"Agnes" panggil grasia
"iya" sahut ku
"hati-hati, dengan mahkluk gaib, nes" jelas grasia kepada ku
"iya, aku akan hati-hati" Jelas ku.
"Ayuk, main" ajak ku ke grasia
Seperti biasa kami berdua main di halaman rumah ku, aku mengambil mainan Ku yang kapan hari lalu di belikan oleh kakek.
Aku dan grasia bermain masak masakan dari tanah liat, aku mengambil beberapa daun dan sedikit air untuk aku masak di panci yang terbuat dari tanah liat.
"grasia, kamu masak nasi ya" ucap ku kepada grasia
Aku dan grasia bermain layak nya anak kecil yang bermain bersama teman-temannya, namun saat ada tetangga yang melihat ku main sendiri dan berbicara sendiri mereka selalu membicarakan ku, kerna mereka semua berfikir bahwa aku mempunyai kelainan sebab mereka tidak bisa melihat grasia,
namun ibu selalu memberi ku semangat dan membiarkan kata-kata orang yang tidak pantas di dengar oleh ku, untuk tidak di dengar.
"sebentar lagi ada yang datang" ucap Grahan
"oh, ya, siapa" tanya ku kepada Grahan
"kakek" ucap Grahan
"horee, kakek datang" ucap ku sambil melompat kegirangan
sekitar 5 menit ada becak yang berhenti di depan rumah, aku melihat ke arah becak tersebut.
"kakek" panggil Ki dan berlari ke kakek
"cucu, kakek" ucap kakek yang suaranya agak lesu
"kakek, sakit" tanya ku
"tidak, kakek tidak sakit" jelas kakek
"ada orang berjuang hitam itu lagi" ucap ku
"huss, jangan bilang gitu,nes" ucap grasia yang berbisik
Grahan dan grasia mengetahui siapa orang yang berjubah hitam yang selalu mengikuti kakek.
"Kamu tau siapa dia" tanya ke grasia
"eh, tidak" ucap grasia yang membuat ku curiga
"pasti kamu tau kan, kalian pasti sama" jelas ku kepada grasia.
"tidak, kami tidak sama" jelas grasia
"ohh, ya" ucap ku sambil memicingkan mata
"ayo, main lagi" ajak grasia mengalihkan pembicaraan
"ayo" ucap ku sambil melangkah ke tempat semula.
"assalamualaikum"
"walaikumsalam"sahut ibu
"kakek, kenapa kesini lagi, kakek kan tidak sehat" jelas ibu
"aku ingin disini saja, nanti kalau aku mati aku ingin di rumah ini bersama cucu ku" jelas kakek
"kakek, jangan bilang begitu, ih, gak baik, kakek pasti di beri umur panjang" jelas ibu
"kakek mau minum apa" tanya ibu
"air putih saja, as" ucap kakek
"iya kek" sahut ibu sambil berjalan ke dapur
"Agnes, sini nak" panggil kakek
Aku yang mendengar panggilan kakek langsung berlari ke tempat duduk kakek.
"iya, kek" ucap ku
"ini, buat kamu" ucap kakek sambil memberikan kalung emas ke leher ku
"bagus, sekali kek" ucap ku
"jaga, perhiasan ini ya, nak, jangan boleh di pegang orang lain" ucap kakek
Kakek memberikan kalung emang dan liontin berwarna hijau yang bersinar.
"permata keabadian" ucap Grahan
"apa, kamu tadi bilang apa, Grahan" tanya ku ke Grahan karena aku tidak jelas mendengar ucapannya.
"bukan, apa-apaan" jelas Grahan
"cantik" sahut grasia
"Kamu juga tau" tanya ku ke grasia
"e,e,e," grasia terbata dan menggeleng seraya Melirik Grahan.
"gak, kami semua gak tau" jelas Grahan dan meringis menggerakkan kumisnya.
"kakek, ini, minum dulu, stelah itu kakek istirahat di kamar, ya, biar aku siapkan kamarnya dulu" ucap ibu yang memberikan satu gelas air dan setelah itu ibu masuk kedalam rumah
***
malam hari aku dan kakek masih bercerita, kakek menceritakan dongeng yang sangat seru.
