Pagi yang cerah tak secerah hati seorang istri yang hancur. Namun, tidak membuatnya harus putus asa.
Reha tetap menyiapkan sarapan pagi untuk anak dan suaminya. Ruli menghampiri meja makan. Di sana nampak Reha dan Kiara. Kiara yang sudah siap mau menyantap sarapannya. Reha terlihat cuek seakan akan tidak terjadi apa apa tadi malam.
Ruli melihat wajah Reha yang bersikap dingin padanya.
"papah" sapa Kiara
"iya sayang" jawab Ruli tersenyum.
"pah semalam papah pulang jam berapa?" tanya Kiara sambil menguyah makanan
Ruli menatap wajah Reha. namun, lagi lagi Reha bersikap cuek.
"kalau lagi makan jangan ngobrol. nantinya keselek lho,Kiara!" tegur Reha dengan sikap dinginnya.
Kiara hanya cemberut.
"iya sayang .. Benar apa kata mama. Kiara makan dulu ya. nanti berangkat sekolahnya bareng Ama papah sekalian berangkat kerja" ucap Ruli.
"ga usah. Kiara biasanya dianterin sama aku!" bantah Reha.
Ruli terkejut, begitu pun dengan Kiara. Kiara si gadis polos itu merasakan ada perubahan Antara kedua orangtuanya.
"kiara mau dianterin papah, mam" pinta Kiara dengan suara pelan.
"kata mama ga usah ya ga usah. Jangan membantah!" tegas Reha.
"kamu ini kenapa si mam? Kiara juga anak ku. Lagian aku juga sering kok nganterin Kiara berangkat sekolah" tegur Ruli kesal.
"urusin aja urusan mu!" jawab Reha ketus.
tiba tiba Ruli menarik tangan Reha. Kiara terkejut melihatnya. Ruli membawa Reha keluar ruang makan. Ruli memegang lengan Reha dengan kencang. Membuat Reha kesakitan.
" apa an sih mas? Lepaskan! sakit tau!" bentak Reha meringis kesakitan.
"ga akan aku lepaskan! kamu harus dengarkan aku dulu!" bantah Ruli semakin kencang memegang lengan Reha.
"mau ngomong apa lagi?!"
"tidak pantas kamu bersikap itu didepan Kiara. Kiara masih anak anak. kamu jadi ibunya harusnya memberi contoh baik didepan anak. Sekesal kesalnya kamu kepadaku. jangan tunjukkan sikap tidak baik didepan anak. Tau!" Ruli pun melepaskan pegangan tangannya. Hingga Reha hampir terjatuh.
Ruli ngeloyor ke ruang makan. Kiara yang daritadi mengintip kejadian orangtuanya. Segera berlari ke meja makan. Ruli melihat Kiara yang sedang bengong.
"sayang hari ini papah yang anter Kiara ya" ucap Ruli lembut.
"ga pah. Kiara mau sama mama aja" jawab kiara ketakutan.
Reha berjalan pelan menuju meja makan. Dengan mengusap lengannya yang kesakitan.
"tadi katanya mau sama papah. sekarang kenapa pingin sama mama?" tanya Ruli heran
"Kiara pingin sama mama" jawab Kiara tanpa menoleh Ruli.
Ruli menatap Reha. Reha hanya menunduk.
"baiklah kalau begitu. Papah berangkat kerja dulu ya" Ruli bangkit dari duduknya. lalu, menghampiri Kiara. Ruli mencium kening kiara. Kiara tersenyum paksa. Ruli mendekati Reha.
"puaskan dengan sikap Kiara padaku?" bisik Ruli ketus mendekati Reha.
Reha hanya diam. Ruli pun pergi meninggalkan ruang makan.
Reha mencoba menahan air matanya didepan Kiara.
"mam...mama kenapa bersedih?" tanya Kiara polos
"ah , ga sayang. mama biasa aja kok" jawab Reha tersenyum ketir.
"papah udah galak Ama mama? Papah udah ga seperti dulu lagi ya mam?"
"papah ga galak, sayang. Papah sayang Kiara kan?"
Kiara mengangguk. Reha mencoba menutupi sikap perubahan Ruli di depan Kiara.
"ya udah kita berangkat sekarang yu"
"iya mam"
sementara di dalam mobil...
"sialan kenapa semua nya harus seperti ini!" gerutu Ruli sembari memukul setir.
"sekarang Kiara merasa ketakutan denganku! Ini semua gara gara perbuatan ku!" sesal Ruli.
Ada perasaan penyesalan dihati Ruli. karena dia telah berani menduakan cinta Reha. Hingga dia terjebak dengan satu perasaan dan terbuai dengan asmaranya yang dia lakukan bersama Pey. Ruli tergoda dengan kecantikan dan kenyamanan nya bersama Pey. Hingga dia lupa diri, kalau dia sudah punya anak dan istri. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Apalah daya, waktu tidak bisa diputar kembali. Kini, dia harus menerima kenyataan yang sedang dihadapi. Apalagi Pey sedang mengandung binih dari nya.
Ditempat lain... Noni sedang berjalan seorang diri menuju cafe shop. Dia menemui seseorang yang tiada lain adalah mantan pacar Reha sewaktu SMA.
"lama menunggu" sapa Noni setelah berada dihadapan lelaki itu
"lumayan , aku harus sabar menunggu" jawab lelaki itu sembari tersenyum.
"ada perlu apa denganku, Bian?" tanya Noni penasaran kepada lelaki yang bernama Bian.
"kamu pasti tau. Apa tujuanku memanggil kamu?" Bian balik tanya.
"aku harap tidak membahas soal Reha lagi" jawab Noni mendelik.
Bian tersenyum lebar .
"justru itu aku ingin tau keadaan sahabatmu itu, Noni' jawab Bian menggoda Noni.
"kamu tau kalau Reha sudah bersuami?" tanya Noni menyadari Bian.
"tau ...emang salah?" Bian balik nanya
"banget .."
"kenapa?" Bian tetap tenang menghadapi juteknya Noni.
"masih nanya kenapa?" tanya Noni ketus
"iya makanya nanya kenapa?"
"jangan sampai kamu menemui Reha. karena kalau kamu menemui Reha..akan jadi salah paham dengan Ruli" jelas Noni.
"aku cuma kangen aja sama Reha" jawab Bian sedikit kecewa..
Noni mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan perasaan Bian yang dari dulu ga move on dari Reha..
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments