BAB 13

Setelah mereka selesai dengan urusan membeli cincin dan pernak pernik untuk Delia, kini keduanya langsung menuju ke pusat perbelanjaan makanan. Mereka akan memasak bersama di dapur apartemen Sauqi.

"Memangnya, kamu bisa masak kah mas...?"tanya Delia dengan wajah tidak percaya.

"Kamu jangan menyepelekan aku ya...gini gini aku tuh ahlinya..!"ujar Sauqi bangga dengan keahliannya. Dia memang terbiasa masak sendiri, sejak dia duduk di bangku SMA, Karena dia tinggal sendiri di kos an.

Sedangkan orang tua Sauqi, ada di luar kota.

Mereka memilih sayur bayam, ketimun, ayam, serta tempe, tak lupa juga dengan cabe dan tomat.

"Ini tuh, masaknya cepet kok sayang...biar kita nggak lama lama menahan lapar....!"kata Sauqi sembari mengambil sayur bayam. Sayur favorit nya.

"Kalau gitu, ntar aku bagian bantuin kamu ajja ya mas...!"ujar Delia sambil bergelayut di lengan kekasihnya. Sungguh bak insan yang tak mau terpisahkan, sedetik pun, hehehe.

Setelah selesai, mereka langsung menuju kasir untuk membayar, Sauqi langsung antri di urutan nomor 2, sedangkan di depan dia ada perempuan sexy yang mengantri juga.

"Kamu jangan liat liat depan dong mas,,,enak kamunya...!"cemberut Delia, dia berbisik di dekat telinga kekasihnya. Sedangkan Sauqi hanya tertawa.

"Bagaimana aku nggak lihat sayang, lawong dia di depanku..!"jawab Sauqi dengan berbisik.

Sedangkan Sauqi tampak cuek dengan hal itu, karena dihatinya sudah terisi dengan nama Delia seorang.

"Kamu nggak usah khawatir, disini cuma ada kamu seorang..,!"kata Sauqi sambil menunjuk dada kirinya.

"iihh gombal kamu mas...!"senyum Delia manja. Dia tampak senang dengan rayuan kekasihnya itu. Bagaikan ada kupu kupu di kepalanya sekarang. Sungguh indah di pandang.

Dan kini tiba giliran Sauqi, dia membayar belanjaannya itu sesuai nominal yang tertera di layar komputer.

Mereka langsung menuju ke tempat parkir mobil mereka.

Sauqi langsung membawa Delia ke arah apartemennya itu, yang berjarak kurang lebih 2 km dari mall tempat mereka belanja.

Setelah sampai di parkiran apartemen, Sauqi langsung mengandeng tangan Delia. Kamar apartemen Sauqi ada di lantai 5.

Lalu keduanya naik melalui lift apartemen, hanya ada mereka berdua di dalam lift, akhirnya hal itu dimanfaatkan Sauqi untuk mencium kekasihnya itu, otomatis Delia tampak kaget dengan ciuman spontanitas kekasihnya itu.

Delia langsung mendorong dada kekasihnya.

"iihh kamu tuh selalu nyosor mas, bilang dulu lah, aku kan kaget mas..!"ujar Delia dengan bibir maju 1 centi, hehehe.

"Takutnya kalau omong dulu, kamu nolak aku sayang...!"ujar Sauqi penuh pembelaan

"Ya kan setidaknya nggak bikin aku kaget mas, kalau pas seumpama aku jantungan, gimana hayyoo..!!"kata Delia.

Namun percakapan mereka akhirnya terhenti setelah lift berhenti di lantai 5.

Kemudian Sauqi merangkul bahu kanan Delia, sedangkan tangan kirinya membawa barang belanjaan mereka tadi.

"Itu kamar aku di ujung lorong sayang ..!"kata Sauqi sambil menunjuk kamarnya menggunakan dagunya.

"Kamu kenapa sih mas, pilih apartemen?bukannya kos ajja?"tanya Delia kemudian.

"Kalau apartemen tuh enak, disitu kita bisa lihat pemandangan, kalau mas stres, mas pasti kesini..ntar kamu pasti suka..!"ujar Sauqi.

Kemudian Sauqi membuka pintu kamar apartemennya tersebut menggunakan sandi tanggal lahirnya. Lalu tampak lah ruangan yang bersih, meskipun yang menempati seorang cowok.

Hanya ada 1 kamar di dalam apartemen itu, kamar mandi di dalam, dapur, ada wastafel, juga ada tempat untuk olahraga, sofa berbentuk L dengan warna abu abu.

Delia sangat nyaman, pertama masuk di apartemen kekasihnya itu. Dia langsung betah.

"Kamu suka, sayang...?"tanya Sauqi sembari menata barang belanjaannya ke dalam kulkas. Sebagian langsung dia letakkan di wastafel untuk ayam. Biar cepat dia eksekusi.

Kini Sauqi memasak di dapur yang di dominasi warna abu abu itu. Dengan peralatan yang cukup lengkap, bagi penghuni seorang laki laki. Sauqi memang akan menyempatkan waktu senggangnya dengan memasak, meskipun itu masakan yang sederhana. Karena menurutnya itu lebih higienis.

Ternyata selain kesehariannya sebagai tenaga pengajar, Sauqi juga seorang dokter bedah umum di rumah sakit swasta, hanya beberapa sahabatnya yang tahu dengan profesi nya sebagai dokter bedah umum.

Terkadang Sauqi juga membantu keluarganya mengelola property milik keluarga, namun hal itu tidak menampilkan seorang Sauqi yang sombong, dia tetap rendah hati. Sang kekasih Delia ajja tahunya dia sebagai seorang guru, bukan seorang dokter.

"Nah...makanan kita sudah siap nih sayang, yukk kita makan bareng...!"ajak Sauqi pada Delia yang saat ini membuat jus untuk keduanya.

"Wahh sepertinya lezat dan seger nihh, aromanya...!"kata Delia sambil dia menghirup aroma masakan kekasihnya itu di dekat masakan yang telah siap saji.

"Jangan dicium gitu terus, tapi yukk duduk sini..!"ujar Sauqi, sambil menarik kursi disebelahnya.

"Kamu cicipi dulu masakan nya mas ini, bagaimana menurutmu...!"Sauqi menyuapkan satu sendok masakan hasil karyanya di depan mulut Delia.

Mereka kini mengambil nasi, sayur, lauk ke dalam piring mereka masing masing.

Kemudian...

"hhmm enak banget nih mas, kamu pinter sekali sih, nggak nyangka aku...!"kata Delia penuh kekaguman.

"Kapan kapan ajarin aku ya mas..!"pinta Delia penuh harap.

"Kalau ngajarin tuh, nggak gratis loh sayang, ada bayarannya...!"ujar Sauqi tersenyum sembari dia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"iihh kamu tuh, sama pacar sendiri kok perhitungan sih mas...!"cemberut Delia.

"Awas Lo ya...!"ancam Delia kemudian.

Sedangkan Sauqi tertawa hampir kesedak makanan yang masuk ke dalam mulutnya.

"Kalau makan tuh hati hati,,,makanya jangan banyak ngobrol...!"kata Delia sambil menyodorkan minum kearah Sauqi.

"Makasih sayang...!"tatap Sauqi ke arah Delia.

Sungguh perhatian perempuan ini..!batin Sauqi dalam hatinya. Benar benar wanita yang cocok untuk dirinya.

"Udah ayo dilanjut makannya, nggak usah lihatin aku terus gitu mas, aku kan malu...!"ujar Delia tersenyum sambil menoleh ke arah kiri wajahnya menahan malu. Dia masih agak tegang bila berdekatan dengan kekasihnya ini.

"Hahaha...!"tawa Sauqi langsung menggema di dalam apartemennya itu, baginya Delia itu sangat lucu dan lugu.

Kini tampak gawai Sauqi berbunyi, ada tanda pesan masuk ke nomornya, setelah dilihat sekilas oleh Sauqi ternyata pihak Rumah Sakit yang menghubunginya.

Memang Sauqi merupakan dokter panggilan, bila ada keadaan darurat yang membutuhkan tenaganya, sampai dering kedua kali Sauqi belum mengangkat telepon nya itu, karena masih ada Delia disana.

Sauqi belum mau memberitahu Delia mengenai profesi nya itu sebagai dokter. Belum saatnya..!batin Sauqi.

Dia akan memberitahu Delia, bila Delia sudah sah jadi isterinya. Itu keinginan Sauqi.

"Kenapa nggak diangkat mas telephone nya..?"tanya Delia curiga. Karena Delia melihat Sauqi telah meriject panggilan tersebut.

"Nggak penting kok sayang, kita lanjut ajja dulu makannya, biar ntar mas telephone balik lagi...!"ujar Sauqi menahan kegugupannya. Sauqi menghabiskan makanannya tersebut agak terburu buru, dia harus segera menghuni balik pihak rumah sakit tanpa sepengetahuan Delia tentunya.

Sedangkan Delia makan dalam diam, dia menarih curiga pada kekasihnya itu.  sepertinya ada sesuatu yang Sauqi sembunyikan dari dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!