Noni terperangah kaget melihat Ruli berada dirumah sakit.
"benar itu Ruki ? siapa yang sakit ya?" tanya Noni dalam hati.
"ibu...Bu" suster yang dihadapannya menyadari pandangan mata Noni yang sedang tertuju ke arah Ruli.
"e..iya sus.." jawab Noni kaget.
"ya sudah Bu ..saya tinggalkan dulu ya"
"iya suster .. terimakasih banyak"
"sama sama"
suster pun pergi meninggalkan Noni. Noni diam diam membuntuti Ruli. setelah Ruli membeli makanan untuk Pey. Ruli pun kembali keruangan Pey. Noni, penasaran siapa yang sakit. Setelah Ruli masuk ruangan Pey. Noni pun mengintip melalui kaca jendela. betapa terkejutnya Noni. Setelah tau siapa yang berbaring diatas ranjang pasien.
"Pey?" sontak Noni terkejut.
" kenapa bisa dengan Ruli?" tanya Noni penasaran.
" kenapa mereka bisa saling mengenal?" begitu banyak pertanyaan yang menyelimuti pikiran Noni.
Noni melihat jelas Ruli menyuapi Pey. Noni semakin terpengaruh kaget dengan apa yang dia lihat.
"ga mungkin?!" setengah teriak Noni bergumam. Noni mencoba menghindar dari mereka. Dia mendadak lesu. Dan berjalan dengan lemas. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Reha tau. Dan ada hubungan apa Pey dengan Ruli?...
Noni duduk di bangku tunggu. Dia tidak menyangka dua sahabatnya saling mencintai lelaki yang sama.
tiba tiba sebuah tangan menepuk bahu Noni. Noni terkejut dan menoleh ke arah yang menepuk bahunya. Dia terkejut sudah ada ibu nya Pey yang berada di kursi roda.
"Noni, kenapa wajahmu pucat?" tanya ibu Pey.
"e...gpp tante" jawab Noni menyembunyikan kecemasannya.
"kamu ga bisa membohongi Tante lho. Ada apa non?" tanya Resa memaksa.
" ga ada apa apa tante..mungkin cuma kaget aja lihat jenasah tadi dibawa suster" jawab Noni berbohong.
"oh..ya udah yu..kita pulang" ajak Resa.
"Tante sudah selesai diperiksa nya?" tanya Noni menatap Resa.
"udah...makanya saya ngajak pulang juga" jawab Resa tersenyum.
"oh iya mari Tante"
Noni dan Resa pun pergi meninggalkan rumah sakit. Art Resa mendorong kursi roda Resa dengan pelan.
sepanjang jalan Noni terdiam sembari menyetir mobil. Gelagat Noni membuat Resa penasaran.
"ga biasanya Noni diam kalem" ucap Resa menyadari Noni
" iya, Tante" jawab Noni fokus pada pandangan didepannya.
"biasanya kamu banyak ngobrol ngajak ngobrol tante lho?"
"iya benar non Noni...sejak tadi bibi juga memperhatikan sikap non tiba tiba jadi kalem" bibi yang duduk dibelakang angkat bicara
"tuh bibi juga merasa aneh ya kan bi?" tanya Resa melirik ART nya.
"iya maaf ya Tante...aku cuma kepikiran Pey aja" Noni hampir keceplosan.
"Pey...kamu ketemu dengan Pey?" tanya Resa terkejut.
"eh..ga sih...cuma ingat aja Tante... andaikan Pey ada mungkin Tante ga sakit sakitan terus ya Tante " jawab Noni mengalihkan keceplosan nya.
"oh iya Noni .benar karena Tante juga merindukan Pey" jawab Resa dengan nada sedih.
Dirumah sakit...
Ruli masih nemenin Pey. Dengan setia Ruli memberi obat kepada Pey. Ruli melayani Pey dengan penuh kasih sayang
"makasih ya mas. Aku ga nyangka kamu baik banget dan perhatian banget" ucap Pey senang.
"iya karena udah tanggung jawab ku. biar kamu cepat sembuh juga" jawab Ruli tenang.
"kamu mau nemenin aku kan disini?" tanya Pey memasang mimik memohon.
"gimana nanti Pey. Aku harus cari alasan dulu ke Reha" jawab Ruli bingung.
Pey hanya mengangguk tersenyum.
sementara Reha dan Kiara sudah merasa jenuh dengan bermain nya.
"mam...papah mana sih ? kok lama amat?" rengek Kiara sembari memainkan bola ditangannya.
"sebentar ya sayang.mungkin papah masih sibuk. Nanti juga jemput kita" jawab Reha menenangkan buah hati nya.
Reha melirik jam di ponsel. Sudah hampir jam 5 sore. Namun, belum ada kabar dari Ruli.
"kemana ya..lama juga meeting nya Ampe 5 jam?" gumam Reha.
Reha mencoba menghubungi Ruli. Namun...
"nomor yang ada tuju saat ini sedang diluar jangkauan"
"kenapa ga aktiv?" tanya Reha pada dirinya sendiri.
tiba tiba Reha risau dengan keberadaan Ruli.
tidak biasanya nomornya tidak aktif. Reha merasa ada yang mengganjal saat nomor Ruli berada diluar jangkauan. pikiran dia semakin berkecamuk.
"mam..gimana papah udah ditelepon belum?" tanya Kiara cemberut.
"em..papah masih sibuk sayang" jawab Reha mencoba tenang.
"hampir mau magrib mam. Kita pulang aja yu" ajak Kiara sudah tidak betah.
Reha menatap Kiara.
"wajahmu pucat nak?" tanya Reha terkejut dan memeriksa kening kiara dengan telapak tangannya.
Badan Kiara mendadak panas. mungkin dia kecapean.
"ya ampun kenapa tiba tiba kamu panas gini sih?" Reha semakin cemas dengan kondisi anaknya. Dia merangkul Kiara. Dan menggendong nya
"ya udah kita pulang aja ya" ajak Reha sembari menggendong Kiara.
Kiara mengangguk. Lalu, mereka pergi meninggalkan tempat permainan itu.
Dirumah sakit...Ruli melihat jam ditangan nya
"ya ampun...aku lupa aku harus jemput Reha dan Kiara" pekik Ruli kaget.
Pey hanya mendelik.
"Pey..aku pergi dulu ya. nanti aku kesini lagi" pamit Ruli buru buru.
"iya hati hati dijalan" jawab pey pasrah.
Ruli mencium kening Pey. lalu, segera meninggalkan ruangan itu. Pey melihat hp Ruli tergeletak di atas meja. Ruli lupa memasukinya lagi ke jas saku dalamnya. Pey, mengambil ponsel itu.
"dasar ceroboh" gerutu pey.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments