BAB 17

Kini Delia menangis tersedu sedu di dalam kamarnya, dia tidak sanggup menerima perjodohan ini. Bila dia menolak perjodohan, otomatis orang tuanya akan murka kepadanya. Dia juga tidak sanggup berpisah dari kekasih hatinya.

Kemudian, Delia mengambil hape nya, dia berusaha menghubungi kekasihnya itu.

Setelah nada panggil kedua kalinya, suara Sauqi terdengar...

"Hallo..sayang, kamu kenapa?apa kamu sedang menangis?"tampak nada Sauqi khawatir dari seberang sana. Sedangkan dia sendiri sekarang baru keluar dari halaman rumah sakit, Sauqi juga tidak mungkin langsung nyamperin Delia ke rumahnya.

"Jangan bikin khawatir mas dong sayang...!"hibur Sauqi kemudian.

Sauqi mengemudikan mobilnya pelan pelan, dia dengan seksama mendengarkan keluh kesah kekasihnya itu.

"Mas, gimana nih dengan hubungan kita..! aku 1 Minggu lagi mau dijodohkan sama orang tuaku, aku nggak mau mas..!"tangis Delia meledak lagi. Mulai tadi Delia membersihkan ingus dengan tissue yang ada di atas nakas.

"Apa mungkin kamu ada alasan menolak nya, sayang?"tanya Sauqi dengan sabar.

"Nggak bisa mas, yang ada ayahku marah marah tadi tuh,,!"jelas Delia sesenggukan.

Sembari melap ingus dan air matanya dengan tissue.

"Kita besok ketemu ajja dulu ya sayang, ini mas lagi di jalan mau balik ke apartemen..!"jawab Sauqi penuh pengertian.

Karena dia sungguh lelah hari ini.

"Baik mas, hati hati ya di jalan..!"kata Delia penuh sayang. Lalu Delia memutuskan sambungan telephone. Hari ini dia tidak bisa fokus belajar menghadapi ujian sekolah. Pikirannya selalu galau dengan acara perjodohan itu.

Delia akhirnya tidur sampai menjelang malam, setelah menangis hampir sehari an.

Tok..tok ...tok ...  Suara Pintu kamar Delia diketuk dari luar.

"Delia...bangun nak, ini sudah malam..!"ternyata Ny. Sofia, ibu delia yang membangunkan puterinya itu.

Dari dalam kamar

"Iyya Bu, ini Delia sudah bangun..!"jawab Delia dengan malas.

"Ayo turun nak, kita makan bersama sama..!"ujar Ny. Sofia kemudian, yang masih setia di depan kamar Delia.

"Bentar Bu, Delia mau mandi dulu..!"ujar Delia kemudian. Delia sebenarnya masih ogah2an di kamarnya untuk bangun. Delia belum siap bertemu ayahnya di meja makan, takutnya membahas soal perjodohan lagi.

Akhirnya...

"Ibu tunggu di bawah ya nak...!"lanjut ibu Delia, kemudian beliau turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

Di meja makan..

"Delia apa mau turun Bu..?tanya Tn. Handoko ke isterinya. Sembari menyandarkan punggungnya di kursi makan. Tn. Handoko sebenarnya merasa bersalah dengan sikap Delia kali ini.

Tapi ini semua demi kebaikan puterinya di masa depan. Karena Handoko paham betul bagaimana keluarga Tn. Sanusi, mereka sangat baik, dan tentunya masa depan Delia akan terjamin tidak kekurangan apapun.

Suara tapak kaki turun dari tangga terdengar oleh Handoko dan isterinya, Handoko bisa bernapas lega, karena Delia mau keluar kamar.

Kini ketiganya saling diam, sembari menikmati hidangan makan malam yang disajikan oleh Ny. Sofia. Ada menu sayur lodeh, tempe bacem, tahu, serta dendeng ragi. Menuu itu merupakan menu favorite Delia serta ayahnya.

"Apa kamu sudah siap untuk ujian besok..?"tanya Handoko pada Delia, setelah mereka semua selesai makan malam. Mereka masih ngobrol di meja makan.

"Siap, ayah..!"jawab Delia singkat. Meskipun tidak siap pun aku juga tetap akan dijodohkan sama ayah..! Batin Delia dalam hatinya.

"Bagus, kamu memang anak ayah yang patut dibanggakan nak. Setelah lulus nantinya, delia masih bisa kok melanjutkan kuliah sesuai keinginan dan cita cita Delia..!"lanjut Handoko kemudian. Dia memang berencana akan senantiasa selalu mendukung pendidikan Delia.

"Delia, rencana mau kuliah dimana nantinya..?"tanya Ny. Sofia menimpali. Sembari membersihkan sisa sisa piring makan yang kotor, untuk diletakkan di dapur.

"Delia sihh penginnya melanjutkan ke kedokteran Bu, itupun kalau ntar Delia lulus dengan nilai yang baik..!"Delia jawab dengan antusias.

"Tapi entahlah, karena kan Delia mau dijodohkan sama ayah...takutnya ntar Delia dilarang kuliah sama dia..!"lanjut Delia dengan lesu. Delia masih malas sebenarnya bila membahas perjodohan, dia takut tidak bisa jatuh cinta pada calon tunangannya itu.

"Delia, dengar. Dia tidak akan melarangmu, Tn. Sanusi juga sudah berjanji sama ayah...!" Ujar Handoko penuh kepastian.

"Semoga saja ayah...!"kata Delia kemudian. Dia tidak bisa percaya sepenuhnya...batin Delia.

"Apa kamu sudah belajar nak..?"tanya Ny. Sofia menimpali percakapan antara anak dan suaminya itu.

"Sudah Bu, do'akan Delia besok bisa mengerjakan ujian dengan lancar ya Bu..!"kata Delia, dengan manja Delia bergelayut di lengan ibunya. Delia mencium sayang pipi kanan ibunya, dan langsung naik menuju kamarnya.

Hhmm anak itu,anak gadisku...!"gumam Ny. Sofia sambil menggelengkan kepalanya.

Puteriku sebentar lagi akan meninggalkan mereka, dia akan tinggal bersama suaminya, sama dengan putera pertamanya yang kini lebih memilih tinggal jauh di luar kota...!batin Sofia, begini lah kalau sudah jadi orang tua, akan ada masa ditinggal pergi oleh anak anaknya.

"Bu...,kenapa..?"tegur Handoko pada isterinya yang tampak termenung. Kemudian Handoko menepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya, supaya isterinya duduk di dekatnya.

"Ibu berpikir, sebentar lagi Delia pasti akan menikah. Dia akan pergi meninggalkan kita..!"ujar Sofia sedih, padahal dia merasa Delia masih baru kemarin dia lahirkan.

"Sudahlah Bu, jangan terlalu dipikirkan, mang itu sudah jadi kodrat kita sebagai orang tua..!"saran Handoko pada isterinya. Dia juga sering berpikir hal demikian, namun dia sudah menerima takdir dari Yang Maha Kuasa. Memang begitulah hidup.

"Iyya yah.., ibu ngerti hal itu. Ibu hanya ingin semoga Delia selalu ingat dengan kita ya pak...!"keinginan Sofia dan semoga dikabulkan sama Yang Maha Kuasa. Aminnn.

"Tentu Delia akan selalu ingat sama kita Bu, jangan terlalu berpikir berat, ayah nggak mau nanti ibu sakit..!"ujar Handoko kemudian, sambil merangkul bahu isterinya itu.

Handoko memang seorang suami dan ayah yang penyayang pada keluarga. Handoko akan selalu meminta pendapat isterinya bila akan melakukan segala hal, meskipun itu hal terkecil sekalipun.

Perjodohan Delia dengan putera Sanusi, itu juga atas persetujuan isterinya. Yang tak lain ternyata Sauqi, sang pacar dari Delia hehehe.

Mereka berdua belum tahu akan hal itu, begitu juga dengan Delia dan Sauqi.

Sedangkan Delia di kamarnya, dia langsung mengambil hape nya, dia ingin video call kekasihnya. Pada dering kedua, Sauqi langsung mengangkat panggilan dari kekasihnya itu.

Sayang...aku tuh kangen, tadi aku telephone kamu, tapi nggak diangkat...!"kata Sauqi yang saat ini menerima telephone dari Delia sembari memasak di dapurnya.

Loh..Iyya kah mas, mungkin barusan pas aku makan, maaf ya....!"ujar Delia merasa bersalah.

Lagi masak apa tuh mas...?"tanya Delia sembari memajukan wajahnya ke dekat layar hapenya.

Bikin omelet telur, simple, enak dan yang pasti itu mengenyangkan...hehehe!"ujar Sauqi kemudian.

Mereka saling melepas kangen lewat media handphone. Sedikitpun mereka saat ini tidak membahas perjodohan, mereka sudah pasrah dengan keadaan yang ada. Mereka yakin, bila mereka berjodoh, mereka pasti akan bertemu kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!