Pagi yang cerah. Namun, tidak secerah wajah Ruli yang sedang dirundung kebingungan. Seorang wanita muda dan cantik. Sedang sibuk mempersiapkan makanan dimeja makan untuk sarapan pagi.
wanita muda dan cantik itu tiada lain adalah istrinya Ruli. Yaitu Reha.
"mas , sarapan sudah disiapkan" ucap Reha melihat Ruli yang menuju menghampiri meja makan.
"makasih. Tapi,, aku harus buru buru berangkat kerja" jawab Ruli seakan akan ada sesuatu yang disembunyikan.
"tidak seperti biasanya mas?" tanya Reha heran.
"iya...tapi aku sudah janji Ama klien kalau pagi hari ini aku akan menemuinya.sekalian sarapan disana" Ruli berusaha menyakinkan Reha. Dengan berbagai alasan.
Ruli pun segera pergi meninggalkan ruang makan.
Reha hanya menghela nafas.
Sesampainya didepan pintu Ruli mengetuk pintu.
ternyata Ruli datang ke kosan Pey. Dengan wajah berseri Pey menyambut kedatangan Ruli.
"Ruli" sapa Pey dengan senyuman.
Ruli langsung bergegas masuk. Tanpa basa basi lagi.
Pey celingukan melihat sekitar luar rumah. Lalu, dia menutup pintu dan menguncinya.
Pey melihat Ruli duduk dengan raut wajah lesu.
"aku ambilkan minum dulu ya" ucap Pey bergegas ke dapur.
Segelas air putih telah dibawakan Pey. Dan meletakkan gelas itu diatas meja.
"Pey... aku akan tetap bertanggung jawab atas kehamilanmu. Namun, untuk menikahi kamu..tidak mungkin" ucap Ruli pelan.
Pey terkejut dengan ucapan Ruli
"maksud kamu. Kamu ga akan pernah menikahi aku, mas?" tanya Pey menelan ludah.
"aku mohon kamu paham , Pey " pinta Ruli menatap memohon Pey.
"soal biaya selama kamu mengandung dan melahirkan semua aku yang nanggung. Asal kamu jangan nuntut aku harus menikahi kamu" pinta Ruli menyakinkan Pey.
Pey terdiam membisu. Tanpa disadari air mata mengalir di kedua pipi Pey. Ruli membelalakkan mata terkejut melihat Pey menangis.
"Pey..sudah ga usah menangis seperti itu. Ini juga kamu yang ceroboh. Bisa bisanya kamu ga menggunakan keamanan saat kita berhubungan" Ruli menghardik Pey.
"Aku ga nyangka.. Kamu hanya ingin manis nya aja mas! Tapi, setelah semua terjadi. Dengan seenaknya kamu mengatakan seperti itu semua padaku. Dan malah menyalahkan aku" Pey menangis tersedu.
Ruli terdiam dengan ucapan Pey.
"terus aku harus menikahi kamu begitu. Sedangkan itu ga mungkin Pey" jawab Ruli merendah.
"apalagi harus ngomong sama Reha. itu sangat tidak mungkin Pey" Ruli menegaskan Pey.
"kamu bisa menikahi aku secara diam diam tanpa Reha tau" Pey mulai bersuara tinggi.
"maksud kamu?" tanya Ruli terkejut
"kita bisa nikah sirih" jawab Pey menatap wajah Ruli.
Ruli yang daritadi memasang wajah tegang. menjadi sedikit tenang.
"akan ku pikirkan hal itu" jawab Ruli menatap wajah Pey.
Pey mengangguk.
Pernikahan yang sudah direncanakan pun terjadi.
akhirnya Pey dan Ruli menikah. Dan mereka telah menikah sirih. Dengan dinikahkan oleh seorang kiai.
pernikahan mereka hanya disaksikan kiai Ama dua orang sewaan Ruli. Untuk berpura pura menjadi keluarga Ruli dihadapan kiai.
Acara pernikahan tersembunyi pun selesai.
"akhirnya kita bisa menikah juga meskipun tidak ada keluarga yang tau" ucap Pey sembari menghembuskan nafasnya pertanda lega.
"iya ...tapi kamu harus janji" jawab Ruli tegas.
"kamu tidak boleh membocorkan rahasia pernikahan kita ke siapa pun itu. apalagi sampai bilang ke Reha. Kalau Reha sampai tau dari kamu. aku tidak akan segan segan untuk meninggalkan mu" Tega Ruli tajam.
"iya" hanya itu yang bisa dijawab Pey dengan pasrah.
tiba tiba bingkai Poto pernikahan Ruli dan Reha terjatuh. kaca bingkai pun pecah. Membuat Reha terkejut dengan suara terjatuhnya bingkai Poto.
Reha pun segera melihat ke lokasi. Dan ia menemui Poto pernikahannya. Reha mengambil gambar itu.
lalu , mengusapnya pelan.
"kenapa tiba tiba Poto ini jatuh?" tanya Reha pada diri sendiri.
"ada apa mam?" tanya gadis kecil menghampiri Reha dari belakang.
"gpp sayang...cuma jatuh aja" jawab Reha mencoba tenang.
"kenapa bisa jatuh mam. Ga ada angin pun?" tanya gadis kecil itu dengan polos.
"mungkin nyimpannya ga pas" jawab Reha tersenyum.
Reha memungut pecahan kaca bingkai. Dan membuangnya.
"mam...papah kok blm pulang?" tanya Sea. anak dari Reha dan Ruli.
"mungkin papah telat pulang malam ini. karena sibuk kerja" jawab Reha sembari menggendong sea yang masih berumur 4 tahun.
"Sea bobo lagi ya" ajak Reha
Jam di dinding menunjukan pukul 10 malam.
Ada rasa cemas dan bingung di benak Reha.
Karena tidak seperti biasanya Ruli pulang malam.
Suara pintu terbuka dari luar. Ruli terkejut melihat Reha sudah menunggunya dibalik pintu.
"kamu belum tidur?" tanya Ruli gugup.
"aku sengaja menunggu kamu pulang" jawab Reha
"tumben pulang malam?" tanya Reha Yang sejak tadi cemas memikirkannya.
"iya...banyak kerjaan" jawab Ruli berbohong.
"aku cape mau istirahat" sambung Ruli sembari pergi menuju kamar.
Reha hanya menggelengkan kepalanya.
Nampak Ruli sedang berbaring diatas kasur dengan ponselnya di tangannya.
"sudah malam begini. Kamu hubungi siapa mas?" tanya Reha penasaran.
"ga ada siapa siapa .. cuma ngecek saja" jawab Ruli berbohong lagi. Ruli menutupi perbuatannya didepan Reha.
"sudah malam tidurlah" sambung Ruli meletakan ponselnya. Dan berbaring Kemabli tidur membelakangi Reha.
Dengan gerak gerik Ruli. Reha merasa ada yang aneh dengan Ruli. Namun, dia tidak berani mempertanyakan apa apa lagi. Reha hanya bisa menatap tubuh Ruli yang sudah tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments