ku, Disana sudah ada beberapa teman ku yang duduk di bangkunya masing-masing.
"hai, Agnes" ucap arka
"hai" sahut Ku sambil berjalan menuju ke bangku ku
Aku menaruh tas ku dan duduk sebentar di kursi ku. Arkan yang melihat ku mulai menghampiri ku.
"Agnes, main yuk" ajak arka.
"gak, ah, aku lagi gak ingin main" jelas ku kepada arka.
"alka, main saja sama teman yang lain" jelas ku
"gak, ah, aku gak ingin main sama mereka, mereka semau tidak suka dengan ku" jelas arka
"memang kenapa" tanya ku
"katanya, aku anak yang suka mengadu" jelas arka lagi.
"kenapa bisa begitu"
"kemaren kan, aku main sendiri, Adit menghampiri ngajak aku main, tapi Adit mendorong ku hingga aku jatuh, rasanya sakit sekali karena kepala pusing karna terbentur tembok" jelas arka.
"lalu, kenapa Adit bisa bilang begitu" tanya ku yang penasaran
"aku bilang ke ibu, kalau aku di dorong oleh Adit, lali ibu ke rumah Adit memarahi Adit" jelas arka lagi sambil mengelus-elus kepalanya.
"oh, jadi begitu, ceritanya" ucap ku
"kita gambar aja, yuk" ajak ku ke arka
"Ayuk" sahut arka yang berdiri mengambil buku gambarnya.
aku mengeluarkan buku dan pensil warna ku yang sudah usang.
"Agnes, kenapa pensil warna kamu kecil sekali, dan warna nya juga sudah kotor" tanya arka
"iya, ini pensil warna ku sejak aku masih kecil, ya mungkin waktu aku masih belum sekolah dulu, ibu membelikan ku" jelas ku dengan tersenyum
"aku punya dua kotak pensil warna, kamu Mau, nanti biar aku bilang ke ibu ku" jelas arka
"jangan, arka, nanti kamu di marahi oleh ibu kamu" jelas ku
"gak, apa kok Agnes, pasti ibu ku bisa ngerti" jelas arka
"pakai saja punya Ki, nes" ucap arka sambil menyerahkan pensil warnanya yang masih bagus.
"terima, kasih, arka" ucap ku
Kami berdua masih mewarnai gambar yang tadi kami buat, grasia Juag ikut bermain walaupun dia hanya memberi ide untuk memberi warna yang cocok.
"arka, ini pensil warna kamu, makasih ya, pensil warna cantik" ucap ku yang mengembalikan pensil warna milik arka.
"Kamu bawa saja, Agnes, itu buat kamu" jelas arka
"jangan arka, nanti kamu di marahin sama ibu kamu" jela aku yang menolak pemberian dari arka
"gak, kok, nanti saat keluar kelas aku akan bilang ke ibu" jelas arka
sekitar 2 jam kami mengikuti pembelajaran yang di ajarkan eh guru TK di sekolah ku.
saat bell ber bunyi yang menandakan bahwa sudah waktunya pulang, kami semua berlarian untuk segera pulang dan kelaut kelas, di luar sudah ada ibu ku dan ibu nya arka, mereka berdua berbincang.
"ibu" teriak arka yang berlari memeluk ibu nya.
Arka sepertinya sangat di sayang oleh ibu nya, dia snaaggt manja dengan ibu nya.
"ibu, tadi pensil warna aku yang ya g gambar hello Kitty Ku kasihkan ke Agnes, karena pensil warna Agnes, sudah usang dan kecil" jelas arka ke ibu nya
Memang pensil warna ku sudah lama tidak beli, karena ibu dan bapak harus ngirit karena uang kami pas-pasan untuk makan saja terkadang, ibu di bantu oleh kakek, sedangkan kakek sudah tua dan sering sakit-sakitan ibu sudah tidak mau di bantu oleh kakek karena kasihan. oleh karena ibu tidak pernah membelikan ku kalau masih belum rusak, atau tidak bisa di pakai, benda yang bisa di pakai kenapa harus beli lagi ucap ibu seperti itu.
"ooh, tidak apa, arka, kan itu juga pensil warna untuk cewek, Arkan kan punya dua pensil warna" jelas Bu Ruroh ibu Arka.
"iya, Bu" ucap arka
"Kamu anak baik" ucap Bu Ruroh
"maaf, Bu sudah merepotkan arka" jelas ibu ku
"gak apa Bu prias, lagian arka juga tidak suka karena motif nya hello Kitty, seperti anak perempuan" jelas Bu Ruroh.
"sekali lagi terimakasih Bu, ruroh" ucap ibu
"sama- sama Bu" sahut bu ruroh tersenyum
Aku melihat kaki Bu Ruroh ada yang aneh. Aku ingin sekali membantu Bu Ruroh.
Kaki Bu Ruroh terlilit oleh ular hitam yang besar, sehingga Bu Ruroh kesulitan saat berjalan.
"ibu, nya arka, ibu sedang sakit" tanya ku ke Bu Ruroh
"iya, sayang, kaki ibu sedang sakit, tapi sudah ibu bawa ke dokter" jelas Bu Ruroh.
"boleh, Agnes memijat kaki ibu" jelas ku
tanpa aku menunggu jawaban Bu Ruroh aku langsung memegang kaki Bu ruroh, dan mulai menarik ular besar yang ada di kakinya.
"hati-hati, Agnes" ucap Grahan yang melihat ku
"ular itu sepertinya, kuat" jelas grasia.
"bantu aku" ucap ku sambil menari ular besar tersebut.
aku, grasia dan garahan mencoba melepaskan ikatan ular yang melilit kaki Bu Ruroh, aku menariknya sekuat tenaga, Garahan mencoba mencakar ular tesebut, hingga lilitan ular tersebut sedikit longgar.
garasi dan aku mencoba menarik ular yang sudah longgar lilitannya nya itu, Garahan tetap mencakarinya hingga mengeluarkan darah yang banyak.
"grasia, ayo" panggil ku
Aku dan grasia menarik se kuat kuatnya.
"bissmilahirohmanirohhim" teriak ku yang membaca basmalah untuk diberi kekuatan oleh Allah.
"aaaaaa" teriakku yang menarik ular hitam tersebut.
"aaaaaa"
"sssss"
Ular itu mendesis dan menjulurkan lidah nya.
"Ayo, Grahan terus" ucap ku yang memberi semangat grahan.
Kami bertiga mencoba menarik dan garahan mencarinya sehingga ular tersebut lemas dan pergi.
"pergi, jangan kembali" ucap ku sambil menepuk-nepuk lutut ku.
"Alhamdulillah" ucap ku
"sudah, nak" ucap ibu.
Ibu Arka yang melihat dan merasakan bahwa kakinya sudah tidak sakit lagi.
"terima kasih, Agnes, kaki ibu sudah tidak sakit lagi" ucap Bu Ruroh.
"sama- sama" sahut ku
Bersambung
tolong komen dong biar aku lebih semangat lagi nulisnya. Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments