"Hati-hati ya Bram bawa mobilnya, suka tiba-tiba ada motor yang nyalip"
Sindiran Mama Sarah lagi-lagi membuat panas telinga Ica.
"Iya tante, makasih Saya akan lebih hati-hati, Kak siska, Cika.. Om Brama pulang ya..., Om Arif saya pamit..Ica, saya pulang dulu ya.. Yuk Bay, duluan yah..."
Brama pamit sembari menepuk pundak Bayu.
Tak lama setelah mobil Brama berlalu dari halaman rumah Ica,
"Sayang... Aku juga pamit ya,"
Bayu membelai kepala Ica dengan sangat lembut.
"Sekarang??"
Ica memanyunkan wajahnya sembari menengadah menatap lekat wajah Bayu.
"Iya sayang, kenapa emangnya?"
Bayu mencubit lembut dagu manis milik Ica.
"Masih kangen..."
Rengek Ica manja,
"Ehmm.... sini....sini ! "
Bayu merangkul pundak Ica sembari membetulkan rambut poni Ica yang menjuntai menutupi sebagian wajah sendunya.
"Ca... Aku sayang kamu, sayangggg banget."
Sebuah kecupan mendarat di pucuk kepalanya.
"Doain Aku ya sayang... biar Aku biasa cepat menyelesaikan semuanya, sukses dan cepat menghalalkan kamu, dan bisa bahagiain kamu"
Sambung Bayu, membuat Ica mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya.
" Bentar ya Sayang, Aku panggil Mama dulu"
Ica melepaskan lingkar tangannya dari pinggang Bayu dan berjalan masuk kedalam.
Namun langkahnya terhenti ketika Bayu menangkap cepat tangan Ica dan menariknya kembali kedalam dekapannya.
"Bay??"
Ica menatap Bayu dengan heran bercampur rasa kaget.
"Aku pasti akan sangat merindukanmu Ca...sungguh...Aku mencintaimu, I love u sayang...."
Ucap Bayu sembari mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya.
Jantung Ica berdegup kencang, hatinya berdebar tak karuan, untuk pertama kali nya wajah manis itu berada sangat dekat dengan wajahnya, hanya beberapa inci saja.
Perlahan matanya terpejam seolah siap menerima tindakan selanjutnya dari Bayu.
Begitupun dengan Bayu, darahnya berdesir hebat, matanya menatap lekat bibir mungil gadis kesayangannya yang seolah terus memanggilnya mendekat.
Bayu menempelkan Bibirnya pada bibir Ica, kecupan manis baru saja terjadi, hanya beberapa detik saja, Bayu kembali menjauhkan wajahnya, Ica membuka matanya dengan pipi bersemu merah jambu dan berlalu dari hadapan Bayu masuk kedalam rumah, dengan tangan meraba pelan bibirnya, yang baru saja tersentuh bibir Bayu, terasa lembut dan begitu hangat.
Rumah Ica sudah sangat hening, bahkan lampu ruang tamu sudah dipadamkan.
Tok... Tok ..Tok..
"Ma, Bayu mau pamit pulang!"
Seru Ica di depan pintu kamar orang tuanya.
Beberapa detik menunggu,
Klek!
Pintu kamar terbuka, Papa Arif keluar.
"Mama sudah tidur Ca,"
Ujar Papa Arif, kemudian berjalan pelan mengekor Ica menemui Bayu.
Sesampainya diluar,
" Udah mau pulang Bay?"
"Eh.. Iya Pak, maaf jadi mengganggu istirahatnya, mana Ibu Pak?"
"Ehm... Enggaklah... Ibu sudah tidur, kecapek an Dia, maklum kalau ada Cika, semua orang dirumah ini jadi super sibuk, kamu taulah gimana Cika ya kan?"
Jelas Papa Arif penuh senyum keramahan.
"Hahhah... Iya ya Pak, Cika aktif sekali, oh ya udah Pak, Bayu pamit dulu"
"Hati-hati ya Bay..."
Bayu mengangguk dan tersenyum sembari kembali menatap Ica, yang kelihatan belum rela berpisah dari Bayu.
"Aku pulang dulu ya Ca..."
Bayu pun berlalu dengan sepeda motor tua miliknya.
...****************...
1 jam berlalu,
Ica yang masih duduk di tepi tempat tidur sembari memutar-mutar ponsel miliknya terlihat sangat gelisah.
Tak seperti biasanya, ia tak menerima kabar dari Bayu, tak ada pesan dan telpon yang masuk.
Perasaan tak enak mulai menyerang perasaan Ica, fikiran yang bukan-bukan berputar-putar dikepalanya, takut terjadi apa-apa pada Bayu.
Dengan rasa cemas luar biasa, Ica memutuskan untuk mengirim pesan pada Bayu.
"Pacar...., Kamu sudah sampai?"
Ketiknya.
Beberapa detik kemudian,
Sebuah pesan balasan Masuk ke ponsel Ica.
"Iya, Aku sudah sampai,"
Sebuah senyum terkembang di bibir Ica,
"Alhamdulillah, syukur deh... Aku dari tadi cemas, kenapa kamu gak ngabarin Aku?"
"Iya, maaf.. Aku tadi langsung tidur, capek"
Mendapat pesan balasan dari Bayu, sesaat Ica tertegun, kalimat yang sedikit aneh menurut Ica.
Sangat berbeda dari biasanya, dingin, kaku dan terkesan cuek.
Setelah beberapa saat, Ica kembali mengetikkan pesan.
"Sayang, kamu kenapa? Aneh!"
"Enggak kok, cuma capek.. Aku tidur duluan ya...bye"
"Oke Bye.."
Ica mengatupkan bibirnya, mencoba berfikir positif atas sikap Bayu yang tidak biasa malam ini.
Bayu yang biasanya selalu bersikap manis, romantis dalam segala hal, tapi chat malam ini terkesan kaku dan cuek, seperti bukan Bayu.
...****************...
Dikediaman Bayu,
Bayu berdiri dengan tegang dan cemas, kekhawatiran seketika menyergapi hatinya, berulang kali Bayu mencoba menelpon pujaan hatinya.
"Ica kenapa ya? kok gak bisa ditelpon, di sms juga gak terkirim, apa hapenya mati? atau lagi di charge, tapi... tumben sekali di matiin,?"
Gumam bayu lirih sembari menatap layar ponselnya.
Hingga beberapa jam, dan lalu memutuskan untuk tidur.
Sementara Brama tengah merayakan awal keberhasilan rencananya.
"Eh... Lu kenapa senyam senyum sendiri gitu??"
Jodi yang dari tadi memperhatikan tingkah kakaknya Brama, melemparkan bantal sofa tepat mengenai muka Brama.
"Awhh... Sialan luu!! Adik kurang ajar!! ganggu aja,!!"
Rutuk Brama mendengus dan melempar balik bantal pada wajah Jodi yang tak sempat menghindar.
"Ih..buset !! Lagian Lu udah macam orang kesambet"
Brama hanya menyeringai, tak menanggapi ocehan Jodi, ia memilih beranjak meninggalkan Jodi masuk kedalam kamarnya.
Duaarr..!!!
Brama membanting kasar pintu kamar spontan membuat Jodi sedikit terkejut dan mengelus dada.
"Sinting!!"
Gerutu Jodi, yg kemudian melanjutkan kesibuknya main game online.
Brama merebahkan tubuhnya pada tempat tidur, matanya tengah menatap foto gadis manis, senyumnya lebar.
"Maafkan Aku ya Ca.... mungkin dengan cara ini.. Aku bisa mengalahkan Bayu untuk mendapatkan cintamu.."
Brama mengecup foto Ica dan membawanya dalam dekapan bersama dengan terpejamnya mata yang tengah berbinar penuh kemenangan.
Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments