Dalam mobil itu, Rallyn dan Jo hanya saling terdiam satu sama lain, hanya ada keheningan di dalam mobil yang hanya ditumpangi oleh dua orang itu.
Jo terus fokus berkendara sementara Rallyn asyik memainkan ponselnya saat di jalanan yang sepi tiba-tiba mobil mereka mengalami pecah banget yang mengharuskan Jo menghentikan laju mobilnya.
"Ada apa?" tanya Rallyn.
"Seperti ban nya pecah," ucap Jo sambil turun dari mobilnya sementara Rallyn tetap terdiam di tempatnya.
"Bagaimana?" tanya Rallyn sembari menyembulkan kepalanya di jendela mobil.
"Ban nya kempes," jawab Jo.
"Lalu?" ucap Rallyn lagi.
"Tidak ada, aku harus mengganti ban nya dengan ban cadangan."
Rallyn segera keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Jo!
"Ban cadangannya ada?" tanya Rallyn.
"Ada."
"Kamu bisa menggantinya sendiri?"
"Kurang yakin. Aku gak pernah melakukan ini sebelumnya," ucap Jo.
"Terus gimana? Masa mau bermalam di sini?" ucap Rallyn lagi.
"Aku akan mencoba mengganti ban nya. Kamu duduk aja dulu di sana," ucap Jo sembari menunjuk ke bahu jalan.
"Ya udah. Yakin ya bisa," ucap Rallyn.
"Akan aku usahakan," ucap Jo.
Rallyn segera berjalan ke tempat yang ditunjuk oleh Jo dan duduk menunggu tanpa melakukan apa pun.
Jo membuka bagasi mobilnya lalu mulai mengambil alat-alat yang ia butuhkan!
Langkah demi langkah sudah dilewati dan kini Jo sudah berhasil membuka ban itu dari mobilnya sementara itu Rallyn hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik Jo.
Karena kepanasan Jo membuka kemejanya dan membiarkan tubuhnya tak tertutup oleh kain sedikit pun, ia menaruh bajunya di atas mobilnya dan mulai melanjutkan pekerjaannya yaitu memasang kembali ban cadangannya.
Dari tempatnya duduk Rallyn melihat Jo yang sudah dibanjiri oleh keringat hingga ia merasa risih karena pekerjaan Jo terhambat karena harus mengelap keringat di wajahnya sampai berulang-ulang.
Rallyn pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jo! Ia mengambil tissue dari dalam tasnya lalu tanpa izin langsung mengelap keringat di dahi dan wajah Jo dengan tissue itu!
Seketika Jo menghentikan pergerakan tangannya dan menatap Rallyn dengan tatapan tak percaya.
"Keringat kamu banyak sekali, aku bantu ngeringin keringat kamu aja karena aku gak bisa bantu kerja," ucap Rallyn karena merasa diperhatikan oleh Jo.
Jo tersenyum tipis lalu berkata, "terima kasih."
Rallyn tak menyahut, dia hanya diam dan langsung menghentikan gerakan tangannya setelah merasa keringat di wajah Jo sudah kering.
Dengan semangat Jo kembali bekerja kini ban cadangan itu sudah terpasang tinggal mengencangkan baut nya saja.
Setelah beberapa menit akhirnya ban itu sudah terpasang sempurna. Jo pun mulai membereskan alat-alat itu dan kembali memasukkan nya ke dalam bagasi mobilnya.
"Minum dulu!" Rallyn menyodorkan air mineral dalam botol kepada Jo.
"Kamu pasti haus," ucap Rallyn.
Jo meraih botol air mineral itu lalu langsung menenggaknya! Ia memang sedang kehausan saat itu.
"Terima kasih, Rallyn."
Rallyn tersenyum lalu mengambilkan baju Jo yang terdapat di atas mobil!
"Mau pakai baju atau tidak?" ucap Rallyn sembari memberikan baju itu pada Jo.
"Aku masih kegerahan. Boleh aku pakai bajunya nanti saja?" ucap Jo.
"Terserah kamu. Kenapa bertanya padaku?"
"Ya ... aku hanya tidak ingin kamu tidak nyaman dengan penampilanku yang seperti ini."
"Bisa saja. Aku tidak merasa terganggu," ucap Rallyn.
Saat mereka sedang mengobrol dengan posisi berhadapan tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat menggelegar hingga membuat Rallyn terkejut dan tanpa disadari memeluk Jo!
"Allahuakbar!" seru Rallyn dalam pelukan Jo.
Jo hanya terdiam dan tak merespon pelukan Rallyn, tangannya masih berada di tempatnya dan sedikit pun tak ada niat untuk membalas pelukan Rallyn.
Entah kenapa tiba-tiba ada petir padahal malam itu cuacanya cerah dan sedikit pun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.
"Aku takut petir," ucap Rallyn yang masih memeluk Jo erat.
"Petirnya sudah tidak ada apa kamu masih betah memelukku?" ucap Jo.
Rallyn langsung melepaskan pelukannya saat dirinya tersadar bahwa dirinya tengah memeluk Jo!
"A_aku tidak sengaja. M_maaf," ucap Rallyn.
"Tidak usah minta maaf. Aku ikhlas dipeluk meski sampai besok," ucap Jo.
"Kamu jangan cari kesempatan dalam kesempitan, aku sedang ketakutan tadi," ucap Rallyn.
"Kamu yang memeluk aku bukan aku yang mencari kesempatan. Udahlah, ayo kita mulai lagi perjalanan nanti keburu malam, keburu teman-teman kamu pergi," ucap Jo.
"Ya udah." Rallyn segera masuk ke dalam mobil dengan diikuti oleh Jo di belakangnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju kafe tempat teman-teman Rallyn nongkrong.
Selama perjalanan Jo tidak mengenakan bajunya karena tubuhnya masih terasa gerah setelah aktivitasnya mengganti ban mobilnya.
Rallyn terus saja menatap perut hingga dada Jo yang terlihat sixpack, meski usia Jo sudah tiga puluh delapan tahun tapi laki-laki itu masih terlihat seperti usia tiga puluhan. Jo yang menggemari olahraga membuat tubuhnya bugar dan terlihat awet muda.
"Huufth." Rallyn menarik napas panjang lalu menghembuskan nya kasar.
"Jaga mata, jaga pandangan. Ingat Rallyn duda itu bukan tipe kamu," batin Rallyn sambil berusaha menatap ke arah lain.
"Udah mau sampai tuh ke kafe cepat pakai bajumu," ucap Rallyn.
"Nanti aja diparkiran masa aku mau menepi di jalan ramai seperti ini nanti yang ada kita kena sangsi," ucap Jo.
"Tapi nanti teman-temanku melihat kamu seperti itu. Apa yang akan mereka pikirkan nanti," ucap Rallyn.
"Terserah apa yang mau mereka pikirkan. Kita sudah menikah kalau pun memang benar kita melakukan apa-apa tidak akan menjadi masalah," ucap Jo.
"Hiis! kamu itu gak ngerti apa yang ada dalam pikiran aku," ucap Rallyn dengan nada kesal.
"Sudah sampai. Kamu turun duluan aja, aku mau pakai baju dulu," ucap Jo setelah menghentikan laju mobilnya.
Rallyn langsung keluar dari mobilnya lalu segera berjalan menghampiri teman-temannya!
"Hai semuanya," ucap Rallyn pada teman-temannya.
"Rallyn? Kamu ke sini?" ucap Alice.
"Aku bosan di rumah. Boleh aku bergabung bersama kalian? Kalian masih menganggap aku sahabat kan?" ucap Rallyn.
"Kamu bicara apa sih Lyn? Kita emang masih sahabat, memangnya kapan kita putus sahabatan?" ucap Julia.
Rallyn tersenyum lebar lalu duduk bersama teman-temannya itu!
"Eh ngomong-ngomong kamu ke sini sama siapa?" tanya Alice.
"Sama si duda itu lah sama siapa lagi?" ucap Rallyn ketus.
"Sekarang mana pak bos itu?" tanya Alice sembari mencari-cari keberadaan Jo.
"Masih di mobil. Ngapain kamu nyariin dia?" ucap Rallyn.
"Sebenarnya kamu tuh beruntung tahu gak, Lyn," ucap Julia.
"Beruntung gimana?" tanya Rallyn.
"Pak Ashka itu ganteng banget lagi, banyak cewek yang memburu cintanya tapi gak ada satu pun yang berhasil tapi kamu tanpa kamu mengejarnya eh malah dia nemplok sendiri sama kamu," ucap Julia.
Julia adalah karyawan lama di perusahaan Jo, sedikit banyak ia tahu bahwa ada banyak perempuan yang berusaha mendekati Jo termasuk salah satu karyawan bagian keuangan di kantor tempatnya bekerja itu.
"Udahlah, jangan bahas itu. Aku gak suka membicarakan aku dengan pak duda itu," ucap Rallyn sambil bergidik.
"Eummm, udah diunbox belum nih?" ucap Alice menggoda Rallyn.
"Ih ogah banget diunboxing sama dia apalagi tanpa cinta, gimana mainnya nanti?" gumam Rallyn.
Seketika Alice dan Julia tertawa melihat ekspresi wajah Rallyn yang terlihat aneh.
Di depan kafe. Jo duduk di depan mobilnya sambil menatap ke arah Rallyn dan teman-temannya yang terlihat sedang asyik berbincang sampai mereka tertawa lepas. Meski ia tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan tapi ia tahu bahwa Rallyn bahagia bersama mereka.
"Maafkan aku, Rallyn. Melihat kamu bersama teman-teman kamu, mungkin memang belum saatnya ksmu kamu menikah tapi aku tidak bisa mempermainkan pernikahan untuk yang kedua kalinya. Aku sudah pernah gagal membina rumah tangga, aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Biarlah aku yang mengalah di sini, aku tidak akan mengekang mu karena aku tahu diusia mu sekarang ini memang waktunya bersenang-senang bersama teman-temanmu," batin Jo sambil terus memperhatikan Rallyn dari kejauhan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nurhalimah Ritonga
nurhalim ritonga
2023-12-15
0
Susanty
ternyata pak duda usianya 38 tahun aku kira masih 30 an. beda jauh. tapi tak apalah yang penting masih hoot🤭🤣🤣
Thor harusnya umurnya 30, jangan ketuan☺️🙏🏽
2023-10-07
1
Wiwin Zahira
Baik banget sih bang duda pengertian sama istri kecilnya
2023-09-07
2