Suara ponsel berdering. Ruli melirik ponsel itu..begitupun dengan Pey.
"istrimu mas" Pey menegur Ruli.
"sebentar aku harus berhenti dulu" ucap Ruli memarkirkan mobilnya ke bahu jalan.
setelah itu Ruli mengangkat panggilan Reha.
"halo" sapa Ruli
"mas..kamu dimana? Tadi aku kekantor kamu ga ada?" tanya Reha tanpa basa basi lagi.
"kamu kekantor jam berapa?" Ruli malah balik nanya.
"jam istirahat kamu"
"oh ya sayang maaf ya...aku tadi makan diluar sekalian nemuin Klain" Ruli berbohong menutupi perbuatannya.
"lagian kamu mau kekantor ga hubungi aku dulu sih?" malah Ruli menyalahkan Reha
"iya mas, karena aku kepikiran kamu terus"
"aduh ..sayang kepikiran gimana sih? Aku kan baik baik aja ..lagian kita juga kan Tiap hari ketemu dirumah"
"aku tau itu mas..tapi..."
"ya sudah nanti aku pulang lebih awal ya. Sekarang aku lagi dijalan nih..tanggung lagi nyetir" tempat Ruli memotong pembicaraan Reha.
Dan Ruli pun mengakhiri teleponnya.
Reha hanya pasrah lemah. Terlihat diwajahnya yang begitu banyak kecemasan terhadap Ruli. Entah perasaan apa yang dia rasakan saat ini.
Sementara Ruli menyetir kembali mobilnya.
"mas...kenapa dengan Reha?" tanya Pey
"tadi pas jam istirahat dia kekantor.nganterin makan siang" jawab Ruli
"tumben"
" makanya itu aku udh ngomong sama kamu berkali kali. Jangan hubungi aku duluan sebelum aku hubungi kamu. Paham?" tegas Ruli.
"iya sayang " jawab Pey merayu.
Sesampainya di kosan Pey....
"mas...kamu ga mampir dulu?" tanya Pey setelah sampai didepan kos.
" ga...aku harus balik lagi kekantor. Oh ya aku juga mau pulang lebih awal. Karena aku tidak ingin Reha curiga" jawab Ruli menatap Pey.
terlihat di wajah Pey kecemburuan.
"sudahlah kamu ga usah cemberut gitu..kita bisa ketemu lagi kan? Lagian ini demi hubungan kita langgeng sayang" Ruli membujuk Pey
"ya udah kamu hati hati ya dijalan"
"pasti sayang..karena aku juga tidak mau kehilangan kamu" Ruli mencium kening Pey.
Pey tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.
Sementara di rumah Reha...
"mam.. seminggu lagi ulangtahun kiara kan mam?" tanya Kiara yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Reha menatap wajah anak semata wayangnya. Ada perasaan sedih yang dia sembunyikan.
"iya sayang, kenapa kamu mau dirayakan lagi?" tanya Reha mengelus rambut Kiara.
"iya mam. Kiara mau mengundang teman teman Kiara..bolehkan mam?"
"iya sayang boleh...nanti kita rayakan semeriah nya"
ucap Reha mencoba menghibur Kiara.
malam pun tiba...dikamar Reha dan Ruli terjadi percakapan.
"mas tadi siang Kiara minta ulang tahunnya dirayakan lagi" Reha memulai percakapan.
"bukankah tiap tahun juga selalu dirayakan ya?" tanya Ruli mengerutkan kening
"iya mas. .tapi dia minta semeriahnya.."
"oh .ya masih lama kan?" Ruli cuek dan memainkan ponselnya tanpa menoleh Reha.
Reha hanya mendelik melihat sikap Ruli. Tidak seperti biasanya Ruli bersikap seperti itu kepadanya bahkan ke anaknya. Ruli yang Reha kenal seorang suami yang romantis dan perhatian..seorang ayah selalu memanjakan putrinya..namun kini keharmonisan itu seakan akan hilang seketika.
"mas...daritadi kamu memegang ponsel mu terus..ada apa mas?" tanya Reha ragu ragu.
"oh...ini ngelihat rincian pekerjaan" jawab Ruli gugup dan meletakkan ponselnya ke atas meja
"tapi ga bisanya kamu seperti itu mas?" tanya Reha curiga.
Ruli menatap Reha terkejut. pertanyaan Reha membuat Ruli semakin dicurigai.
"eum...ini soalnya penting banget..ya ini penting banget..lagian ga tiap hari kan?" Ruli gugup mencari alasan.
Reha menatap wajah suaminya penuh dengan keraguan.
"sudah malam..aku ngantuk" Ruli pura pura menguap. Dan membelakangi Reha yang sedang menatapnya.
Reha hanya menghela nafas. Dan mengembuskan nya seakan akan berat untuk bernafas. Namun,.apakah daya.
Reha tertidur disampingnya. Ruli membuka mata pelan pelan. Dia menyesali kecorobohannya.
Pey yang tidak bisa tidur. Dia merasakan ketidak nyamanan dengan perutnya.
"aduh...begini amat ya... sepertinya aku butuh seseorang. Tapi, Ruli tidak bisa dihubungi duluan" gumam Pey sambil memegang perutnya.
"begini amat nasib ku jadi istri kedua tanpa sepengetahuan istri pertamanya" Pey baru menyadari menjadi pihak ketiga diantara dua pasangan suami istri itu.
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Dengan nekad dia menghubungi Ruli. Kali ini dia menggunakan nomor tersembunyi. Namun, tidak ada jawaban.
"uuuuuuhhhhhhhh benar benar ya .. padahal sama aja..aku juga istrinya..aku juga punya hak untuk bersamanya" kesal Pey mulai emosi.
Pey benar benar merasa geram. Dia rasa Ruli tidak ada memperlakukan dirinya. sedangkan dia juga sama istrinya Ruli. Dengan wajah gemas dan emosi. Pey mengepalkan tangan. Karena emosi.
"awas ya..aku akan buat perhitungan Ruli!" geram Pey semakin kesal....
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
kokichi.oma.panta
Terharu 😭
2023-08-10
0
Sindi S Mahulauw'Riry
thor, kamu punya talenta yang luar biasa, terus berkarya ya!
2023-08-10
0