Hari ini Ruli, Reha dan Kiara pergi ke pusat perbelanjaan. untuk menyiapkan ulang tahun Kiara.
nampak mereka sedang melihat pakaian untuk Kiara gunakan dihari ulangtahun nya.
"aku tunggu di tempat makan ya" ucap Ruli kepada Reha.
"oke.." jawab Reha menoleh.
Ruli pun segera pergi menuju area makan. Dia tiba tiba teringat Pey. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Lalu, mencoba kirim pesan kepada pay.
" apa kabar sayang? Semoga kamu baik baik aja"
Pesan dikirim ke nomor WhatsApp Pay. Namun, ceklis dua. Ruli sedikit kecewa karena pesan dari nya tidak segera dibuka atau dibaca. Berapa menit kemudian. Ruli menunggu balasan Pey. namun, berapa kali dia melihat pesan itu masih belum dibuka oleh pay. Ruli semakin gelisah.
"kemana Pey. Ga mungkin lagi tidur siang? " gumam Ruli dalam hati. nampak kegelisahan di wajah Ruli.
"jangan jangan dia keluar lagi" pikir Ruli. Ruli mencoba menghubungi Pay. Namun, tidak ada jawaban. Ruli segera mematikan panggilannya. ketika melihat Reha dan Kiara berjalan kearahnya.
"mas...kamu telepon siapa?" tanya Reha sambil duduk di kursi menghadap ruli. Dan diikuti Kiara yang duduk di kursi sebelah orangtuanya.
"e...ini ada yang telepon tapi salah sambung" jawab Ruli berasalan.
Reha hanya percaya.
Dirumah sakit Pey berbaring diatas ranjang pasien. Dengan tangan di infus. perlahan lahan mata Pey terbuka. Samar samar Pey melihat sosok wanita yang menunggunya. Dia terkejut melirik setiap ruangan. Ternyata wanita yang menunggunya adalah ibu yang punya kosan.
"akhirnya kamu sadar juga Pey" ucap ibu kosan tersenyum senang.
"kenapa saya bisa berada disini bu?" tanya Pey heran.
"e..iya Pey. Waktu saya mau ke kosan nagih uang kosan. Saya tidak sengaja melihat kamu tergeletak diatas lantai. mungkin semalaman kamu tergeletak di lantai. Untung gorden jendela terbuka sedikit jadi saya tau kalau kamu keadaan pingsan. Lalu, saya bawa kamu kesini dibantu Ama tetangga kosan" jawab ibu kosan panjang lebar. Menceritakan kejadian semalam.
Pey baru ingat kalau dia mendadak sakit perut. Dia meraba perutnya.
"terimakasih ya Bu..maaf saya sudah merepotkan ibu" ucap Pey tersenyum ketir.
"iya Pey gpp. yang penting kamu sehat lagi ya" jawab ibu kosan.
Pey mengangguk.
"oh iya, suami Pey belum dikasih tau. Kalau kamu ada disini" ucap ibu kosan mengingatkan Pey pada Ruli.
Pey mengalihkan pandangan ke atap.
"iya Bu" jawab Pey dengan berat untuk menjawab.
"lebih baik dihubungi aja Pey. biar dia nemenin kamu disini.kasian kan kamu disini sendirian" usul ibu kosan merasa cemas dengan keadaan pey.
"iya Bu. tapi, ponsel saya mungkin dirumah" jawab Pey ingat hp nya.
"kebetulan ibu bawa hp kamu" ucap ibu kosan sembari mengeluarkan hp Pey di dalam tasnya.
"ini" sambung ibu kosan dengan menyodorkan hp Pey.
"terimakasih banyak ya Bu" kali ini Pey merasa berat dengan kebaikan ibu kosan.
"iya Pey. Ya udah hubungi suami mu dulu ya" jawab ibu kosan tersenyum.
Pey hanya tersenyum. lalu, dia mencoba menghubungi Ruli.
ketika makan ponsel Ruli bergetar. Dia terkejut. Lalu, mencoba melihat siapa yang menghubunginya. Mata dia terbelalak melihat nama Pey di ponselnya.
"gawat ! Pey menelpon . Kenapa ga wa aja sih?!" gumam Ruli panik.
Reha melihat kepanikan di wajah ruli..
"ada apa?" tanya Ruli heran.
"e...ini ada telepon dari klien. Mungkin penting banget" jawab Ruli gugup
"angkat aja mas. Siapa tau ada keperluan?"
"iya, aku angkat dulu ya" jawab Ruli bangkit dari tempat duduknya. Dan mencoba menghindar dari Reha dan Kiara.
Reha mengerutkan keningnya. melihat gelagat Ruli yang m bangkit dari tempat duduknya dan menghindar dari nya saat angkanya telepon. Ada keganjalan dan kecurigaan Reha saat melihat Ruli sedang telepon.
"iya udah nanti aku kesana. Aku akan cari alasan dulu. Biar Reha tidak curiga" ucap Ruli saat berbicara dengan Pey melalui hp.
Tak lama kemudian, Ruli kembali lagi ke arah meja makan. Ruli nampak cemas. Reha menatap wajah suaminya itu.
"ada apa pah? Wajah kamu tegang banget sih?" tanya Ruli penasaran.
"i..iya sayang. Klien aku hari ini ngajak pertemuan. katanya mau ada yang di bicarakan dulu. Ini sangat penting " jawab Ruli mencoba mencari alasan.
" hari Minggu gini pah, masih aja dengan pekerjaan?" tanya Reha curiga.
Ruli semakin bingung dengan pertanyaan Reha.
entah apa lagi harus dia katakan dengan beribu alasan yang masuk akal.
"iya sayang. Ini dadakan" jawab Ruli dengan mimik wajah panik.
"ga biasanya pah? Sekarang jangan kan sikap kamu yang berubah. Pekerjaan mu pun banyak perubahan?" tanya Reha mulai curiga.
" sekarang ini sedang bersaing dengan perusahaan lain mam. Ini lebih serius lagi kalau tidak gerak cepat . perusahaan papah bisa bisa gulung tikar" Ruli mulai meluncurkan alasan demi alasan.
"ya udah...mau jam berapa pertemuan nya?" tanya Reha mendelik.
"mungkin nanti selesai makan siang ini. Dan papah anterin kalian pulang dulu ya. Baru papah berangkat " jawab Ruli
"papah mau lama ?"
"ga tau mam..gimana selesai nya aja kan..ga bisa dipastikan"
"oh gitu ya. Gimana kalau begini aja pah. Papah pergi aja ke pertemuan itu. tar mama Ama Kiara mau main ditempat permainan anak anak aja. Gimana pah?" usul Reha tidak mau kalah.
"aduh..sayang gimana kalau lama. Kasian Kiara
tar kecapean" jawab. Ruli tidak suka dengan usul Reha.
"gpp pah sekalian pulang papah jemput kita lagi. iya kan Kiara. masih mau main kan?" tanya Reha mengalikan pertanyaan ke Kiara yang sedang asyik makan chiken.
"iya pah.lagian kita udah lama ga main lagi bersama kan" jawab Kiara menoleh ke arah Ruli.
Ruli semakin bingung dan cemas. Bingung dengan permintaan anak istrinya. Dan mencemaskan keadaan pey yang sedang dirumah sakit.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments