Rutinitas ku setiap pagi kalau cuaca terang menoreh getah di belakang rumah. aku pergi menoreh setelah menanak nasi dan membuat sarapan untuk anak ku. suamiku biasanya cuma minum kopi sarapannya di tempat kerja. sekitar pukul 5.30 aku baru berangkat noreh nanti jam 6.20 aku pulang untuk menyiapkan anak ku ke sekolah sekalian mengantarnya ke sekolah.
Namaku Sandra Arabella aku menikah muda di usia 20 tahun. Ketika teman- teman ku sibuk kuliah aku sudah menikah karena bapak sering sakit- sakitan tak mungkin untuk membebankan bapak kalau aku kuliah. Adik ku yang bungsu baru masuk SMA juga jadi perlu biaya banyak. Walaupun SPP gratis tapi untuk beli baju seragam dan perlengkapan lain hampir dua juta juga. Kami keluarga sederhana biarlah nanti adik ku yang melanjutkan kuliah kalau bisa mendapat kan beasiswa.
Suami ku bernama Abdul Hasan iya bekerja serabutan apa saja maklum kami hidup di kampung. Usianya Sam dengan ku dua puluh tahun. Sebenarnya orang tuanya kaya, tapi tak mungkin kami menumpang hidup pada orang tua terus. Kami mencoba hidup mandiri dengan tinggal sendiri di rumah sederhana kami yang di bangun di atas tanah mertua dan yang membangunkan rumah juga bapak mertua ku.
Awalnya hidup ku aman damai karena pasangan muda kami memang sengaja menunda momongan dulu. Aku ikut noreh getah bersama suamiku selepas subuh. Semua kami lakukan bersama - sama terasa indah maklum kami kategori pengantin baru.
" mas besok masak apa ya untuk bekal bawa motong", tanya ku. " terserah lah dek yang penting ada sambalnya" jawab suamiku. " kalau gitu bikin sambel tempe sama goreng telor ya mas", ucapku. " iya dek udah enak itu, kayaknya sorenya mas mau cari ikan lele lah besok ini lagi musim", ungkap suamiku. " wah enak tu mas digoreng terus sambal nanti yang besar dipanggang dulu baru di sayur kencur", udah mau menetes air liur ini membayangkan nya. kami hidup di kampung jadi menu makanan kami sederhana. Itu sudah terasa nikmat.
Malam ini kami di rumah, biasanya kami keluar jalan ke rumah kakak ipar atau ke rumah mertua ku. untuk mencari hiburan maklum kami belum mempunyai televisi. untuk lampu kami pon masih Nyang kok dari dari rumah mertua.
Tidak terasa sudah dua bulan kami hidup di rumah sendiri semua terasa indah. Siang itu saya ingin memasak gulai kencur ikan lele hasil pancingan suami tadi malam. " mas ikannya tolong bersihkan ya, geli adek menengoknya", pintaku. " iya dek sebentar mas mengasah pisau toreh dulu". Suamiku memang ahli dalam memancing kalau pergi mancing pasti dapat ikan. Alhamdulillah rezeki kami. " man ikannya besar- besar ya", toba- tiba Wahyu ponakan ku datang. Dia Anak Abang iparku rumahnya sebelah rumahku. kami sama- Sama hidup sederhana. " iya yu mau paman potong dipanggang di masak sayur sama bibik", jawab suamiku. Wahyu lah hiburanku kalau lagi di rumah, anak berusia lima tahun walupun lasak tapi dia menggemaskan.
" Wahyu mau nanti ikannya", tanyaku. " mau lah bik, sedap kalau di goreng", jawabnya. " iya nanti bibik goreng kan", kata ku lagi. " ih Wahyu udah besar kok masih ngompeng sih", kutarik - tarik kompengnya menjalin. " bibik ini punya Wahyu", katanya. Ya Wahyu masih ngompeng, kemana - mana bawa kompeng yang di ikat dikalungnya. Wahyu menjadi hiburan tersendiri bagi kami.
" mas nanti yang dua ekor potong agak kecil aja ya , mau adek gorengkan buat si Wahyu kasian dia minta digoreng", kataku. " oke dek" ucap suamiku. Lumayan banyak ikan yang didapat suamiku sepuluh ekor lebih agaknya. " dek nanti sayurnya agak pedas ya pasti tambah nikmat" pinta suamiku. " iya mas" jawabku.
" mas nanti sekalian panggangkan ikannya y, biar adek bikin bumbu sayur sekalian gorengkan untuk Wahyu" seruku. " siap dek" sambil hormat suamiku. Kami tertawa bersama. Begitu sederhananya hidup kami namun semua terasa indah. Sayur sudah terhidang nasi juga sudah matang. Ku panggil si Wahyu untuk ikut makan bersama kami. " yu Wahyu sini ikut makan bibik yok udah bibik gorengkan ikan nya". Seruku memanggil dari depan pintu. " asik makan makan", jawab Wahyu sambil berlari. Kami makan sambil berbincang kecil. Ah perut ini akhirnya kenyang juga. Alhamdullah hari ini bisa makan enak walau hasil pancingan sendiri.
Begitu terus rutinitas kami setiap harinya kami masih adem ayem karena semua dilakukan berdua dan belum memilliki momongan. hampir setiap malam kami jalan ke rumah kakak ipar atau ke rumah mertua sekedar nonton televisi atau ngumpul - ngumpul bareng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Syaoran
Maksimal ini cerita, pokoknya enggak rugi deh baca cerita author.
2023-08-05
1