Dua Bulan Kemudian

Tidak terasa Davina tinggal di negara A dan bekerja sebagai CEO di salah satu cabang perusahaan milik William. Tiba - tiba kepalanya terasa sangat pusing tapi Davina berusaha menahan rasa pusing di kepalanya tapi Davina tetap memaksakan dirinya untuk rapat bersama para divisi manager perusahaan.

bruk

Karena sudah tidak tahan Davina akhirnya ambruk dan tidak sadarkan diri. Untunglah dua orang manager dari divisi pemasaran dan keuangan yang duduk di tengah - tengah Davina langsung menahan tubuh Davina agar tidak terjatuh ke lantai.

Mereka membawanya keluar dari perusahaan untuk di bawa ke rumah sakit bertepatan kedatangan Kakak iparnya yang bernama Alona dan Kakak tirinya yang bernama Julia. Alona dan Julia langsung membantu dan membawanya ke dalam mobilnya.

"Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian biar aku yang membawanya ke rumah sakit." ucap Alona.

"Baik Nyonya Muda." jawab mereka serempak

Julia duduk di kursi pengemudi sedangkan Alona duduk di belakang dan menjadikan ke dua pahanya sebagai bantalan kepala Davina. Alona langsung menghubungi suaminya untuk memberitahukan kalau adik tirinya tidak sadarka diri dan akan di bawa ke rumah sakit.

Sedangkan Julia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, hingga dua puluh menit kemudian Mereka sudah sampai dan dengan bantuan perawat tubuh Davina dibaringkan ke brankar kemudian di bawa ke UGD. Setelah lima belas menit pintu ruangan UGD di buka oleh seorang dokter membuat Alona dan Julia berjalan mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan adik Kami, dok? Apakah terkena penyakit berbahaya?" tanya Alona dengan nada kuatir.

"Keadaannya baik - baik saja, oh ya suaminya kemana?" tanya dokter tersebut.

"Suami?" tanya Alona dan Julia bersamaan mengulangi pertanyaan dokter tersebut.

"Iya suami." Jawab dokter tersebut mengulangi pertanyaannya.

"Memang kenapa ya dok?" tanya Alona dengan wajah bingung begitu pula dengan Julia.

"Adik Nyonya sedang hamil dan untuk lebih memastikan bisa di cek ke dokter kandungan karena itulah saya menanyakan suaminya." jawab dokter itu menjelaskan.

"Apa dok hamil?" tanya Alona dan Julia bersamaan dengan wajah terkejut.

"Memang kenapa ya?" tanya dokter dengan wajah ikut terkejut juga.

"Maaf dok tidak apa-apa, bolehkah Kami menemui Adik Kami?" tanya Alona.

"Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan, Nyonya Muda bisa menemuinya di ruang perawatan." ucap dokter tersebut.

"Baik dok, terima kasih." ucap Alona.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Alona dan tidak berapa lama dua perawat mendorong brankar menuju ke ruang perawatan kelas satu sesuai permintaan Alona.

Alona duduk di kursi dekat ranjang sambil menatap wajah pucat Adik iparnya sedangkan Julia menghubungi suaminya untuk datang. Berapa lama kemudian datang William, Angelica, Edward dan Alex bersamaan Davina perlahan membuka matanya dan melihat Alona sedang menatap Mereka.

"Aku ada di mana?" tanya Davina sambil memijat keningnya yang terasa pusing.

"Kamu ada di rumah sakit tadi kamu pingsan di kantor dan aku serta Julia membawa Kamu ke rumah sakit." Jawab Alona menjelaskan ke Adik iparnya.

"Kenapa aku bisa pingsan? Apakah aku terkena penyakit?" tanya Davina dengan wajah kuatir.

"Kamu tidak terkena penyakit tapi kamu hamil." Jawab Alona sambil menggenggam tangan Adik iparnya.

"Apa?? Aku ha... hamil?" tanya Davina dengan nada terbata - bata tidak percaya.

"Davina hamil?" tanya William, Angelica, Edward dan Alex bersamaan dengan wajah yang juga tidak percaya.

"Iya benar kamu hamil." Jawab Alona.

Davina hanya diam sambil mengelus perutnya yang masih rata dengan wajah yang terlihat sangat sedih membuat Angelica mendekati putri bungsunya sambil menggenggam tangannya yang sedang mengelus perutnya.

"Davina sayang, anak ini tidak bersalah dan kamu juga tidak bersalah begitu pula dengan pria itu karena yang patut disalahkan adalah dua orang itu di mana Mereka sangat keji melakukan ini padamu. Jadi Mommy mohon jangan kamu gugurkan anak ini." mohon Angelica.

"Aku tahu dan aku tidak akan menggugurkan kandungan ini karena anak yang kukandung tidak bersalah." ucap Davina.

"Davina akan pergi karena sudah membuat malu Mommy, Daddy dan juga Kakak - Kakakku." Sambung Davina.

"Tidak Davina, Kamu tidak membuat Kami malu karena Kamu adalah korban jadi tinggallah bersama Kami dan jangan kuatir Kami akan membantumu untuk membesarkan anak ini bersama." ucap Angelica dengan nada lembut.

"Daddy setuju dengan ucapan Mommy jadi tinggallah bersama Kami dan jangan pernah merasa bersalah karena selamanya Kamu tidak bersalah." Sambung William sambil mengusap bahu putri bungsunya.

"Kamipun juga akan membantumu." sambung ke dua Kakak tirinya dan ke dua Kakak iparnya bersamaan.

"Terima kasih Mommy, Daddy dan Kakak - Kakakku." ucap Davina sambil tersenyum bahagia.

Davina sangat bersyukur mempunyai keluarga yang mendukung dirinya di saat Davina terpuruk dan tidak menyalahkan Davina karena hamil di luar nikah. Siapapun tidak menginginkan hal itu tapi hal itu terjadi karena dirinya di jebak oleh kekasihnya dan sahabatnya yang selama ini di bantu oleh Davina.

Hal itu membuat Davina lebih dewasa untuk tidak percaya seratus persen terhadap pria ataupun wanita. Sudah cukup dirinya percaya seratus persen terhadap Ririn dan Alex kaerena Davina tidak ingin hancur untuk ke dua kalinya.

Tidak berapa lama pintu ruangan terbuka dan Mereka melihat dokter dan perawat berjalan ke arah Davina. Dokter itupun memeriksa kondisi Davina setelah selesai memeriksa perawat itu membantu dokter untuk membereskan peralatan dokter.

"Dokter, saya ingin pulang sekarang." pinta Davina.

"Kalau infusnya sudah habis, nyonya bisa pulang." ucap dokter itu.

"Baik dok." ucap Davina

Dokter itupun meninggalkan mereka berdua untuk mengecek kondisi pasien lainnya.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di Tempat Yang Berbeda dan Negara Berbeda

Aberto beberapa hari ini sering muntah - muntah pada pagi hari dan malam hari. Kini Aberto keluar dari kamar mandi dengan tubuh masih lemas karena setiap makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya dan tidak berapa lama dikeluarkan kembali. Aberto duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.

tok

tok

tok

"Masuk." Jawab Aberto.

ceklek

Asisten pribadinya yang bernama Hendrik membuka pintu dan melihat tuannya sedang duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya.

"Tuan, beberapa hari ini tuan sering pusing dan muntah - muntah, saya panggilkan dokter ya?" Tanya Hendrik.

"Panggil lah, aku sangat tersiksa sekali karena setiap pagi dan malam hari selalu muntah." Jawab Aberto.

Hendrik menghubungi dokter pribadi tuan Aberto setelah selesai ponselnya di simpan kembali ke dalam saku jasnya.

"Oh ya apakah kamu sudah menemukan Davina yang tidur di kamar hotel tempat aku menginap?" tanya Aberto penuh harap.

"Belum tuan." Jawab Hendrik.

"Aku bingung kenapa Davina harus pergi dari kamar hotel tersebut setelah itu hilang tanpa jejak." ucap Aberto yang sudah berhasil meretas cctv hotel tempat dirinya menginap.

"Saya kurang tahu Tuan." Jawab Hendrik.

"Oh iya kamu sudah menangkap Alex dan Ririn yang telah berbuat jahat terhadap Davinaku?" tanya Aberto yang sudah mengklaim kalau Davina adalah wanita nya.

"Sudah tuan. Sesuai permintaan Tuan Muda yaitu menjual mereka di tempat pelacuran" Jawab Hendrik.

"Bagus, karena Mereka berdua telah berani mengusik Davina, wanita yang aku cintai." ucap Aberto dengan nada dingin.

"Tuan mencintai Nona Davina tapi Tuan tidak tahu apakah Nona Davina mencintai Tuan atau tidak." ucap Hendrik dengan nada terkejut karena baru kali ini ada seorang wanita yang berhasil masuk ke dalam hati bosnya yang anti wanita.

"Apa yang sudah aku sentuh maka wanita itu menjadi milikku." ucap Aberto dengan nada tegas.

Tidak berapa lama pintunya di ketuk membuat Hendrik berdiri dari sofa kemudian berjalan ke arah pintu.

ceklek

Hendrik membuka pintu kamar tuan Aberto dan melihat dokter tersebut sedang berdiri di hadapannya. Dokter itupun masuk ke dalam kemudian memeriksa tuan Aberto setelah 5 menit pemeriksaan sudah selesai.

"Tuan tidak sakit." ucap dokter tersebut.

"Tapi kenapa setiap pagi dan malam hari aku sering muntah?" tanya Aberto dengan nada bingung.

"Tuan juga beberapa hari ini meminta hal - hal yang aneh." sambung Hendrik.

"Hal - hal yang aneh bagaimana?" tanya dokter tersebut dengan wajah bingung.

"Kemarin pagi Tuan Muda minta mangga muda yang dipetik langsung dari pohonnya dan beberapa hari yang lalu ketika pulang dari perusahaan meminta dibelikan makanan yang berada di pinggir jalan karena selama ini Tuan Muda tidak pernah makan makanan di pinggir jalan selain itu Tuan Muda yang biasanya tidak suka pedas sekarang berubah suka pedas dan masih banyak lagi yang aneh." Jawab Hendrik.

"Iya benar Aku baru sadar sekarang kenapa aku jadi seperti ini? Apakah Aku terkena penyakit?" tanya Aberto dengan nada bingung.

"Tuan tidak terkena penyakit. Tuan maaf, apakah tuan pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain?" tanya dokter tersebut dengan hati - hati takut menyinggung perasaan tuan Aberto.

"Memang apa hubungannya?" tanya Aberto dengan nada bingung dan belum tersadar tentang kehamilan orang yang dicintainya.

"Kemungkinan wanita itu hamil dan tuan yang mengalami gejala morning sickness." Jawab dokter tersebut.

"Apa itu morning sickness?" tanya Aberto dengan wajah bingung begitu pula dengan Hendrik.

"Morning sickness adalah mual dan muntah saat hamil." jawab dokter tersebut menjelaskan.

"Tapi bukankah seharusnya wanita kenapa aku yang mengalami nya?" tanya Aberto penasaran begitu pula dengan Hendrik.

"Bisa saja mengalami wanita dan bisa juga oleh pria." Jawab dokter tersebut menjelaskan.

"Eh tunggu, berarti wanita yang waktu aku tiduri hamil?" Tanya Aberto baru tersadar.

"What??? sejak kapan tuan bisa meniduri wanita?" tanya dokter tersebut dengan wajah terkejut.

Aberto menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi dan dokter itupun hanya setia mendengarkan cerita Aberto.

"Berarti bisa jadi wanita itu hamil anak tuan." ucap dokter tersebut setelah selesai mendengarkan cerita Aberto.

"Aku harap wanita itu tidak menggugurkan kandungan nya. Walaupun itu terjadi aku tidak akan menyalahkannya karena aku tahu pasti sulit mengurus bayi tanpa seorang pendamping di sisinya." ucap Aberto dengan wajah sendu yang bertentangan dengan kata hatinya.

Entah kenapa hatinya sangat sakit ketika mengatakan itu namun Aberto hanya bisa berharap agar wanita itu tidak menggugurkan nya walau itu terlalu kecil kemungkinannya.

Setelah selesai dokter dan asisten tersebut meninggalkan Aberto sendirian karena Aberto ingin sendiri dan tidak mau di ganggu. Aberto mengambil pigura yang berada di mejanya yang berisi foto wanita itu.

"Davina, Kamu ada di mana? aku sangat merindukanmu." ucap Aberto sambil mengecup foto tersebut kemudian memeluknya.

Aberto membaringkan tubuhnya dengan tidak melepaskan pigura tersebut dari pelukannya kemudian tidak berapa lama Aberto pun tertidur dengan pulas.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Berselang lama*

2023-11-08

0

Lilisdayanti

Lilisdayanti

langsung paforit aahhhh 🤭

2023-11-02

0

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

wahhh bener bener bibit unggul yaaaa .... sekali berhubungan langsung Tek dunkkk 😅

2023-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Biarkan Davina Berlutut
3 Apa rencana Daddy selanjutnya?
4 Membekukan semua aset milik Mereka
5 Dua Bulan Kemudian
6 Enam Tahun Kemudian
7 Memperdalam ilmu IT dan sekaligus liburan
8 Mau ke Mall Paman
9 Kan Sehati
10 Mau kemana kamu?
11 Tidak bisa di retas Dad
12 Davina dan anak - anakku
13 Kak David
14 Anak Dari Keluarga Dave
15 Sangat yakin
16 Ibu Dari Ke Tiga Anakku
17 David ingin tidur dipeluk Daddy
18 Daddy kapan pulang?
19 Alex kangen sama Daddy
20 Menjadi Bagian Dari Keluarga Kalian.
21 Bertemu Dengan ke tiga cucunya
22 Davina
23 Satu Syarat
24 Dua Syarat
25 Syarat
26 Sangat Berarti
27 Memulai Dari Awal
28 Menginap Di Mansion Daddy
29 Jomblo
30 Tapi ........
31 Tatapan tajam dan kebencian.
32 Pesta Pernikahan Mommy Davina dan Daddy Aberto
33 Kemarahan Keluarga Mommy Davina
34 Kemarahan Tiga Anak Kembar
35 Daven Siapa Ya?
36 Paman David dan Paman Hendrik
37 Tabungan Kami
38 Kalian kenapa ikut paman Hendrik?
39 Mungkin Ponakan
40 Laptop
41 Meeting
42 Milik Paman Hendrik
43 Amarah Daddy Aberto, Paman David dan Paman Edward
44 Pistol
45 Markas Kantor Polisi
46 Aksi David
47 Rekaman CCTV
48 Perang - Perangan
49 Mengumpat
50 Lima Tahun Lagi
51 Apa yang harus Aku jawab?
52 Liburan Sekeluarga
53 Aku Mohon
54 Sangat Panik
55 Masalah Besar
56 Tolong Selamatkan
57 Mengusik
58 Valentina Microwife
59 Hendrik, kamu lupa ya?
60 Kematian Valentina Microwife
61 Ada yang bisa Aku bantu?
62 Maria dan Hendrik
63 Aku tidak mau ngerepotin dirimu.
64 Kakak Tidak Minta
65 Usir
66 Mimpi Hendrik
67 Violet
68 Violet 2
69 Ada Apa
70 Bangkrut
71 Tatapan Kebencian
72 Menabrak
73 Lari
74 Ada Apa Darling
75 Mommy
76 Mommy Davina Sadar
77 Suara siapa itu Hen?
78 Sudah ketemu
79 Tante Violet dan Paman Vincent
80 Curiga
81 Apakah orangnya sama?
82 Wanita itu bukan Violet
83 Siapa Pria Itu?
84 Acara Lamarannya Batal
85 Apartemen Hendrik
86 Nyonya Kelly
87 Menjodohkan
88 Tuan Albert
89 Tuan Albert dan Nyonya Albert
90 Hendrik dan Maria Bertunangan
91 Tapi Apa Tuan Muda
92 Pernikahan Hendrik dan Maria
93 Hadiah
94 Daddy Aberto Tertembak
95 Aberto dan Abertosa
96 Dua Pasang Mata
97 Siapa Pria Itu?
98 Maria Coba Sentuh Tangan Suamiku
99 Tamat
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Awal Mula
2
Biarkan Davina Berlutut
3
Apa rencana Daddy selanjutnya?
4
Membekukan semua aset milik Mereka
5
Dua Bulan Kemudian
6
Enam Tahun Kemudian
7
Memperdalam ilmu IT dan sekaligus liburan
8
Mau ke Mall Paman
9
Kan Sehati
10
Mau kemana kamu?
11
Tidak bisa di retas Dad
12
Davina dan anak - anakku
13
Kak David
14
Anak Dari Keluarga Dave
15
Sangat yakin
16
Ibu Dari Ke Tiga Anakku
17
David ingin tidur dipeluk Daddy
18
Daddy kapan pulang?
19
Alex kangen sama Daddy
20
Menjadi Bagian Dari Keluarga Kalian.
21
Bertemu Dengan ke tiga cucunya
22
Davina
23
Satu Syarat
24
Dua Syarat
25
Syarat
26
Sangat Berarti
27
Memulai Dari Awal
28
Menginap Di Mansion Daddy
29
Jomblo
30
Tapi ........
31
Tatapan tajam dan kebencian.
32
Pesta Pernikahan Mommy Davina dan Daddy Aberto
33
Kemarahan Keluarga Mommy Davina
34
Kemarahan Tiga Anak Kembar
35
Daven Siapa Ya?
36
Paman David dan Paman Hendrik
37
Tabungan Kami
38
Kalian kenapa ikut paman Hendrik?
39
Mungkin Ponakan
40
Laptop
41
Meeting
42
Milik Paman Hendrik
43
Amarah Daddy Aberto, Paman David dan Paman Edward
44
Pistol
45
Markas Kantor Polisi
46
Aksi David
47
Rekaman CCTV
48
Perang - Perangan
49
Mengumpat
50
Lima Tahun Lagi
51
Apa yang harus Aku jawab?
52
Liburan Sekeluarga
53
Aku Mohon
54
Sangat Panik
55
Masalah Besar
56
Tolong Selamatkan
57
Mengusik
58
Valentina Microwife
59
Hendrik, kamu lupa ya?
60
Kematian Valentina Microwife
61
Ada yang bisa Aku bantu?
62
Maria dan Hendrik
63
Aku tidak mau ngerepotin dirimu.
64
Kakak Tidak Minta
65
Usir
66
Mimpi Hendrik
67
Violet
68
Violet 2
69
Ada Apa
70
Bangkrut
71
Tatapan Kebencian
72
Menabrak
73
Lari
74
Ada Apa Darling
75
Mommy
76
Mommy Davina Sadar
77
Suara siapa itu Hen?
78
Sudah ketemu
79
Tante Violet dan Paman Vincent
80
Curiga
81
Apakah orangnya sama?
82
Wanita itu bukan Violet
83
Siapa Pria Itu?
84
Acara Lamarannya Batal
85
Apartemen Hendrik
86
Nyonya Kelly
87
Menjodohkan
88
Tuan Albert
89
Tuan Albert dan Nyonya Albert
90
Hendrik dan Maria Bertunangan
91
Tapi Apa Tuan Muda
92
Pernikahan Hendrik dan Maria
93
Hadiah
94
Daddy Aberto Tertembak
95
Aberto dan Abertosa
96
Dua Pasang Mata
97
Siapa Pria Itu?
98
Maria Coba Sentuh Tangan Suamiku
99
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!