"kucing dan harimau" ucap ku
"Agnes, sudah malam nak, besok sekolah, kami harus tidur" ucap ibu yang menggandeng ku
"aku masih ingin bersama kakek, Bu" rengek Ku
"kakek, masih disini, sayang" jelas ibu
"kakek gak pulang kan" jela aku yang bertanya kepada kakek
"tidak, kakek disini saja" jelas kakek
"horee, kakek tidur disini" ucap ku sambil melompat-lompat
"ayo, tidur, ibu antar" tawar ibu
Aku dan ibu pergi kemar ku, aku membaringkan tubuh di kasur yang sudah usang, namun masih enak untuk di tiduri.
"tok"
"tok"
"tok"
"assalamualaikum"
"walaikumsalam" sahut ibu yang segera membukakan pintu
"Bu Ruroh" ucap ibu
"Bu, prias, apakah, arka ada disini" tanya Bu Ruroh yang masih ngos ngosan
"gak, Bu arka gak main kesini" jelas ibu
"Bu, saya sudah mencari arka. Kemana- mana, namun saya belum menemukanya" jelas Bu Ruroh sambil menangis
"hu, hu, hu" tangis Bu Ruroh
"arka, arka dimana, nak" panggil Bu Ruroh.
"saya, bantu cari bu" ucap bapak yang langsung berdiri saat mendengar anak Bu ruroh hilang
"ada apa Bu" tanya ku yang langsung keluar dari kamar
"Agnes, tadi Agnes ketemu, arka gak, pulang sekolah" tanya Bu Ruroh.
"gak, Bu, Agnes gak ketemu arka" jelas ku
"arka, arka" panggil Bu Ruroh
Ibu dan suami Bu Ruruh masih menenangkan Bu Ruroh, bapak sedang mengambil jaket untuk membantu mencari arka.
Semua warga juga membantu Bu Ruroh mencari arka, waran membawa beberapa Alat pentungan, ada yang membawa panci untuk di pukul- pukul, karena semua warga berfikir kalau arka di gondol wewwgombel.oleh Karen itu semua warga membawa alat yang bisa di bunyikan.
"tuk"
"tuk"
"Ting"
"tuk"
"Ting"
Suara gemuruh benda yang di pukul para warga.
Kami mencari arka di kebun bambu dan di kebun tebu, namun di kebun tebu aku tidak melihat ada sosok makhluk gaib yang berada disana, namun saat kami semua mencari di kebun bambu, aku melihat ada banyak sosok gaib yang berada di kebun tersebut.
"arka" panggil ku
"Agnes, aku disini" teriak arka lirih
"arka"
"arka"
Aku melihat arka di atas pohon bambu yang sangat lebat dan arka di ujung batang pohon bambu tersebut.
"arka" teriak ku
"turun" teriak ku lagi
"Agnes, kamu melihat arka nak" tanya bapak
"itu" ucap ku dan menunjuk ke atas.
semua orang melihat ke atas namun, mereka semua tidak melihat arka.
"aaagggggrrr" Grahan menggerang sepertinya ia melihat sesuatu.
"grraaaooo" gerangan Grahan sanagat terdengar keras.
garasi mencoba menarik, rambut wewegombel tersebut.
"aaah, jangan ganggu teman Agnes" ucap garasi
"Garahan membantu Agnes dengan mencakari tubuh wewegombel.
wewegombel mengamuk, angin kencang menghembus daun- daun berterbangan.
semua warga mulai ketakutan.
"Grahan, tolong arka" ucap ku
"Grahan mencoba menolong Arka, namun tubuh Grahan di lilit oleh wewegombel
"grasia, gigit dia" titah ku
Grasia mencoba menggigit wewegombel tersebut dan grasia terpental karena terkena hempasan tangan wewegombel tersebut.
"aaaaa" teriak grasia.
"grasia" panggil Ku
"ayo, lari, Wewe nya ngamuk" ucap para warga.
"tenang, tenang, kita harus bantu menemukan arka" jelas bapak
"tapi, kami takut pak Adrianto"ucap para warga.
warga yang takut ada yang berlalu pulang ada juga yang masih membantu mencari arka.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments