bab 18 uang bulanan

Saat Jo melewati taman yang ada di depan komplek tempat Rallyn tinggal, ia melihat Rallyn sedang berlari-lari kecil di sana, ia pun langsung turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri Rallyn!

"Rallyn!" seru Jo.

"Ada apa?" tanya Rallyn setelah menghentikan gerakannya.

"Aku mau pulang sebentar, kamu jangan cari aku ya," ucap Jo.

"Ish, siapa juga yang akan mencarimu?" ucap Rallyn.

"Kalau ada apa-apa telpon aku ya," ucap Jo.

"Untuk apa? Aku masih punya orang tua," ucap Rallyn sembari melakukan gerakan tangan ke samping.

"Kamu suka berolahraga ya? Pantas tubuh kamu indah," ucap Jo sembari terus menatap Rallyn.

Rallyn menatap Jo lalu menutupi bagian dadanya dengan handuk kecil yang ia lingkarkan di lehernya.

"Kamu menutupinya di depan suamimu tapi membiarkan laki-laki lain di sini melihatnya," ucap Jo.

"Mereka melihat dengan pandangan biasa sedangkan kamu ...." Rallyn menghentikan ucapannya karena merasa Jo sudah tahu apa yang akan dikatakannya.

"Aku pulang dulu untuk menemui Alika, di meja di dalam kamar aku menaruh uang untuk kamu, untuk keperluan kamu selama satu bulan tapi kalau gak cukup kamu bilang saja ke aku nanti aku tambahin," jelas Jo.

"Terima kasih," ucap Rallyn.

"Itu memang hak kamu, kamu tidak perlu berterima kasih."

"Aku tahu tapi apa pun yang suami berikan pada istri tetap saja istri harus berterima kasih dan mensyukuri apa yang suaminya berikan," ucap Rallyn.

"Terima kasih sudah menganggap aku sebagai suamimu." Jo tersenyum lalu segera meninggalkan Rallyn.

"Dasar aneh, aku memang istrinya meski sebenarnya aku tidak mau menjadi istrinya. Lagian apa yang dia harapkan dari aku, kenapa tidak mau menceraikan aku padahal di luar sana banyak yang bercerai sampai berkali-kali," gumam Rallyn.

*******

Di rumah Jovanka.

"Papa!" Alika berlari menghampiri Jo saat tahu Jo pulang pagi itu! Gadis kecil itu langsung berhamburan memeluk Papanya saat mereka sudah berdekatan.

"Papa kemana saja? Kenapa sekarang gak pernah pulang?" ucap Alika.

"Maaf ya, Sayang, Papa janji gak lama lagi setelah urusan Papa selesai, Papa akan pulang dan berkumpul lagi bersama kamu di sini di rumah ini," jelas Jo.

"Mama mana?" tanya Alika sembari mencari-cari keberadaan Rallyn di belakang Jo.

"Mama gak pulang. Dia lagi lembur," ucap Jo berbohong.

Seketika gadis kecil itu cemberut dan terlihat sedih karena orang yang sangat ia rindukan kalah tidak ikut pulang bersama Papanya.

"Alika ...." Bu Reni meraih tangan Alika lalu menggenggam erat tangan kecil itu! "Sayang, jangan sedih, Nak 'kan masih ada Eyang," sambungnya lagi.

"Kenapa Mama gak pulang? Alika tidak nakal 'kan? Alika sudah berusaha menjadi anak yang baik tapi Mama tetap tidak mau pulang." Gadis kecil itu mulai mengeluarkan air matanya.

Betapa ia sedih karena orang yang sudah ditunggu-tunggu olehnya ternyata tidak pulang untuk menemuinya.

Bu Reni menatap Alika dengan tatapan sendu lalu menatap Jo mengisyaratkan agar Jo membujuk Rallyn agar tinggal di rumahnya.

Jo menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya kasar. Diraihnya tubuh gadis kecil itu dan dibawanya ke dalam pelukannya!

"Kamu mau ketemu Mama?" tanya Jo dengan suara yang berbisik.

"Aku mau Mama," ucap Alika dengan ishak tangisnya.

********

Di rumah Rallyn.

Rallyn sudah kembali ke rumah setelah berolahraga di taman, ia juga sudah selesai mandi dan juga sudah berpakaian.

Saat sedang menyisir rambutnya tiba-tiba ia teringat dengan permata Jo yang katanya menaruh uang di atas meja untuknya berbelanja.

Ia melirik ke arah meja yang di atasnya terdapat lampu malam, ia melihat ada sebuah amplop coklat yang tergeletak di sana. Rallyn melangkah mendekati meja itu lalu meraih amplop yang terlihat tebal itu!

"Banyak sekali dia memberiku uang?" gumam Rallyn sembari melihat isi amplop itu.

"Dasar orang kaya, ngasih uang segini banyak untuk satu bulan dan kalau kurang suruh minta lagi. Ini sih gak mungkin habis satu bulan, mungkin cukup untuk dua bulan," gumam Rallyn.

Rallyn kembali meletakkan uang itu di tempat semula lalu ia kembali melanjutkan menyisir rambutnya.

"Uang sebanyak itu buat apa ya?" Rallyn memikirkan apa yang akan ia lakukan dengan uang itu. Ini kali pertamanya ia mendapat uang segitu banyak.

Setelah selesai dengan semua urusannya, Rallyn mengambil sebagian uang itu dan membawanya ke luar dari kamarnya!

"Bu!" seru Rallyn pada sang ibu.

"Ada apa Rallyn, kenapa teriak-teriak?" ucap Bu Herlina yang sedang duduk bersatu Pak Hardi di depan televisi.

Rallyn duduk di samping Bu Herlina lalu memberikan uang yang ia pegang pada Bu Herlina.

"Ambil ini, Bu. Ini untuk belanja sehari-hari dan sepertinya Ibu dan Ayah juga bisa beli baju baru," ucap Rallyn.

"Ini banyak sekali. Lebih banyak dari gaji Ayah satu bulan," ucap Bu Herlina.

"Itu uang dari menantu Ibu. Itu gak semua, aku masih ada sebagian untuk membeli keperluanku," jelas Rallyn.

"Pegang saja ini, Nak tadi Jovanka juga sudah memberikan Ibu uang untuk belanja sehari-hari," jelas Bu Herlina.

"Sudah?" tanya Rallyn dengan raut wajahnya yang nampak bingung.

"Iya," sahut Bu Herlina.

"Kenapa dia memberiku uang sebanyak ini kalau dia udah ngasih ke Ibu?" ucap Rallyn.

"Kalau Jovanka itu memang bos kamu di kantor, itu artinya dia orang kaya dan mungkin orang kaya biasa ngasih segitu untuk yang belanja istrinya," jelas Pak Hardi.

"Mungkin. Ah terserahlah, aku gak mau pusing mikirin uang mending aku ke rumah Alice," ucap Rallyn.

"Apa gak sebaiknya kamu susul Jovanka? Kamu bilang dia punya anak, setidaknya datang untuk anaknya," ucap Bu Herlina.

"Tapi aku belum siap jadi ibu sambung untuk Alika. Aku takut anak itu bertanya-tanya yang aku gak tahu jawabannya apa, ibu gak tahu berapa cerdasnya anak itu hingga dia banyak bertanya yang seharusnya tidak ditanyakan nya," ucap Rallyn.

"Ya sudah terserah kamu saja maunya bagaimana. Kamu sudah dewasa, seharunya sudah mengerti dan tahu betul apa yang harus kamu lakukan dan yang tidak kamu lakukan," ucap Pak Hardi.

Rallyn terdiam mendengar perkataan sang Ayah, beberapa detik kemudian dia kembali masuk ke dalam kamarnya tanpa mengatakan sesuatu apa pun terhadap kedua orang tuanya!

Setibanya di dalam kamar, Rallyn duduk dan menatap uang dalam amplop yang diberikan oleh Jo. Lama dia memandangi uang itu dalam pikirannya terasa tak menentu karena Jo masih saja sabar menghadapinya dan mau memberikan nafkah semestinya meski dirinya tidak memperlakukan laki-laki itu sebagaimana mestinya.

"Apa aku harus terima ini? Tapi aku masih ingin bebas," gumam Rallyn.

Rallyn masih duduk di tempatnya sambil terus menatap uang itu tak lama ponselnya membuktikan sebuah notifikasi pesan whatsapp. Ia pun menoleh menatap ponselnya yang terletak di atas tempat tidurnya.

"Ngapain duda itu mengirim pesan? Dari mana dia dapat nomor telpon aku?" gumam Rallyn sembari meraih ponselnya.

Rallyn membuka pesan dari Jo yang ternyata laki-laki itu mengirim sebuah video, ia langsung memutar video itu dan ternyata Alika sedang menangis karena ingin bertemu dengan dirinya.

"Kasian juga anak ini. Ibu macam apa ibu kandung kamu itu?" batin Rallyn.

Rallyn menatap layar ponselnya, melihat Alika yang sedang menangis sambil berkata bahwa dia ingin bertemu dengan Mamanya. Ada rasa tak tega melihat anak kecil itu menangis yang akhirnya ia berniat menyusul Jo untuk menemui Alika.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Wiwin Zahira

Wiwin Zahira

Ayolah Rallyn kasihan Alika
setidaknya pertahankan pernikahan mu demi Alika kalau kamu belum cinta sama Jo

2023-09-07

2

Uneh Wee

Uneh Wee

rallyn kasiaantuh ank nya jo ...jaman sekarang susah lho cari suami yg baik punya pekerjaan bagus

2023-08-22

2

Widya

Widya

ayo dong ralyn buka hati kamu

2023-08-22

2

lihat semua
Episodes
1 Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2 bab 2 melepas pakaiannya
3 bab 3 terkejut
4 bab 4 diculik
5 bab 5 karena aku adalah suamimu
6 bab 6 curhat
7 bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8 bab 8 kehebohan di kantor
9 bab 9 ibu bos
10 bab 10 Ciuman pertama
11 bab 11 Diam-diam memperhatikan
12 bab 12 perhatian
13 bab 13 curi-curi pandang
14 bab 14 cemburu
15 bab 15 Penasaran
16 bab 16 satu ranjang berdua
17 bab 17 aman
18 bab 18 uang bulanan
19 bab 19 membuat Alika bahagia
20 bab 20 Berantem yuk!
21 bab 21 kamu mau apa?
22 bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23 bab 23 Ketakutan setengah mati
24 bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25 bab 25 Tadi gak sakit
26 bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27 bab 27 Dijebak oleh nenek
28 bab 28 Tidak Tahan
29 bab 29 Kehebohan di pagi hari
30 bab 30 Malu
31 Bab 31 Bernegosiasi
32 bab 32 kisah masa lalu Jo
33 bab 33 candaan Arka
34 bab 34 tidak perduli
35 Bab 35 Mati lampu
36 bab 36 main serangan-serangan
37 bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38 bab 38 cemburu
39 Pengumuman
40 bab 39 kejahilan Jo
41 Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42 Bab 41 canda malam
43 bab 42 bercocok tanam
44 bab 43 masih malu
45 bab 44 Aksi Kalila
46 bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47 Bab 46 kejutan manis
48 bab 47 keluarga Alika
49 bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50 bab 49 Bertahan
51 bab 50 kekhawatiran Jo
52 bab 51 kejujuran Jo
53 bab 52 panik
54 bab 53 makian Bu Ningrum
55 bab 54 Diam tanpa kata
56 bab 55 Pemaksaan
57 bab 56 tak sejahat itu
58 bab 57 siap bertarung
59 bab 58
60 bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61 bab 60 kecemburuan Jo
62 bab 61
63 bab 62
64 bab 63 keributan
65 bab 64
66 bab 65 Sandiwara
67 bab 66 bahagia berdua
68 bab 67
69 bab 68
70 bab 69 Tuduhan tidak benar
71 bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72 bab 71 kekesalan Kalila
73 bab 72
74 bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75 bab 74 pembicaraan keluarga
76 bab 75
77 bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78 bab 77
79 bab 78
80 bab 79
81 bab 80
82 bab 81
83 pengumuman
84 bab 82
85 bab 83
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2
bab 2 melepas pakaiannya
3
bab 3 terkejut
4
bab 4 diculik
5
bab 5 karena aku adalah suamimu
6
bab 6 curhat
7
bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8
bab 8 kehebohan di kantor
9
bab 9 ibu bos
10
bab 10 Ciuman pertama
11
bab 11 Diam-diam memperhatikan
12
bab 12 perhatian
13
bab 13 curi-curi pandang
14
bab 14 cemburu
15
bab 15 Penasaran
16
bab 16 satu ranjang berdua
17
bab 17 aman
18
bab 18 uang bulanan
19
bab 19 membuat Alika bahagia
20
bab 20 Berantem yuk!
21
bab 21 kamu mau apa?
22
bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23
bab 23 Ketakutan setengah mati
24
bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25
bab 25 Tadi gak sakit
26
bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27
bab 27 Dijebak oleh nenek
28
bab 28 Tidak Tahan
29
bab 29 Kehebohan di pagi hari
30
bab 30 Malu
31
Bab 31 Bernegosiasi
32
bab 32 kisah masa lalu Jo
33
bab 33 candaan Arka
34
bab 34 tidak perduli
35
Bab 35 Mati lampu
36
bab 36 main serangan-serangan
37
bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38
bab 38 cemburu
39
Pengumuman
40
bab 39 kejahilan Jo
41
Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42
Bab 41 canda malam
43
bab 42 bercocok tanam
44
bab 43 masih malu
45
bab 44 Aksi Kalila
46
bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47
Bab 46 kejutan manis
48
bab 47 keluarga Alika
49
bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50
bab 49 Bertahan
51
bab 50 kekhawatiran Jo
52
bab 51 kejujuran Jo
53
bab 52 panik
54
bab 53 makian Bu Ningrum
55
bab 54 Diam tanpa kata
56
bab 55 Pemaksaan
57
bab 56 tak sejahat itu
58
bab 57 siap bertarung
59
bab 58
60
bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61
bab 60 kecemburuan Jo
62
bab 61
63
bab 62
64
bab 63 keributan
65
bab 64
66
bab 65 Sandiwara
67
bab 66 bahagia berdua
68
bab 67
69
bab 68
70
bab 69 Tuduhan tidak benar
71
bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72
bab 71 kekesalan Kalila
73
bab 72
74
bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75
bab 74 pembicaraan keluarga
76
bab 75
77
bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78
bab 77
79
bab 78
80
bab 79
81
bab 80
82
bab 81
83
pengumuman
84
bab 82
85
bab 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!