Setelah setengah hari semua karyawan di tempat Rallyn bekerja dipulangkan dengan alasan ada sesuatu yang harus diperbaiki di kantor tersebut dan itu tidak bisa diundur karena menyangkut keselamatan karyawan di sana.
"Tumben banget kita dipulangkan setengah hari kerja," ucap temannya Rallyn.
"Iya tapi gak apa deh, aku mau pergi ke tempat yang jauh yang gak ada seorangpun tahu," ucap Rallyn.
"Mau kemana? Lagian kamu punya masalah apa sampai pengen pergi ke tempat yang jauh segala?" tanya teman Rallyn yang satunya lagi.
"Aku belum mau bicara sama kalian, aku mau pergi dulu ke tempat yang aku inginkan," ucap Rallyn.
"Ya udah kalau gak mau bilang tapi ingat seberat apa pun masalah kamu jangan pernah coba untuk bunuh diri."
"Ish kamu tuh. Gak mungkin lah, aku masih pengen hidup," ucap Rallyn lagi.
"Eh udah ya, aku duluan udah ada taksi jemputan aku tuh," ucap teman Rallyn yang satunya lagi.
"Eh, aku ikut. Rumah kita kan searah," ucap teman Rallyn yang lain.
Dua gadis itu pun langsung berjalan memasuki taksi online yang sebelumnya sudah dipesan oleh salah satu temannya Rallyn itu.
Kini tinggal Rallyn sendirian berjalan tanpa arah di trotoar itu!
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di dekat Rallyn.
Rallyn pun menghentikan langkahnya dan menyempatkan diri untuk melihat orang yang ada di dalamnya.
"Ayo masuk!" ucap Jo.
Rallyn memicingkan matanya menatap sosok laki-laki yang ada di dalam mobil itu.
"Hah kamu? Ngapain kamu di sini?" ucap Rallyn dengan nada kesal.
Ya, Jo lah yang berada di dalam mobil mewah itu. Rallyn terkejut saat tahu orang itu adalah si duda nyebelin yang pernah ia kenali.
"Saya datang untuk jemput kamu. Ayo pulang," ucap Jo santai.
"Ogah. Kamu pulang aja sendiri, lagian kamu tuh ngapain sih jemput aku segala? Udahlah kita jalani hidup kita masing-masing aja. Kamu dengan kehidupan kamu dan aku dengan kehidupan aku."
"Gak bisa. Saya sudah bilang kalau saya tidak akan pernah menceraikan kamu karena saya tidak mau jadi duda lagi. Lagipula kalau diperhatikan kamu cantik juga, dalam waktu dekat saya pasti bisa jatuh cinta sama kamu."
"Yaelah, semua orang tahu kalau aku cantik karena aku masih muda sedangkan kamu ... kamu gak nyadar kalau kamu udah berumur?" ucap Rallyn yang sedari tadi masih berdiri di luar.
Karena tak ingin ada orang yang melihatnya, Jo turun dari mobilnya dan memaksa Rallyn untuk masuk ke dalam mobilnya!
"Eh! Eh kamu ngapain? Aku gak mau pulang sama kamu," ucap Rallyn.
Jo tak menghiraukan Rallyn yang berusaha menolaknya. Dia terus memaksa Rallyn agar masuk ke dalam mobilnya.
Setelah mereka berada di dalam mobil, dengan cepat Jo mengemudikan mobilnya menuju arah tujuannya!
"Mobil siapa ini? Perasaan tadi pagi mobilnya bukan ini deh, tadi mobilnya berwarna hitam lah sekarang kenapa jadi putih?" batin Rallyn.
Rallyn terus memalingkan pandangannya ke samping karena tak ingin menatap Jo. Setelah kurang lebih sepuluh menit mereka berkendara, Rallyn baru sadar kalau mereka bukan menuju rumahnya.
Jo membawanya entah kemana yang jelas bukan arah jalan pulang ke rumah orang tuanya.
"Ini mau kemana? Kamu mau bawa aku kemana?" ucap Rallyn yang mulai panik.
"Jangan takut. Yang pasti aku tidak akan sampai menggigit kamu," ucap Jo.
"Kamu mau menculik aku? Hah kamu mau mau bawa aku kemana? Katakan kamu mau bawa aku kemana?"
"Nanti kamu akan tahu sendiri," ucap Jo dengan begitu santainya.
"Tolong!" teriak Rallyn.
"Diam. Kamu ngapain teriak-teriak gitu? Kita udah nikah ya, kamu akan sia-sia menghabiskan suara kamu itu."
"Aku mau pulang, duda tua!"
"Aku belum tua, aku masih kuat dan tentunya masih bisa membuat kamu lemas," ucap Jo.
"Apaan sih kamu. Berhenti gak! Aku gak mau ikut sama kamu."
"Kita udah sampai." Jo memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah dan besar itu.
Rallyn terdiam dengan tatapan yang tertuju pada rumah mewah itu.
"Rumah siapa ini?" batin Rallyn.
"Ayo turun!" ucap Jo yang sudah membuka pintu mobilnya untuk Rallyn.
"Gak mau. Aku gak mau ikut."
"Ayo anak mertua," ucap Jo.
"Namaku Rallyn bukan anak mertua."
"Saya lupa siapa nama kamu jadi, aku panggil aja anak mertua. Udah ayo turun, kamu aman sama saya."
Jo meraih tangan Rallyn lalu membawanya keluar dari mobilnya dan langsung membawanya masuk ke dalam rumah mewah itu!
"Papa!" seru seorang anak kecil sambil berlarian menghampiri Jo.
Jo tersenyum lebar dan langsung berlutut dengan kedua tangannya yang ia rentangkan untuk menyambut anak perempuan itu dengan pelukannya.
Sementara Rallyn masih berdiri mematung sambil menatap anak kecil itu.
"Papa dari mana aja? Aku khawatir sama Papa," ucap Alika ~ anaknya Jovanka.
"Papa? Berarti bocah itu anaknya si duda dong," batin Rallyn.
Jo berdiri sambil memangku anak perempuan bernama Alika itu!
"Pa, ini siapa?" tanya Alika sambil menatap Rallyn.
"Ini Mama kamu. Papa gak pulang karena menjemput Mama ke tempat yang jauh," ucap Jo pada Alika.
Rallyn menatap Jo dengan mulutnya yang sedikit terbuka.
"Apa? Maksud kamu apa?" ucap Rallyn dengan nada pelan.
Jo menatap Rallyn dengan tatapan dalam, "tolong, jangan biarkan anak ini kecewa," ucapnya dengan berbisik di telinga Rallyn.
Rallyn menatap Alika lalu tersenyum kecut.
"Dari mana kamu? Kenapa semalam gak pulang?" ucap Bu Reni.
"Mama, maaf aku terkena sedikit masalah tapi jangan khawatir aku sudah selesai dengan semua itu," ucap Jo sembari menurunkan Alika dari pangkuannya.
"Sayang, tolong minta Mbak untuk membuatkan minum untuk Mama dan Papa ya," ucap Jo pada Alika.
Dengan tanpa penolakan, gadis kecil itu berjalan menuju dapur rumahnya!
"Siapa ini?" tanya Bu Reni.
"Ini istri aku," sahut Jo.
"Apa! Istri?" Bu Reni terkejut mendengar perkataan anaknya.
"Aku akan jelaskan," ucap Jo.
Bu Reni tersenyum canggung pada Rallyn lalu mengajaknya untuk duduk di kursi ruang tamu rumahnya.
"Mmm, mari duduk dulu," ucap Bu Reni pada Rallyn.
"Terima kasih," ucap Rallyn tentu saja sambil membalas senyuman Bu Reni dengan senyuman masam.
"Kamu ini, pulang-pulang bawa tanggung jawab. Dia terlihat masih ABG," ucap Bu Reni pada Jo dengan suara pelan.
"Astaga ada apa dengan hidup aku? Dinikahi duda dan ternyata udah punya anak pula. Apes-apes hidup aku," batin Rallyn.
Ingin sekali dirinya marah sampai nangis jejeritan tapi ia coba untuk menahannya karena tidak mungkin dirinya berteriak di rumah yang baru pertama ia injak itu.
Tak lama setelah mereka duduk di kursi itu seorang asisten rumah tangga datang membawa gelas berisi air minum berwarna merah dan menatanya di atas meja.
"Mama gak tahu harus bilang apa. Ini terlalu mengejutkan," ucap Bu Reni.
"Ma, tenang dulu aku bisa jelasin ini semua," ucap Jo.
Rallyn tak dapat menahan air matanya dan akhirnya dirinya menangis dalam diamnya.
Air mata terus menetes membasahi pipinya meski ia mencoba menghentikannya dan beberapa kali mengeringkannya dengan menggunakan telapak tangannya.
"Kenapa kamu menangis? Apa anak saya sudah melakukan hal yang tidak pantas padamu?" tanya Bu Reni.
Rallyn terus menangis, rasanya ia tak bisa berkata-kata karena terlalu marah dan sedih yang bercampur aduk.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wiwin Zahira
Aku bingung harus komen apa di efisode ini yang jelas semoga keluarga jo bisa menerima rallyn
2023-09-07
2
Uneh Wee
kasiaan rallyn semoga bntar lagi mereka bahagia
2023-08-13
2
sefti bella
semangat thor
2023-08-06
1