Semenjak mempunyai hp kami sering terabaikan. Suami ku asik dengan hp nya. Besok hari kamis di rumah kakak ku mau wirid yasin malam Jumat nya jadi buat kue atau makanan nya hari kamis. Aku juga nanti ke sana rencana mau minta antar mas Hasan.
" mas besok tempat kak sari wirid antar mama ke sana ya" ucap ku ketika malam hari
" iya papa antar tapi pulang nya papa gak sempat jemput mau mancing nanti minta antar saja ya" jawab nya sambil main hp seperti biasa
" kalau ada yang ngantar ya mas kalau tidak ada nanti mama telpon minta jemput' kata ku lagi sambil melirik reaksi suami ku
" hmmmm iya" jawab nya agak kesal
aku hanya bisa bersabar dan mengelus dada melihat tingkah mas Hasan kebelakang an ini. Apa sebenar nya yang membuat mas Hasan berubah pikir ku. Setelah lama termenung akhirnya aku tertidur karena anak ku sudah tidur dari tadi. Di luar lagi hujan cuaca dingin mungkin membuat anak ku cepat tidur.
Malam nya aku terbangun ketika mendengar anak ku merengek minta *****. Setelah ku peluk dan beri ASI dia tertidur lagi. Kalau malam kadang bangun dua atau tiga kali untuk minta *****.
Pagi ini aku bangun agak kesiangan udah hampir jam enam. Mungkin karena sering terbangun untuk menyusui makanya kalau udah tidur agak nyenyak.
Selesai membuat sarapan aku memandi kan si kecil. Selesai berdandan Kami siap - siap berangkat di antar mas hasan.
" mas ayo berangkat " ajak ku
Mas Hasan berjalan ke kamar ganti baju kemudian mengantar kami. sampai di rumah kakak aku turun dari Honda.
" mas gak ikut masuk dulu sebentar" tanya ku
" tidak mas mau langsung pulang saja" jawab nya
Padahal aku berharap mas Hasan ikut masuk sebentar menyapa keluarga ku baru pulang. Tapi mau bagaimana lagi mas Hasan nya tidak mau ya sudah aku masuk sendiri. Mas Hasan langsung memutar Honda nya dan pulang.
" Assalamukalaikum" aku mengucap kan salam ketika masuk ke rumah kakak
" waalaikumsalam" jawab mereka dari dapur
Aku langsung menuju ke dapur dan menemui kakak. Ternyata Mak Sama adik ku sudah ada di sini.
" naik Onda sendiri apa di antar bel" tanya kakak ku
" di antar kak" jawab ku
" la mana Hasan kok tak ikut masuk minum dulu" tanya nya lagi
" gak kak dia langsung pulang" jawab ku lagi
Aku pun ikut bergabung Sama adik ku tapi cuma ikut duduk karena mereka lagi ngupas bawang. Menjelang tengah hari kakak ku yang ke dua datang. seharian aku di rumah kakak ku. Hari ini kakak masak nasi rames untuk di hidangkan nanti malam. Menunya ayam sambal gulai jengkol dan sambal ati ampela Sama kentang. Ada juga lalapan Mentimun. Sorenya makanan selesai di masak. Kami siap- siap mau pulang. aku terpaksa menelpon mas Hasan karena kakak Sama adik ku tidak sempat mau mengantar sudah hampir jam lima. Kasian nanti kalau mengantar aku dulu mereka pulang nya kesorean sedangkan nanti malam mau ke sini lagi.
aku menelpon mas Hasan nada nya tersambung tapi belum di angkat. panggilan ke dua baru di angkat.
" mas jemput ya soalnya tidak ada yang ngantar" kata ku setelah tersambung
" hah lagi asyik-asyik nya mancing sibuk ja, tadi udah di bilangin gak sempat jemput minta antar aja" gerutu mas Hasan dari seberang telpon
" mas mereka gak sempat menghantar soal nya udah terlalu sore" jawab ku
Ya udah tunggu sana, nyusahin aja" jawab nya sambil mematikan sambungan telpon.
Astaghfirullah kasar sekali perkata mas Hasan, padahal kami cuma minta di jemput.
Gara- gara asyik memancing dia marah- marah. Berilah hamba kesabaran ya Allah sambil ku mengelus dada.
aku masuk ke rumah lagi sengaja tadi ku menelpon keluar rumah agak menjauh tidak ingin keluarga ku mendengar gerutuan atau perkataan mas Hasan yang menyakit kan.
sepuluh menit kemudian terdengar suara Honda nya mas Hasan, aku pun berpamitan pulang kakak ku sama adik ku juga pamit pulang. Mak ku mandi sinj nanti malam baru pulang.
Mas Hasan cuma menunggu di Honda aku keluar langsung putar Honda. Kak sari ikut keluar
" San tidak masuk dulu makan dulu" tanya kak sari
" tidak kak kami langsung pulang saja udah sore" jawab nya
" nanti malam ke sini lagi, wirid di sini saja" kata kak sari lagi
" kayaknya gak bisa kak ada wirid juga dekat rumah" jawab mas Hasan lagi
" ya udah hati- hati" pesan kak sari
" iya kak" jawab kami
Aku pun naik ke Honda dan kami pulang ke rumah. Di jalan mas Hasan Masih menggerutu kesal karena tak jadi mancing. Aku hanya diam saja mendengarkan malas mau menjawab nanti ikut emosi pulak.
sampai rumah jam setengah enam. aku turun dari Honda dan masuk ke rumah. Sedangkan mas Hasan pergi lagi mungkin menyambung mancing nya tadi. Padahal aku berharap bisa jagain anak ku karena sudah sore. mau ku tinggal kemas rumah dan mandi. Untuk tadi anak ku sudah ku mandi kan di rumah kakak. Jadi aku cuma bisa kemas rumah dulu dan menyapu lantai. Mandi nya terpaksa nanti menunggu mas Hasan pulang karena anak ku lagi aktif- aktif nya kalau mau aku tinggal sendiri tanpa pengawasan masih bahaya.
' kenapa kamu banyak berubah mas sekarang kepedulian kamu terhadap kami kurang dan sering marah-marah' batin ku
selesai kemas dan menyapu aku ikut duduk di samping anak ku yang lagi asik main sambil nonton kartun di tv.
Aku masih memikirkan sikap mas Hasan. Anak Kami semakin besar pekerjaan mas Hasan juga cuma noreh itu pun sekarang sering tidak siap, suruh cari pekerjaan sampingan malah tanya kerja apa. Makin pusing mikirnya.
Ekonomi kami juga pas-pasan. Apa lagi kalau musim penghujan aku terpaksa mutar otak untuk membagi uang mencukupi kebutuhan.
Mas Hasan perokok aktif jadi setiap hari merokok tidak peduli hujan atau pun terang. Kalau tidak punya rokok tidak pergi kerja katanya lemes terpaksa aku berhutang ke warung. Kadang aku malu karena sering berhutang. mas Hasan kurang kerja keras lagi.
sering aku yang disalahkan Sama mertua katanya uang hasil kerja semua aku yang megang tapi boros dibuat belanja yang gak- gak makanya tidak cukup katanya. Ya Allah kadang pengen menangis mendengar ucap pak mereka yang tidak mengetahui kebenarannya. Kadang aku rela makan mi biar anak ku makan nasi sama lauk itu pun paling lauk nya telor ceplok. Memang uang hasil kerjanya di serah kan ke aku. Tapi lima puluh ribu sehari itu pun masih dipotong dua puluh ribu untuk rokok mas Hasan dua bungkus tinggal tiga puluh ribu. Uang tiga puluh ribu itu lah yang harus aku kelola sehari harus aku cukup- cukup kan untuk makan kami sehari sama jajan anak ku. Paling cukup beli beras sekilo sama untuk sambal mi atau tempe beli telor cukup untuk lauk anak ku.
hampir magrib mas Hasan baru pulang. Selasai cuci kaki dan masuk langsung ku tinggal mandi. Aku tidak bertanya dari mana karena rasanya ikut dongkol di dalam hati. Sudah tau punya anak bayi sudah sore masih saja keluar. Padahal nanti malam keluar nongkrong lagi itu.
Selesai mandi sepertinya anak ku minta kelon udah ngantuk. Tapi aku nunggu lepas magrib sekalian baru ku tidurkan.
selepas magrib mas Hasan pamit untuk pergi wirid yasin di rumah tetangga. Mungkin dia perasan kalau lagi di diamkan.
" papa berangkat wirid dulu ma" pamit nya
" hmmm" sambil memberi ASI ku hanya berdehem.
Tidak lama kemudian ku dengar Hondanya sudah berangkat. Kami tinggal berdua di rumah besar ini. Kadang aku merasa agak takut juga soal nya rumah kami agak jauh dari rumah tetangga. Apa lagi kalau malam mas Hasan sering keluar nongkrong rasa nya pengen teriak marah apa gak kasian sama istri dan anak nya sendirian di rumah jauh dari tetangga.
Pamit nya cuma sebentar tapi sering pulangnya jam sebelas malam paling cepat pulang jam sepuluh an. Pengen rasanya kadang cerita masalah kami tapi sama siapa aku tak mau nanti membuka aib rumah tangga ku sendiri kalau cerita sama orang lain takutnya di ceritakan ke orang lain lagi maklum kami masih hidup di kampung jadi ibuk- ibuk masih suka duduk - duduk menggibah alias ngerumpi.
Mau cerita sama keluarga ku takut Mak sama bapak ku kepikiran nanti bisa naik hipertensi nya. Sementara biar lah ku pendam sendiri nanti kalau sudah tidak kuat baru aku cerita ke mereka.
Jam setengah sembilan mas Hasan sudah pulang.
" adek udah tidur ma" tanya nya. sudah tau anak nya tertidur masih bertanya pikir ku
" sudah " jawab ku
" sudah lama tidur nya " tanya mas Hasan lagi
" lepas magrib tadi" jawab ku
" penat ikut rewang Tadi mungkin" kata nya lagi. tumben banyak bertanya biasanya pulang wirid langsung nongkrong ini ikut tiduran depan tv. Tapi bagus lah sebenar nya aku takut ditinggal sendirian apa lagi malam Jumat begini kadang suka merinding.
" iya mungkin" jawab ku
Aku ke dapur minum air putih, ku tanya mas Hasan
" mas mau minum kopi atau teh" tanya ku, ku mencoba berdamai dengan perasaan ini. Toh ini pilihanku sendiri juga.
" teh aja" jawab nya
Ku Buatkan secangkir teh dan ku letak kan di samping mas Hasan.
" apa menu wirid tadi mas" aku ikut bertanya
" lontong" jawab mas Hasan
" mas mau makan lagi gak, soalnya sayur dari rumah kak sari tadi mau aku hangat kan" tanya ku
" sayur apa" tanya nya balik
" ada gulai jengkol sambal ayam sama sambal ati ampela campur kentang" kata ku
" mau lah sisakan sedikit saja gulai jengkol sama sambal ayam." kata nya sambil menyesap teh hangat
Ku sisa kan sesuai pesanan mas Hasan yang lain ku hangat kan biar tidak basi besok pagi bisa untuk sarapan kami. Anak ku tadi di bawakan sendiri ayam goreng.
Selesai menghangat kan makanan aku cuci kaki dan sikat gigi siap- siap mau ikut tidur anak ku. Karena aku lagi datang bulan tak mungkin mas Hasan malam - malam membangun kan ku.
Ku lihat mas Hasan nonton tv sambil main hp. Kadang pengen ngintip juga pas konsentrasi main hp gitu apa sebenarnya yang di buka di hp main game atau lagi chatting sama orang aku sendiri pun tak tau.
tidak lama kemudian aku sudah tertidur lelap. Hari ini terlalu penat badan dan pikiran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments