BAB 3

Akhirnya, Sauqi memenuhi janjinya untuk mengantar Delia pulang ke rumahnya setelah melalui drama yang alot.

Karena jarak rumah mereka tidak searah, dan juga Delia takut bila ada seorang laki laki yang mengantar dirinya pulang. Pasti kedua orang tuanya akan marah. Namun Sauqi memaksa untuk mengantar gadis pujaannya itu sampai depan rumahnya.

Sampai depan pagar rumah Delia yang tampak asri dengan halaman hijau yang luas...

"Terima kasih pak Sauqi...!"ucap Delia sambil dia memegang pintu mobil sang guru.

"Tunggu dulu, kamu gak mau menyuruh saya mampir dulu??"tanya Sauqi dengan penuh harap.

"Maaf pak, bapak saya itu orangnya keras. Saya dilarang ada tamu laki laki.."ujar Delia kemudian.

"Meskipun laki laki itu saya...?"tanya Sauqi dengan memicingkan matanya. Dia sangat berharap lebih untuk diterima oleh keluarga Delia. Karena dia jatuh cinta untuk pertama kalinya saat melihat Delia.

"Iyya meskipun itu bapak..."kata Delia menegaskan.

"Delia, bisa gak kalau kamu jangan panggil saya bapak saat kita berdua seperti ini..!"harap Sauqi memohon.

"Lah..terus saya harus panggil bapak apa?kan itu gak sopan namanya pak, bapak lebih tua dari saya, juga guru saya..!"kata Delia menerangkan.

"Kan hanya saya yang mendengar, lagian saya sendiri yang meminta sama kamu.."kata Sauqi.

"Lalu saya harus memanggil bapak apa..?"tanya Delia, yang langsung menoleh ke arah kanan menghadap Sauqi.

"hmm mungkin,,,Mas...atau Abang...!!??"tanya Sauqi dengan nada sepelan mungkin.

Tak ayal, jawaban dari Sauqi itu membuat Delia melongo dan tertawa keras...

"ahh bapak jangan mengada ada..gak sopan itu namanya pak..!"tolak Delia dengan halus sambil menangkupkan kedua tangannya.

Sedangkan Sauqi langsung diam seribu bahasa, dia malu atas penolakan Delia gadis pujaannya itu.

"Baiklah pak, terima kasih ya atas tumpangannya...hati hati di jalan"ujar Delia sambil langsung membuka pintu penumpang tanpa menunggu jawaban dari sang guru.

Kini Sauqi hanya bisa pasrah atas jawaban Delia tadi yang mengatakan dirinya sudah tua. Padahal menurutnya, wajahnya tampan dan banyak gadis gadis yang mengejar cintanya, namun Sauqi tidak merespon. Dia hanya memiliki perasaan cinta untuk Delia seorang.

Di dalam rumah Delia...

"Kamu diantar siapa, Delia?"tanya suara ayah Delia yang bernama Tn. Handoko. Ayah Delia merupakan seorang pengusaha yang bergerak di bidang property, beliau memimpin 2 perusahaan sekaligus.

"Temen yah...!"jawab Delia takut takut.

"Laki laki atau perempuan..?"tanya Tn. Handoko kemudian.

"Perempuan yah..!"jawab Delia sambil menundukkan wajahnya. Berbohong sedikit, gakpapa kan...!"batin Delia dalam hatinya.

"Ya sudah sana, kamu bersihkan diri kamu dulu...!"lalu kita makan bersama, ayah tunggu...!"ujar tn.handoko selanjutnya.

Beliau memang tegas terhadap kedua anak anaknya.

Kakak Delia seorang laki laki yang kini tinggal di luar kota, dia bekerja sebagai dosen. Dulu kakak Delia yang bernama Dimas menolak keras keinginan tn.handoko untuk meneruskan perusahaannya itu. Sehingga dia lebih memilih tinggal di luar kota.

Kamar Delia ada di lantai 2, setelah menutup kamarnya, Delia mulai berpikir dengan perkataan gurunya tadi. "Kenapa juga ya, bapak Sauqi menyuruhku memanggilnya mas atau Abang sih...?"tanya Delia pada dirinya sendiri.

Akhirnya setelah lama dia berpikir dan belum menemukan titik terang, Delia mengirim pesan pada Sisca sahabatnya.

"Sisca...apa kamu sudah sampai rumah..? Pesan Delia terkirim, Namum belum dibaca oleh Sisca.

10 menit kemudian....

"Ini baru sampai rumah, ada apa? Oia bagaimana perjalananmu pulang dengan bapak guru tampan itu..?"balas Sisca kemudian.

"Tampan apanya...tampan kan katamu, kataku sih gak...!"balas Delia langsung dengan balasan emoticon menjulurkan lidahnya.

"Awas ya dengan ucapanmu, takutnya ntar kamu bucin sama pak sauqi..!"balas Sisca kemudian

"Gak bakalan ya....! Udah ahh jangan bahas dia melulu!tahu gak,,,tadi pak Sauqi tuh minta aku untuk manggil dia dengan mas atau Abang...,geli aku mendengarnya...!"ujar Delia sambil mengedikkan kedua bahunya, tentunya hal itu tidak terlihat oleh Sisca. Karena mereka hanya ngobrol via pesan sosmed yang berlogo tanda hijau itu.

"Wahhh kemajuan itu namanya, pak Sauqi bener bener cinta sama ku deh, Delia...aku jamin itu!"goda Sisca pada temannya itu, dengan emoticon ketawa lebar.

Tok...tok... Non dipanggil tuan untuk segera turun.."kata bik asih di depan pintu kamar nonanya itu.

"Iya bik, bentar...!"ujar Delia dari dalam kamarnya.

Dan akhirnya Delia mengakhiri percakapan mereka, karena dia lupa kalau sudah ditunggu ayahnya dibawah. Delia hanya membaca pesan Sisca yang terakhir tanpa sempat membalas pesannya itu.

Kemudian Delia membersihkan tubuhnya sebentar, dan Delia mengganti bajunya dengan dress terusan warna tosca berlengan pendek, dan sepanjang lutut. Dengan rambut terurai sepanjang lengan, dia turun ke lantai bawah menuju ruang makan, dimana kedua orang tuanya sudah menunggu.

"Delia sini nak, ayo makan bareng.."ujar ibu Sofia, isteri tuan Handoko, ibu dari Delia. Beliau merupakan ibu rumah tangga sejati yang kesehariannya di rumah, kumpul sama teman teman sosialitany. Di usia yang sudah menginjak usia 56 tahun, masih terlihat cantik.

Dan itu menurun ke anak gadisnya, yakni Delia.

Kemudian Delia langsung mengambil tempat duduk disamping ibunya itu.

"Kamu katanya tadi diantar temanmu, memangnya siapa nak??"kata Sofia pada anaknya itu.

"Teman Bu,,,tadi rencana mau diantar Sisca, cuma Sisca masih ada kepentingan. Akhirnya aku diantar Melinda..!"ujar Delia berbohong, daripada dia dapat marah dari ayahnya...hehehe.

"Ya sudah, kamu makan dulu, lalu istirahat. Jangan banyak begadang. Nanti jam delapan ayah sama ibumu mau keluar..!"kata Handoko menimpali percakapan anak dan isterinya itu.

"Mau kemana yah..?"tanya Delia, sambil dia mengambil lauk ayam goreng, kesukaannya.

"Ada pertemuan para pengusaha property di hotel Santika, gak lama kok sayang. Kamu tidur ajja dulu, kamu berani kan..?"tanya Handoko pada putrinya itu.

"hmm,,aku juga sering kan yah ditinggal sendiri di rumah...!"jawab Delia sembari menyuap nasi dari piringnya.

"Ya..kan kita juga sibuk kerja demi kamu juga nak. Kelak biar kita para orang tua istirahat, Delia yang bisa meneruskan usaha ayah....!"ujar Handoko. Dia memang sangat berharap puteri satu satunya ini bisa meneruskan usahanya.

Setelah mereka selesai dengan makan malamnya...

"Sekarang ajja Delia masih SMA, Delia masih ingin kuliah, jadi jangan membicarakan hal yang masih jauh yah,,,biar Delia tidak pusing..!"jawab Delia sambil dia memegang kepalanya itu. Sebenarnya Delia enggan meneruskan usaha keluarganya, karena dia ingin menjadi dokter, impiannya sejak kecil.

"Justru karena kamu masih SMA nak, kita orang tua mengarahkan, supaya tidak salah jalan.."ujar Handoko dengan tegas.

"Delia mulai dulu kan ingin menjadi dokter yah..!"jawab Delia dengan wajah melasnya.

"Delia sayang....ayah sama ibu sangat berharap sama kamu nak, kakakmu sudah menolak dan dia kini sudah bergelut dengan cita cita nya itu!"ujar Handoko dengan menatap putrinya itu dengan sayang.

"Kalau bukan kamu, kami minta tolong sama siapa, anak ayah hanya kamu dan kakakmu..?"ujar Handoko kemudian

"Kalau gitu, ayah sama ibu bikin adik lagi ajja...!"kata Delia dengan senyum menggoda orang tuanya itu.

Kemudian Handoko dan isterinya sama sama berteriak memanggil nama Delia dengan keras...!!

"Delia......"kata Handoko dan isterinya.

Namun Delia langsung kabur ke lantai dua menuju kamarnya dengan tertawa keras.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!