Bu Reni terus menatap Rallyn yang masih menangis di tempat duduknya. Dirinya tak tahu harus berbuat apa dan berkata apa pada Rallyn saat dirinya belum tahu permasalahan apa yang membuat mereka harus menikah.
"Ma, namanya Rallyn. Kami menikah karena digerebeg warga," ucap Jo.
"Apa! Memangnya kalian berbuat apa? Sampai digerebeg warga," ucap Bu Reni.
"Aku melihat orang yang berusaha menculik Alika, aku berusaha mengejarnya tapi tidak berhasil saat aku mau balik ke mobil tiba-tiba aku menabrak dia dan kami terjatuh dengan posisi aku menindih tubuhnya dan sialnya di sana gelap hingga orang-orang berpikiran kalau aku dan Rallyn sedang berpacaran," jelas Jo.
"Hah kamu ini, ceroboh sekali. Lalu sekarang apa yang mau kamu lakukan setelah menikahi gadis ini?" ucap Bu Reni lagi.
"Ya ... gimana lagi, aku gak mau jadi duda untuk yang kedua kalinya. Aku akan mempertahankan pernikahan ku dengan dia."
"Tidak mau. Aku mau bebas, aku mau menghabiskan masa mudaku dengan bersenang-senang dengan teman dan menghabiskan waktu bersama orang tuaku," ucap Rallyn.
"Berapa usiamu?" tanya Bu Reni pada Rallyn.
"Dua puluh," ucap Rallyn jujur.
"Apa! Kamu masih muda sekali."
"Bu, tolong lepaskan saya. Saya gak mau menikah, saya belum siap menikah," ucap Rallyn dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Mama, kenapa menangis?" tanya Alika.
Semua orang yang di sana menoleh ke arah Alika yang saat itu tengah berjalan mendekati Rallyn.
"Nggak, sayang. Mama cuma kelilipan," ucap Jovanka.
"Oh. Sini, Ma biar aku tiupin," ucap gadis kecil itu sembari merentangkan tangannya ingin meraih wajah Rallyn.
Rallyn menatap Jo dan Jo menyatukan kedua belah tangannya untuk memohon agar Rallyn menuruti perkataan putri kecilnya itu.
Jovanka sangat menyayangi Alika karena hanya dirinyalah yang dimiliki Alika setelah istrinya pergi meninggalkannya karena sebuah alasan.
Rallyn membungkukkan tubuhnya dan membiarkan anak perempuan itu meniup matanya dan menghapus air mata yang membawahi pipinya.
"Mama jangan khawatir, selama ada aku. Aku pasti selalu menjaga Mama. Mama kemana saja selama ini? Dari aku bayi, aku belum pernah bertemu Mama, baru kali ini aku bertemu Mama ternyata Mama cantik ya sepertinya aku mirip Mama deh, lihat, Ma rambut kita sama-sama lurus," oceh Alika.
Rallyn hanya terdiam dan menanggapi ocehan Alika dengan senyuman tipis saja di bibirnya.
"Sayang, Mama datang hanya sebentar, hanya untuk menemui kamu saja dan setelah itu pergi lagi karena Mama masih harus bekerja," ucap Jo pada Alika.
"Kenapa harus pergi untuk bekerja? Bukannya Papa udah kerja dan kita udah punya banyak uang kan?" ucap anak perempuan itu.
Bu Reni hanya terdiam dalam hatinya yang tergores pilu. Mendengar semua perkataan cucu satu-satunya itu membuatnya tak dapat berkata-kata lagi.
Sebagai nenek sekaligus ibu pengganti untuk Alika, Bu Reni merasakan kesedihan dan kerinduan Alika terhadap ibu kandungnya.
Tangis dalam hatinya semakin deras kala mengingat perbuatan ibu kandung Alika terhadap Jo dan juga Alika yang kala itu baru terlahir ke dunia.
"Alika, sayang. Kamu kan sudah biasa tanpa Mama, ada atau tidak adanya Mama tidak mengubah situasi dan kondisimu," ucap Jo lagi.
"Alika, jangan sedih ya. Maafkan Mama, Nak. Mama harus pergi karena tak mungkin untuk tetap di sini, kapan-kapan kita bertemu lagi," ucap Rallyn.
Meski harinya sedang kacau saat melihat Alika yang begitu bersedih karena akan berpisah dengan dirinya, Rallyn tetap mencoba untuk membuat anak perempuan itu tidak bersedih lagi.
"Apa, Mama akan datang lebih sering lagi untuk menemui aku?" ucap Alika dengan begitu polosnya.
"Ya, tentu saja. Kamu adalah anak, Mama jadi, Mama pasti akan sering ke sini," ucap Rallyn.
"Terima kasih, Ma!" Alika langsung berhamburan memeluk Rallyn.
"Aku janji aku tidak akan nakal dan aku janji aku akan menjaga Eyang," ucap Alika lagi.
Rallyn kembali menatap Jo tapi tangannya terus memeluk tubuh anak itu. Ingin sekali dirinya marah tapi takut mengecewakan anak yang tidak tahu apa-apa itu.
"Alika! Sini, sayang sama Eyang. Mama mau pergi lagi," ucap Bu Reni yang sudah tidak tahan melihat Alika yang menangis dalam pelukan Rallyn.
Tak ingin membuat Alika semakin tersakiti, Bu Reni tak membiarkan Alika terlalu dekat dengan Rallyn karena bukan tidak mungkin mereka tidak akan mempertahankan pernikahan mereka yang tanpa perkenalkan terlebih dahulu itu.
"Sayang, Papa pergi dulu ya. Mau nganterin Mama," ucap Jo pada Alika.
Gadis kecil itu mengangguk lalu tersenyum ke arah Rallyn sedangkan Rallyn tak menanggapi senyuman Alika. Dia langsung pergi ke luar dari rumah mewah itu tanpa berpamitan pada Bu Reni dan tanpa menoleh sedikit pun pada Alika!
Jo segera menyusul Rallyn dan mulai mengemudikan mobilnya setelah Rallyn dan dirinya sudah berada di dalam mobil.
Tak ada sedikit pun percakapan di antara keduanya. Jo terus fokus pada jalanan sedangkan Rallyn ... entah apa yang sedang dia pikirkan tapi yang jelas saat ini kondisi hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Turunkan aku di sini," ucap Rallyn.
Setelah berkendara kurang lebih sepuluh menit, Rallyn meminta diturunkan di pinggir jalan.
"Ini belum sampai di rumah orang tua kamu," ucap Jo.
"Aku gak mau pulang. Aku mau ketemu teman," sahut Rallyn dengan nada ketus.
"Yakin? Kamu gak bohong kan?" ucap Jo.
"Jangan banyak tanya lagipula kalau pun aku berbohong kamu gak akan menanggung dosanya," ucap Rallyn sembari turun dari mobil itu!
"Rallyn! Rallyn! Jelas aku yang akan menanggung dosamu karena aku adalah suamimu," ucap Jo.
Rallyn menghentikan langkahnya lalu berbalik badan untuk menatap Jo.
"Terserah! Aku tidak minta kamu untuk tetap menjadi suamiku," ucap Rallyn.
Jo terdiam dan hanya membiarkan Rallyn pergi.
Setelah Rallyn tak terlihat lagi, Jo memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya Rallyn dan menunggu Rallyn di sana!
Sementara itu, Rallyn sekarang sudah berada di depan rumah temannya yang bernama Alice.
"Alice! Alice buka pintunya ini aku!" teriak Rallyn sambil terus mengetuk pintu di depannya.
Tak lama Alice membuka pintu itu dan Rallyn pun langsung menerobos masuk ke dalam rumah tanpa disuruh terlebih dahulu oleh sang pemilik rumah!
"Eh, Rallyn! Kamu kenapa kayaknya lagi bete banget?" ucap Alice.
Rallyn tak menyahut, dia terus berjalan menuju kamar sahabatnya itu!
Alice mengikuti Rallyn dari belakang dengan otaknya yang menyimpan banyak pertanyaan.
Ada apa dan kenapa kah sahabatnya itu? Biasanya Rallyn ceria tapi hari ini sejak dari tempat kerja tadi, Rallyn terlihat gelisah seperti orang sedang banyak masalah.
"Ada apa dengan anak itu? Gak biasanya-biasanya uring-uringan gitu," batin Alice.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wiwin Zahira
Kasihan Rallyn masih syok dengan keadaan mudah"an dengan adanya Alika hati Rallyn akan luluh
2023-09-07
2
Dewi Anggya
agk kurang suka sm karakter Rallyn...gayanya kok kyk anak kls 12 SMA...malu lah udh lulus kuliah...cara bicara dn sikapnya gtu
2023-09-06
2
lisdayanti
semangat kk thor
2023-09-06
1