Reha menyimpan ponsel kedalam tasnya.
"bagaimana mam..papah lagi dimana?" tanya Kiara penasaran menunggu jawaban dari ibunya.
Reha menatap wajah polos Kiara. Rasanya Dia tidak sanggup untuk membohongi buah hatinya. Noni menatap wajah sahabatnya itu penuh tanda tanya.
"papah tadi bilang lagi dikantor". jawab Reha terpaksa berbohong.
Reha juga tidak sanggup untuk menoleh Noni , sahabatnya. karena Reha tidak ingin Noni tau apa yang sedang ia rasakan.
"oh lagi dikantor." jawab Kiara polos menatap Reha dan Noni. Reha dan Noni tersenyum.
"iya sayang ga mungkin papah dan mama mu membohongi kamu, iya kan Reha?" Noni mencoba menyakinkan hati Kiara.
"iya..benar apa kata Tante Noni. Mamah dan papah sayang banget Ama Kiara" jawab Reha tersenyum lebar.
Kiara membalas senyuman kedua perempuan itu.
sementara Pey sedang diperiksa doktor. Setelah pemeriksaan. Doktor pun menuju ke arah kursi tempat duduknya. Ruli mencoba membangunkan Pey. Dan membawanya ke kursi berhadapan dengan doktor.
"bagaimana kandungan istriku,Bu?" tanya Ruli pelan.
"kandungan istri bapak baik baik aja.. harus banyak istirahat juga . Dan jangan dibawa stres. selalu perhatikan kesehatan nya ya pak" jawab doktor menjelaskan. sembari menuliskan resep obatnya.
"iya Bu dokter" jawab Ruli senang karena janin didalam perut Pey baik baik saja.
"ini resepnya ya pak"
"terima kasih dokter" ucap Ruli sembari mengambil secarik kertas yang disodorkan oleh bidan.
"sama sama Pak" jawab bidan sembari tersenyum.
ditempat obat..
Ruli dan pey menebus obat yang diberikan bidan.
Mereka pun segera meninggalkan rumah sakit. Dan memasuki mobil. Diperjalanan menuju kosan Pey.
terjadi pembicaraan lagi.
"mas...mau kah kamu semalam aja nemenin aku?" pinta Pey dengan suara lembut.
"bukan aku ga mau Pey. Tapi kalau aku nginap di tempat kamu. Apa kata Reha? Dia semakin curiga Pey." jawab Ruli menolaknya karena merasa serba bingung.
"masa kamu sebagai lelaki tidak bisa beralasan apapun?" tanya Pey memaksa.
"kamu tau kan kata bidan tadi bilang apa?"
"aku butuh perhatian mu juga mas" rengek Pey memanja.
"aku kurang apa sih Pey..apa kah selama ini aku tidak perhatian sama kamu?" tanya Ruli tetap fokus pada setirnya.
"kamu kurang waktu bersamaku" jawab Pey sembari cemberut.
"itu lagi yang kamu bahas? Sabar Pey..bisa sabar ga sih?" tanya Ruli kesal
"aku selalu sabar selama ini mas. Aku kurang sabar apa lagi?" Pey tidak mau kalah dengan ucapan Ruli.
"iya...sabar itu bukan Hanya saat saat ini Pey..kamu juga harus ngertiin posisi aku donk. Aku juga kan udah bilang Ama kamu. tolong ngertiin aku" Ruli mencoba menjelaskan.
"enak ya Reha tiap malam selalu ditemanin kamu" Pey malah mengalihkan pembicaraan.
"aduh Pey..kapan sih kamu menyikapi masalah dengan dewasa? Aku rasa kamu belum dewasa meskipun usia mu udah dewasa juga" ucap Ruli sembari senyum kekesalan.
"kamu anggap aku anak kecil?" tanya Pey tersudut emosi.
"Pey meskipun aku tiap malam bersama Reha. Tapi, semenjak kenal kamu. Aku tidak harmonis lagi dengan Reha " jawab Ruli mengacuhkan pertanyaan Pey yang dianggap hal sepele.
"kamu buka anak kecil lagi Pey..coba dewasa..apalagi sebentar lagi..kamu akan jadi ibu" sambung Ruli pelan pelan menasehati Pey.
Pey hanya terdiam menatap wajah Ruli yang sedang fokus menyetir mobil.
sementara itu Noni yang sudah mengantarkan Reha dan kiara pulang. Disepanjang jalan Noni terus memikirkan hubungan antara Reha dan Ruli.
"benar benar ga nyangka..hubungan mereka tidak se harmonis dulu waktu aku mengenal mereka. sejak kapan mereka seperti itu ya" gumam Noni penasaran.
"pasti ada yang tidak beres " ucap Noni.
Noni memarkirkan mobil nya dihalaman rumah yang sangat luas. ternyata dia pergi kerumah temannya sewaktu sekolah di SMA.
Noni memijit bel .. pintu pun terbuka.
"maaf anda cari siapa ya?" tanya seorang perempuan paruh baya tiada lain adalah asisten rumah tangga.
"Pey nya ada bi?" Tanya noni sembari tersenyum.
"nona pey sudah lama tidak ada dirumah" ucap bibi itu dengan nada sedih.
Noni mengerutkan keningnya tanda heran dengan mimik wajah bibi itu.
" ada apa Bi?" tanya noni penasaran.
Tak lama kemudian seseorang wanita yang duduk di kursi roda. Menegur bibi.
"siapa bi?" tanya perempuan itu mengejutkan bibi
"eh...ini bu..ada yang nanyain non Pey" jawab bibi sembari menoleh KA arah suara.
Wanita paruh baya yang umurnya dibawah bibi. mencoba mendorong roda pada kursi rodanya.
Dan melihat ke arah Noni.
"Noni" sapa wanita itu
"Tante.." Noni terkejut melihat wanita dihadapannya menggunakan kursi roda.
"apa yang sudah terjadi Tante?"tanya noni heran.
Sementara ditempat Pey ....
Pey di baringkan Ruli ke atas ranjang dengan pelan pelan. Baru saja Ruli membalikan badan untuk keluar kamar. Pey dengan cepat menarik tangan Ruli. sehingga Ruli berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Menatap Pey.
"kamu mau kemana mas?" tanya Pey menatap Ruli.
"mau ambil air buat kamu minum obat " jawab Ruli
"aku ingin ditemanin kamu" rengek Pey.
Ruli mendelik .
"kamu itu ..haduh.." Ruli menghela nafas.
"plisss.." mohon Pey memasang wajah iba.
ada perasaan kasian dan sangat berat untuk meninggalkan Pey. Namun, disisi lain dia takut Reha mengetahui hubungan gelap mereka.
"plis... sejam juga gpp kok" mohon pey lagi
"oke......h sejam" jawab Ruli pasrah.
Pey tersenyum lebar.
"tapi aku harus ke dapur ngambil Air buat kamu"
"makasih ya sayang" ucap Pey melepaskan genggaman tangan Ruli.
Ruli tidak meresponnya. Dia langsung pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ruli adalah sosok lelaki tanggung jawab dan perhatian yang penuh kasih sayang. Jadi wanita mana pun kalau sudah mengenal Ruli tidak ingin lepas darinya..
Sesampainya dikamar Pey. Ruli membuka kan beberapa tablet obat Pey. Dengan hati hati memberikan obat itu kepada Pey . lalu, memberikan segelas air dan meminumkannya ke bibir Pey. Pey merasa bahagia saat itu. Ruli dengan sigap membantu Pey berbaring Kemabli setelah minum obat. Pey tersenyum menatap Ruli.
" ada apa?" tanya Ruli karena tatapan Pey yang daritadi memandang wajahnya dengan tersenyum.
"ada kasih sayang yang terpancar dari wajah mu mas" jawab Pey merayu
"oh" jawab Ruli cuek dan duduk di bahu ranjang mendekati Pey.
Pey memegang telapak tangan Ruli. Ruli menyambut nya dengan penuh kehangatan dan kemesraan.
"kita sering bertengkar tapi tidak ingin saling berpisah kan, sayang" ucap Pey
"iya sayang.. Meskipun ada hati yang tersakiti...tapi cinta tidak bisa dihindari diantara kita" jawab Ruli menyambung kata kata Pey.
Pey tersenyum lebar bahagia..
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments