ujian terberat

Sudah empat hari aku di rumah sakit. Sebenarnya besok aku sudah boleh pulang tapi aku minta izin sehari lagi menginap di rumah sakit. Anak ku masih muntah terus sampai agak menguning badan nya.

Tak kuasa air mata ini selalu jatuh. Aku menangis di sudut ruangan. Melihat anak kami yang selalu kami rindukan dalam keadaan kurang sehat.

kami masuk keruangan dokter karena ada yang ingin pak dokter sampaikan. Sambil mendengar ucapan dokter aku hanya bisa menangis.

" buk hari ini kita akan menyinar anak ibuk karena masih muntah dan badannya menguning" kata dokter

" apakah itu berbahaya pak" tanya suami ku

" kita lihat dulu perkembangan nya ya buk, semoga dengan di sinar bisa pulih kembali" ungkap pak dokter

" iya pak, kami mohon lakukan yang terbaik untuk anak Kami pak" pinta suami ku

" " baik pak akan kami upayakan semampu kami" jawab dokter

Aku tidak bisa mengeluarkan suara karena lagi- lagi air mata ku mengalir dengan deras.

Ku lihat dari luar kaca anak ku di dalam inkubator lagi di sinar badan nya agak kuning kedua matanya di tutup dengan alat khusus penutup mata. Ya Allah sungguh sakit, sedih melihat anak ku berjuang.

Karena anak ku tiap minum susu muntah badanya agak lemas. Dokter menyarankan untuk di pasang infus dari tali pusat. Bertambah sakit hatiku melihat anak ku yang masih bayi merah di pasang infus.

"ma jangan nangis terus ya doakan anak kita semoga cepat sembuh" pinta suamiku

Aku hanya mengangguk sambil menangis

" nanti kalau mama sedih menangis terus adek ikut an sedih ma, mama sama adek kan punya ikatan batin" pujuk suamiku

Aku hanya mengangguk lagi. Rasanya air mata ini mengalir sendiri tanpa ku pinta.

Malam ini aku terakhir menginap di rumah sakit. Besok aku harus kembali ke rumah rasanya tidak tega meninggalkan anak ku sendirian di sini. Ku intip sebentar sebelum aku tidur.

' nak yang kuat ya, sayang pasti bisa anak mama kuat cepat sehat ya biar kita bisa pulang ke rumah'. Batin ku. Lagi- lagi air mata ku keluar untuk kesekian kali. Rasanya mata ku sudah bengkak karena kebanyakan menangis.

Ku tidur menyamping sambil menahan sesak dan tangis ku. Rasanya setiap kali teringat anak ku air mata ku langsung keluar.

" ma yang kuat ya, sabar adek pasti sembuh" bisik suamiku

Aku masih menangis

" mama juga harus jaga kesehatan biar nanti kita bisa memberi semangat untuk adek" kata suami ku lagi

akhirnya aku tertidur sambil menangis sudah bisa dipastikan kalau bangun nanti mata ku akan bengkak lagi.

Rasanya tidak dapat menggambarkan betapa hancur hati ku melihat keadaan anak ku. Anak yang sembilan bulan lebih ku mengandung dan ku bawa kemana - mana. kini lagi berjuang untuk sembuh.

Pagi hari kami semua sudah siap untuk pulang. Aku di atas kursi roda Karena ruang bersalin di lantai tiga jadi tidak mungkin aku turun jalan sendiri.

Sebelum pulang ku lihat sebentar anakku

" mama pulang dulu ya dek, adek harus kuat biar cepat sehat besok mama ke sini lagi" bisik ku di samping inkubator. Ku pegang sebentar tangannya yang mungil. Sudah kelihatan agak kurusan karena tidak minum susu hanya dari cairan infus.

kami pun pulang ke rumah. Walaupun pulang tapi pikiran dan hati ku tertuju pada anak ku. Di perjalanan aku masih menitik kan air mata. Mak ku yang menemani ikut sedih melihatku seperti ini. Diam - diam Mak juga ikut menangis. huh sungguh sesak rasanya.

Sampai di rumah kami sudah di tunggu saudara yang lain. Aku berusaha kuat walau sebenarnya aku pengen menjerit menangis dan menangis biar hilang rasa sesak di dada.

Malam nya Mak masih di rumah ku menemaniku.' aku harus kuat' tekat ku

suamiku ikut tidur di rumah aku tahu suami ku pun sebenarnya Sama hancurnya seperti ku tapi dia berusaha tegar kuat. Jam delapan suamiku sudah tertidur mungkin dia capek beberapa malam di rumah sakit kurang tidur di tambah anak ku kurang sehat jadi ikut terkuras pikiran dan emosi.

Paginya selesai sarapan suamiku berpamitan untuk menjenguk anak kami. Di rumah aku masih ditemani Mak. 'Ya Allah rasanya berat cobaan ini' batin ku. Lalu aku beristigfar dalam hati ini semua cobaan dari Allah ujian hidup kami. Allah tidak akan menguji kami kalau kamu tidak mampu.

Sudah seminggu anak kami di rumah sakit. Hari ini jadual ku cek ulang dan buka jahitan bekas operasi. Sekalian aku menjenguk anak kami. Rasanya aku sudah tidak sabar melihat anak ku.

Selesai dari poli aku langsung ke atas, keruangan anak ku di rawat. Ku coba menguat kan hati supaya jangan sampai menangis ketika melihat anak ku. Tapi apakah daya perasaan sesak datang lagi aku kembali menangis. Sambil ku pegang tangan nya yang sudah agak kurus.

" nak mama datang jenguk adek" bisik ku pelan

Sepertinya dia tau kalau mamanya datang dia bereaksi menangis. Aku pun ikut menangis lagi karena tidak bisa menggendong anak ku untuk menenangkannya.

" sayang cup- cup anak mama jangan nangis lagi ya, adek yang kuat mama yakin adek bisa" lirih ku.

Akhirnya aku keluar untuk menghirup angin segar rasanya sesak di dalam tidak kuat melihat anak ku seperti ini. Seharian aku di rumah sakit. Sorenya selepas asar kami pulang. Selepas mengantar kan ku suamiku akan kembali ke sini lagi untuk jaga - jaga siapa tau nanti ada hal penting.

Mak ku udah pulang ke rumah. Malam ini aku di temani kakak ipar dan Mak mertuaku.

tiga belas hari sudah anak ku di rawat. Aku pun bolak balik dua hari sekali ke rumah sakit untuk melihat anak ku.

Malam ini malam Jumat, suamiku seperti biasa tidur di rumah sakit. Di rumah aku kebetulan banyak yang menemani. Adik ipar kakak ipar dan mak mertua semua tidur di sini. Mereka semua memberi dukungan dan semangat untuk kami. Mak ku pun lagi tidur di sini

Selepas isya tiba- tiba suami ku menelpon suaranya terdengar serak seperti menangis. Aku sudah berfikiran buruk.

" mama harus sabar mama harus ikhlas" kata suamiku

Dunia ku rasanya langsung runtuh air mata ku langsung mengalir deras.

" adek lagi kritis ma" ungkap suami ku lagi

Aku sudah tidak bisa berkata- kata. seandainya aku lagi tidak dalam masa berpantang dan jarak rumah sakit sama rumah ku dekat aku mungkin sudah berlari ke sana.

Karena mengetahui keadaan ku yang syok dan tidak baik- baik saja. Hp nya diambil oleh kakak ipar ku dan bertanya ke pada suamiku ada apa sebenarnya.

" adek siang tadi pusarnya sudah lepas otomatis infusnya juga di lepas. Tapi karena adek belum bisa minum susu keadaan adek lemah. Mau di pasang infus di tangan uratnya tidak kelihatan karena lemah. Satu- satu nya jalan operasi di kaki malam ini juga. Tapi hasilnya lima puluh persen bisa gagal dan lima puluh persen berhasil." penjelasan panjang dari suami ku

Aku langsung lemes dan menangis sejadi- jadinya. Aku sudah tidak bisa berpikir lagi. Pikiranku ngebleng. Aku hanya bisa menangis sambil memukul- mukul dada ku karena rasanya menyesakkan mendengar anak ku berjuang antara hidup dan mati.

'Ya Allah apa yang harus aku lakukan aku sudah tidak kuat Ya Allah' jerit ku dalam hati

Kami di rumah hujan tangisan. Karena yang laki- laki tadi wirit Yasin saat itu juga ditelpon untuk pergi ke rumah sakit menemani suami ku. Kasian suami ku sendirian pasti dia lagi sedih terpuruk dan butuh teman.

Sepanjang malam aku tidak bisa tertidur. Pikiranku tertuju ke anak ku. Rasanya tidak sabar menunggu pagi hari supaya bisa menyusul ke rumah sakit melihat anak ku menguat kan anak ku. Kami semua tertidur dalam kesedihan yang mendalam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!