bab 13 curi-curi pandang

Dalam mobil itu, Rallyn dan Jo hanya saling terdiam satu sama lain, hanya ada keheningan di dalam mobil yang hanya ditumpangi oleh dua orang itu.

Jo terus fokus berkendara sementara Rallyn asyik memainkan ponselnya saat di jalanan yang sepi tiba-tiba mobil mereka mengalami pecah banget yang mengharuskan Jo menghentikan laju mobilnya.

"Ada apa?" tanya Rallyn.

"Seperti ban nya pecah," ucap Jo sambil turun dari mobilnya sementara Rallyn tetap terdiam di tempatnya.

"Bagaimana?" tanya Rallyn sembari menyembulkan kepalanya di jendela mobil.

"Ban nya kempes," jawab Jo.

"Lalu?" ucap Rallyn lagi.

"Tidak ada, aku harus mengganti ban nya dengan ban cadangan."

Rallyn segera keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Jo!

"Ban cadangannya ada?" tanya Rallyn.

"Ada."

"Kamu bisa menggantinya sendiri?"

"Kurang yakin. Aku gak pernah melakukan ini sebelumnya," ucap Jo.

"Terus gimana? Masa mau bermalam di sini?" ucap Rallyn lagi.

"Aku akan mencoba mengganti ban nya. Kamu duduk aja dulu di sana," ucap Jo sembari menunjuk ke bahu jalan.

"Ya udah. Yakin ya bisa," ucap Rallyn.

"Akan aku usahakan," ucap Jo.

Rallyn segera berjalan ke tempat yang ditunjuk oleh Jo dan duduk menunggu tanpa melakukan apa pun.

Jo membuka bagasi mobilnya lalu mulai mengambil alat-alat yang ia butuhkan!

Langkah demi langkah sudah dilewati dan kini Jo sudah berhasil membuka ban itu dari mobilnya sementara itu Rallyn hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik Jo.

Karena kepanasan Jo membuka kemejanya dan membiarkan tubuhnya tak tertutup oleh kain sedikit pun, ia menaruh bajunya di atas mobilnya dan mulai melanjutkan pekerjaannya yaitu memasang kembali ban cadangannya.

Dari tempatnya duduk Rallyn melihat Jo yang sudah dibanjiri oleh keringat hingga ia merasa risih karena pekerjaan Jo terhambat karena harus mengelap keringat di wajahnya sampai berulang-ulang.

Rallyn pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jo! Ia mengambil tissue dari dalam tasnya lalu tanpa izin langsung mengelap keringat di dahi dan wajah Jo dengan tissue itu!

Seketika Jo menghentikan pergerakan tangannya dan menatap Rallyn dengan tatapan tak percaya.

"Keringat kamu banyak sekali, aku bantu ngeringin keringat kamu aja karena aku gak bisa bantu kerja," ucap Rallyn karena merasa diperhatikan oleh Jo.

Jo tersenyum tipis lalu berkata, "terima kasih."

Rallyn tak menyahut, dia hanya diam dan langsung menghentikan gerakan tangannya setelah merasa keringat di wajah Jo sudah kering.

Dengan semangat Jo kembali bekerja kini ban cadangan itu sudah terpasang tinggal mengencangkan baut nya saja.

Setelah beberapa menit akhirnya ban itu sudah terpasang sempurna. Jo pun mulai membereskan alat-alat itu dan kembali memasukkan nya ke dalam bagasi mobilnya.

"Minum dulu!" Rallyn menyodorkan air mineral dalam botol kepada Jo.

"Kamu pasti haus," ucap Rallyn.

Jo meraih botol air mineral itu lalu langsung menenggaknya! Ia memang sedang kehausan saat itu.

"Terima kasih, Rallyn."

Rallyn tersenyum lalu mengambilkan baju Jo yang terdapat di atas mobil!

"Mau pakai baju atau tidak?" ucap Rallyn sembari memberikan baju itu pada Jo.

"Aku masih kegerahan. Boleh aku pakai bajunya nanti saja?" ucap Jo.

"Terserah kamu. Kenapa bertanya padaku?"

"Ya ... aku hanya tidak ingin kamu tidak nyaman dengan penampilanku yang seperti ini."

"Bisa saja. Aku tidak merasa terganggu," ucap Rallyn.

Saat mereka sedang mengobrol dengan posisi berhadapan tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat menggelegar hingga membuat Rallyn terkejut dan tanpa disadari memeluk Jo!

"Allahuakbar!" seru Rallyn dalam pelukan Jo.

Jo hanya terdiam dan tak merespon pelukan Rallyn, tangannya masih berada di tempatnya dan sedikit pun tak ada niat untuk membalas pelukan Rallyn.

Entah kenapa tiba-tiba ada petir padahal malam itu cuacanya cerah dan sedikit pun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.

"Aku takut petir," ucap Rallyn yang masih memeluk Jo erat.

"Petirnya sudah tidak ada apa kamu masih betah memelukku?" ucap Jo.

Rallyn langsung melepaskan pelukannya saat dirinya tersadar bahwa dirinya tengah memeluk Jo!

"A_aku tidak sengaja. M_maaf," ucap Rallyn.

"Tidak usah minta maaf. Aku ikhlas dipeluk meski sampai besok," ucap Jo.

"Kamu jangan cari kesempatan dalam kesempitan, aku sedang ketakutan tadi," ucap Rallyn.

"Kamu yang memeluk aku bukan aku yang mencari kesempatan. Udahlah, ayo kita mulai lagi perjalanan nanti keburu malam, keburu teman-teman kamu pergi," ucap Jo.

"Ya udah." Rallyn segera masuk ke dalam mobil dengan diikuti oleh Jo di belakangnya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju kafe tempat teman-teman Rallyn nongkrong.

Selama perjalanan Jo tidak mengenakan bajunya karena tubuhnya masih terasa gerah setelah aktivitasnya mengganti ban mobilnya.

Rallyn terus saja menatap perut hingga dada Jo yang terlihat sixpack, meski usia Jo sudah tiga puluh delapan tahun tapi laki-laki itu masih terlihat seperti usia tiga puluhan. Jo yang menggemari olahraga membuat tubuhnya bugar dan terlihat awet muda.

"Huufth." Rallyn menarik napas panjang lalu menghembuskan nya kasar.

"Jaga mata, jaga pandangan. Ingat Rallyn duda itu bukan tipe kamu," batin Rallyn sambil berusaha menatap ke arah lain.

"Udah mau sampai tuh ke kafe cepat pakai bajumu," ucap Rallyn.

"Nanti aja diparkiran masa aku mau menepi di jalan ramai seperti ini nanti yang ada kita kena sangsi," ucap Jo.

"Tapi nanti teman-temanku melihat kamu seperti itu. Apa yang akan mereka pikirkan nanti," ucap Rallyn.

"Terserah apa yang mau mereka pikirkan. Kita sudah menikah kalau pun memang benar kita melakukan apa-apa tidak akan menjadi masalah," ucap Jo.

"Hiis! kamu itu gak ngerti apa yang ada dalam pikiran aku," ucap Rallyn dengan nada kesal.

"Sudah sampai. Kamu turun duluan aja, aku mau pakai baju dulu," ucap Jo setelah menghentikan laju mobilnya.

Rallyn langsung keluar dari mobilnya lalu segera berjalan menghampiri teman-temannya!

"Hai semuanya," ucap Rallyn pada teman-temannya.

"Rallyn? Kamu ke sini?" ucap Alice.

"Aku bosan di rumah. Boleh aku bergabung bersama kalian? Kalian masih menganggap aku sahabat kan?" ucap Rallyn.

"Kamu bicara apa sih Lyn? Kita emang masih sahabat, memangnya kapan kita putus sahabatan?" ucap Julia.

Rallyn tersenyum lebar lalu duduk bersama teman-temannya itu!

"Eh ngomong-ngomong kamu ke sini sama siapa?" tanya Alice.

"Sama si duda itu lah sama siapa lagi?" ucap Rallyn ketus.

"Sekarang mana pak bos itu?" tanya Alice sembari mencari-cari keberadaan Jo.

"Masih di mobil. Ngapain kamu nyariin dia?" ucap Rallyn.

"Sebenarnya kamu tuh beruntung tahu gak, Lyn," ucap Julia.

"Beruntung gimana?" tanya Rallyn.

"Pak Ashka itu ganteng banget lagi, banyak cewek yang memburu cintanya tapi gak ada satu pun yang berhasil tapi kamu tanpa kamu mengejarnya eh malah dia nemplok sendiri sama kamu," ucap Julia.

Julia adalah karyawan lama di perusahaan Jo, sedikit banyak ia tahu bahwa ada banyak perempuan yang berusaha mendekati Jo termasuk salah satu karyawan bagian keuangan di kantor tempatnya bekerja itu.

"Udahlah, jangan bahas itu. Aku gak suka membicarakan aku dengan pak duda itu," ucap Rallyn sambil bergidik.

"Eummm, udah diunbox belum nih?" ucap Alice menggoda Rallyn.

"Ih ogah banget diunboxing sama dia apalagi tanpa cinta, gimana mainnya nanti?" gumam Rallyn.

Seketika Alice dan Julia tertawa melihat ekspresi wajah Rallyn yang terlihat aneh.

Di depan kafe. Jo duduk di depan mobilnya sambil menatap ke arah Rallyn dan teman-temannya yang terlihat sedang asyik berbincang sampai mereka tertawa lepas. Meski ia tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan tapi ia tahu bahwa Rallyn bahagia bersama mereka.

"Maafkan aku, Rallyn. Melihat kamu bersama teman-teman kamu, mungkin memang belum saatnya ksmu kamu menikah tapi aku tidak bisa mempermainkan pernikahan untuk yang kedua kalinya. Aku sudah pernah gagal membina rumah tangga, aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Biarlah aku yang mengalah di sini, aku tidak akan mengekang mu karena aku tahu diusia mu sekarang ini memang waktunya bersenang-senang bersama teman-temanmu," batin Jo sambil terus memperhatikan Rallyn dari kejauhan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurhalimah Ritonga

Nurhalimah Ritonga

nurhalim ritonga

2023-12-15

0

Susanty

Susanty

ternyata pak duda usianya 38 tahun aku kira masih 30 an. beda jauh. tapi tak apalah yang penting masih hoot🤭🤣🤣

Thor harusnya umurnya 30, jangan ketuan☺️🙏🏽

2023-10-07

1

Wiwin Zahira

Wiwin Zahira

Baik banget sih bang duda pengertian sama istri kecilnya

2023-09-07

2

lihat semua
Episodes
1 Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2 bab 2 melepas pakaiannya
3 bab 3 terkejut
4 bab 4 diculik
5 bab 5 karena aku adalah suamimu
6 bab 6 curhat
7 bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8 bab 8 kehebohan di kantor
9 bab 9 ibu bos
10 bab 10 Ciuman pertama
11 bab 11 Diam-diam memperhatikan
12 bab 12 perhatian
13 bab 13 curi-curi pandang
14 bab 14 cemburu
15 bab 15 Penasaran
16 bab 16 satu ranjang berdua
17 bab 17 aman
18 bab 18 uang bulanan
19 bab 19 membuat Alika bahagia
20 bab 20 Berantem yuk!
21 bab 21 kamu mau apa?
22 bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23 bab 23 Ketakutan setengah mati
24 bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25 bab 25 Tadi gak sakit
26 bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27 bab 27 Dijebak oleh nenek
28 bab 28 Tidak Tahan
29 bab 29 Kehebohan di pagi hari
30 bab 30 Malu
31 Bab 31 Bernegosiasi
32 bab 32 kisah masa lalu Jo
33 bab 33 candaan Arka
34 bab 34 tidak perduli
35 Bab 35 Mati lampu
36 bab 36 main serangan-serangan
37 bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38 bab 38 cemburu
39 Pengumuman
40 bab 39 kejahilan Jo
41 Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42 Bab 41 canda malam
43 bab 42 bercocok tanam
44 bab 43 masih malu
45 bab 44 Aksi Kalila
46 bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47 Bab 46 kejutan manis
48 bab 47 keluarga Alika
49 bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50 bab 49 Bertahan
51 bab 50 kekhawatiran Jo
52 bab 51 kejujuran Jo
53 bab 52 panik
54 bab 53 makian Bu Ningrum
55 bab 54 Diam tanpa kata
56 bab 55 Pemaksaan
57 bab 56 tak sejahat itu
58 bab 57 siap bertarung
59 bab 58
60 bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61 bab 60 kecemburuan Jo
62 bab 61
63 bab 62
64 bab 63 keributan
65 bab 64
66 bab 65 Sandiwara
67 bab 66 bahagia berdua
68 bab 67
69 bab 68
70 bab 69 Tuduhan tidak benar
71 bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72 bab 71 kekesalan Kalila
73 bab 72
74 bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75 bab 74 pembicaraan keluarga
76 bab 75
77 bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78 bab 77
79 bab 78
80 bab 79
81 bab 80
82 bab 81
83 pengumuman
84 bab 82
85 bab 83
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2
bab 2 melepas pakaiannya
3
bab 3 terkejut
4
bab 4 diculik
5
bab 5 karena aku adalah suamimu
6
bab 6 curhat
7
bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8
bab 8 kehebohan di kantor
9
bab 9 ibu bos
10
bab 10 Ciuman pertama
11
bab 11 Diam-diam memperhatikan
12
bab 12 perhatian
13
bab 13 curi-curi pandang
14
bab 14 cemburu
15
bab 15 Penasaran
16
bab 16 satu ranjang berdua
17
bab 17 aman
18
bab 18 uang bulanan
19
bab 19 membuat Alika bahagia
20
bab 20 Berantem yuk!
21
bab 21 kamu mau apa?
22
bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23
bab 23 Ketakutan setengah mati
24
bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25
bab 25 Tadi gak sakit
26
bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27
bab 27 Dijebak oleh nenek
28
bab 28 Tidak Tahan
29
bab 29 Kehebohan di pagi hari
30
bab 30 Malu
31
Bab 31 Bernegosiasi
32
bab 32 kisah masa lalu Jo
33
bab 33 candaan Arka
34
bab 34 tidak perduli
35
Bab 35 Mati lampu
36
bab 36 main serangan-serangan
37
bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38
bab 38 cemburu
39
Pengumuman
40
bab 39 kejahilan Jo
41
Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42
Bab 41 canda malam
43
bab 42 bercocok tanam
44
bab 43 masih malu
45
bab 44 Aksi Kalila
46
bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47
Bab 46 kejutan manis
48
bab 47 keluarga Alika
49
bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50
bab 49 Bertahan
51
bab 50 kekhawatiran Jo
52
bab 51 kejujuran Jo
53
bab 52 panik
54
bab 53 makian Bu Ningrum
55
bab 54 Diam tanpa kata
56
bab 55 Pemaksaan
57
bab 56 tak sejahat itu
58
bab 57 siap bertarung
59
bab 58
60
bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61
bab 60 kecemburuan Jo
62
bab 61
63
bab 62
64
bab 63 keributan
65
bab 64
66
bab 65 Sandiwara
67
bab 66 bahagia berdua
68
bab 67
69
bab 68
70
bab 69 Tuduhan tidak benar
71
bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72
bab 71 kekesalan Kalila
73
bab 72
74
bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75
bab 74 pembicaraan keluarga
76
bab 75
77
bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78
bab 77
79
bab 78
80
bab 79
81
bab 80
82
bab 81
83
pengumuman
84
bab 82
85
bab 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!