"Baik mommy." Jawab Daven dan David serempak sambil mengeluarkan air matanya karena kakak kesayangannya tertembak.
"Biar Dave yang aku gendong." ucap Mommy Davina setelah dekat dengan Daddy Aberto.
Daddy Aberto langsung memberikan Dave ke Mommy Davina dengan berhati-hati takut anaknya bertambah kesakitan.
"Masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah sakit dengan di antar bodyguardku." ucap Daddy Aberto
"Tapi..." ucapan Mommy Davina terpotong oleh Daddy Aberto dengan nada dingin.
"Tidak ada penolakan." ucap Daddy Aberto dengan nada tegas sambil menatap tajam ke arah Mommy Davina.
Mommy Davina hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar karena dirinya kesal dengan pria yang mengaku sebagai Daddy ke tiga anaknya terlebih Daddy Aberto menatap tajam ke arah dirinya karena seumur hidup dirinya tidak pernah di tatap tajam oleh seorang pria.
"Baik." Jawab Mommy Davina singkat sambil berjalan meninggalkan mereka dengan menggendong Dave menuju ke arah mobil.
"Antar kami ke rumah sakit." ucap Mommy Davina.
"Baik nona." Jawab bodyguard sambil membuka pintu mobil belakang kemudian diikuti oleh David dan Daven.
"Biar Kakak saja yang menggendong Dave." Ucap Paman David.
"Baik Kak." Jawab Mommy Davina sambil menyerahkan putra sulungnya ke kakak kembarnya.
Paman David duduk di samping pengemudi sambil memangku ponakannya sedangkan bodyguard duduk di kursi pengemudi.
Sepeninggal Mommy Davina dan ke tiga anak kembarnya serta Paman David dan bodyguardnya sepasang mata Daddy Aberto berubah menjadi merah karena melihat anaknya tertembak membuatnya tidak bisa menahan amarahnya dan menyerang secara membabi-buta hingga semua penjahat tumbang.
"Bawa mereka ke markas dan siksa siapa yang menyuruh mereka." ucap Daddy Aberto dengan nada dingin.
"Baik tuan." Jawab para bodyguard sambil berjalan ke arah para penjahat untuk di bawa ke markas.
"Tunggu." ucap Daddy Aberto
Para bodyguard itupun menghentikan langkah kakinya sambil menunggu perintah selanjutnya dari Daddy Aberto.
dor dor dor dor
"Akhhhhhhhh..." Teriak ke empat pria bersamaan.
Bruk Bruk Bruk Bruk
Ke empat pria penjahat tersebut langsung ambruk ketika di tembak masing - masing di kaki kirinya oleh Daddy Aberto.
"Hendrik." Panggil Daddy Aberto sambil melempar pistol secara asal yang pelurunya sudah habis.
Tanpa menjawab Hendrik memberikan pistol miliknya ke Daddy Aberto kemudian Daddy Aberto mengarahkan pistolnya ke arah salah satu penjahat yang belum di tembak.
dor dor dor dor
"Akhhhhhhhh..." Teriak ke empat pria bersamaan.
Bruk Bruk Bruk Bruk
Ke empat pria penjahat tersebut langsung ambruk mengikuti ke empat temannya ketika di tembak masing - masing di kaki kirinya oleh Daddy Aberto.
"Hendrik." Panggil Daddy Aberto kembali sambil melempar pistol secara asal yang pelurunya sudah habis.
Tanpa menjawab Hendrik memberikan pistol milik salah satu bodyguard ke Daddy Aberto kemudian Daddy Aberto mengarahkan pistolnya ke arah salah satu penjahat yang belum terkena luka tembak.
Dor dor dor dor
"Akhhhhhhhh..." Teriak ke empat pria bersamaan.
Bruk Bruk Bruk Bruk
Ke empat pria penjahat tersebut langsung ambruk ketika di tembak masing - masing di kaki kirinya oleh Daddy Aberto.
Total semua ada dua belas penjahat yang? di tembak masing - masing di kaki kirinya.
"Sekarang bawa mereka semuanya." ucap Daddy Aberto sambil membuang asal pistol yang sudah kosong.
"Baik tuan." Jawab para bodyguard sambil berjalan ke arah para penjahat untuk di bawa ke markas.
"Hendrik kita berangkat ke rumah sakit." ucap Daddy Aberto.
"Baik tuan." Jawab Hendrik patuh.
"Hendrik lakukan tes DNA untuk ke dua anak kembar karena yang satunya lagi terluka karena aku sangat yakin kalau mereka bertiga adalah anakku." ucap Daddy Aberto sambil duduk di kursi belakang pengemudi.
"Maaf tuan, kalau memang yakin kenapa pakai tes DNA?" tanya Hendrik dengan wajah bingung sambil mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
"Agar Davina tidak bisa mengelak kalau mereka adalah darah dagingku." ucap Daddy Aberto.
"Saya mengerti tuan." ucap Hendrik.
Tidak berapa lama merekapun sudah sampai di rumah sakit.
tap
tap
tap
Bunyi suara sepatu pantofel memenuhi ruangan rumah sakit hingga para pengunjung, para perawat dan para dokter baik gadis dan wanita menatap tanpa berkedip melihat Daddy Aberto dan Hendrik. Dua laki - laki yang sangat tampan seperti dewa tapi lebih tampan Daddy Aberto.
Daddy Aberto dan Hendrik sudah terbiasa di tatap seperti itu karena itu ke dua pria tampan tersebut berjalan dengan angkuh menuju ke ruang UGD tanpa memperdulikan tatapan lapar dari para gadis dan wanita.
Daddy Aberto melihat Mommy Davina sedang duduk di kursi ruang tunggu bersama ke dua anaknya dan Kakak kembarnya yang bernama Paman David membuat Daddy Aberto merasakan bahagia karena bisa bertemu kembali dengan cinta pertamanya dan juga ke dua anak kembar yang sangat mirip dengan dirinya secara tidak di sengaja.
"Davina bagaimana dengan anak kita?" tanya Daddy Aberto sambil berdiri di hadapan Mommy Davina.
Mommy Davina berdiri dan menatap wajah Daddy Aberto dari jarak dekat dan memang wajahnya sangat mirip dengan ke tiga anaknya.
"Masih menunggu." Jawab Mommy Davina.
"Ada yang ingin kita bicara..." ucap Daddy Aberto terputus karena mendengar suara orang membuka pintu.
ceklek
"Anak dari keluarga Dave." panggil dokter.
"Saya dok." ucap Mommy Davina dan Daddy Aberto serempak.
"Maaf nyonya dan tuan, anak tuan mengalami kekurangan darah. Apakah ada yang cocok dengan darahnya?" tanya dokter tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Lilisdayanti
🤭🤭🤭 pasti
2023-11-02
1
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
ada .. pasti darah nya cocok sama Alberto
2023-09-23
0