Keesokan paginya,
Sesaat sebelum keberangkatan Bayu menuju luar daerah.
Umi Hasanah tengah sibuk mengecek ransel besar yang berisi semua keperluan Putranya, ia takut ada barang yang tertinggal.
Tangannya berhenti ketika matanya menangkap hal yang tidak biasa dari putranya.
Bayu terdiam melamun memandang ponsel ditangannya.
Umi Hasanah berjalan mendekati Bayu yang sedari tadi tak menggubris sarapan yang sudah disajikan di depannya.
Sambil menepuk lembut punggung Bayu "Kamu kenapa Bay?? Umi perhatikan sejak pulang semalam kamu terlihat murung? Ada apa?? kamu berantem sama Ica?"
Tanya Umi Hasanah.
"Ica Umi, Bayu sedang memikirkan Ica"
Jawab Bayu menoleh sesaat.
"Kenapa Ica??, Masalah kalian akan berpisah sesaat?"
Bayu menggeleng.
"Lalu?"
Umi Hasanah menatap serius putranya, sembari menarik kursi dan duduk di hadapan Bayu.
Bayu menarik nafas panjang,
"Dari semalam, setelah Bayu pulang dari rumahnya, ponsel Ica tak bisa dihubungi Umi, Bayu khawatir"
Bayu menunduk.
"Ehm... ya mungkin saja ponselnya habis batre, atau Ica lupa nyalain ponselnya"
"Iya Umi, mungkin saja"
"Ya udah, nanti di coba lagi telpon, sekarang kamu sarapan dulu nanti kesiangan, ini juga kasian si lontong sayurnya dianggurin ntar keburu dingin"
Bayu mengangguk dan mencoba tersenyum, Dia tak ingin membuat Uminya ikut terbebani dengan pikiran dikepalanya.
Ica sudah siap dengan pakaian kerjanya,
ia meraih ponsel dan mengetikkan sebuah pesan.
"Pagi Pacar..., kamu udah berangkat?"
hening tak ada balasan, hingga 10 menit menunggu, akhirnya Ica memutuskan berangkat kerja.
Namun baru saja ia menyalakan motornya, sebuah pesan diterima, Ica buru-buru memeriksa ponselnya.
"Iya, Aku baru mau berangkat"
Balasan singkat dan kaku Bayu.
"Widiihh, jutek amat... Sayang, Aku pasti bakalan rindu berat sama kamu, kamu disana hati-hati ya..."
Dengan dada berdebar, Ica menunggu balasan manis dari Bayu, namun hingga beberapa menit tak ada balasan, Ica memutuskan berangkat kerja meski dengan perasaan sedikit kesal.
"Ihh..Bayu kenapa sih..kok aneh, ada yang beda kenapa ya??!"
Hatinya bergumam sendiri tentang perubahan sikap Bayu yang mendadak.
Setelah menghabiskan sarapannya, Bayu berpamitan pada Umi hasanah, tentunya dengan hati yang tak tenang.
"Umi, Bayu pamit ya, umi dirumah hati-hati.. jangan capek-capek, istirahat nya dijaga ya Umi..."
Ujar Bayu sembari mengecup tangan dan pipi Umi hasanah yang sudah basah.
Umi hasanah membalas dengan kecupan di dahi Bayu,
"Ingat pesan Umi ya Bay, kamu jangan telat makan, jangan sering-sering makan mi instan, jangan begadang, trus jangan suka mandi malam ya Nak..."
Umi hasanah menyeka air matanya, ia tak kuasa menahan sedih meski hanya sebentar saja berpisah dari putra kesayangannya tetap saja, hal ini berat buatnya.
"Umi jangan nangis ya... Bayu jadi berat untuk pergi"
Bayu mengusap air mata Umi hasanah, mereka kembali berpelukan bahkan isak umi hasanah semakin terdengar.
Bayu telah berada di dalam mobil container box bersama sang supir siap berangkat meninggalkan Kotanya menuju sebuah daerah tempat dimana bayu akan di tempatkan.
Baru saja mobil melaju,
"Bayu.. maaf ya, Aku baru bisa hubungi kamu, sim card Aku rusak, ini nomor baru, kamu save ya Bay"
Sebuah pesan masuk dari nomor baru, dan Bayu sangat yakin itu Ica, meski sedikit bingung dengan gaya penulisan yang tidak seperti biasanya, jauh dari kesan manja yang biasa Ica lakukan ketika sedang berbalas pesan dengan nya.
"Ya Allah sayang, akhirnya kamu menghubungi Aku, dari semalam Aku bingung"
Setelah mengirim pesan balasan untuk nomor tersebut, ternyata rasa rindunya mendengar suara Ica membuatnya tidak tahan untuk tidak menelpon Ica.
Tut... Tut... Tut....
Tak ada jawaban disana, Ica tak mengangkat telpon darinya bahkan beberapa kali sengaja merijeknya.
Hingga sebuah pesan kembali masuk.
"Bayu maaf, Aku gak bisa terima telpon dulu, Aku lagi meeting sama Pak Leo"
Kekecewaan tak bisa ia hindari, namun ia berusaha memahami kesibukan pacar kesayangannya.
"Iya sayang, maaf Aku ganggu.. semangat ya.."
Balasnya mencoba berlapang dada.
Pagi ini untuk pertama kalinya sejak menjalin hubungan dengan Ica hatinya terasa pilu, dan untuk pertama kali pula ia berangkat kerja dengan semangat yang tiba-tiba saja meredup.
Di kantor Ica,
"Pagi Bu Ica!!"
Sapa Pak Daus sumringah seperti biasanya berbanding terbalik dengan Ica yang pagi ini hanya menganggukkan kepala saja pada sapa ramah Pak Daus.
"Bu Ica kenapa ya, gak kayak biasanya?? Apa lagi gak enak badan??"
Gumamnya bertanya-tanya.
Ica berjalan pelan masuk menuju ruang kerjanya yang pagi ini sudah tertata rapi dan juga wangi, dan tak lupa secangkir teh hangat manis sudah menunggunya di meja kerja, namun sayangnya hal itu tak membuat Ica berhenti dari tatapan nanarnya, pikirannya terus melanglang buana memikirkan Bayu.
Ica sangat merasa sekali bahwa Bayu berbeda dari biasanya. pikiran-pikiran jahat mulai menghantuinya dan meracuni otaknya.
"Apa jangan-jangan ini memang sengaja Bayu lakuin ke aku?? Apa mungkin Bayu sengaja menghindar dengan berpura-pura keluar daerah cuma untuk menjauhiku, Apa ini alasan agar Bayu bisa menjauh dan berlahan melepaskan diri dari Aku??"
Batinnya.
Ica memejamkan mata, dan menarik nafas dalam-dalam.
Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments