Jo masih mengintip dari balik jasnya yang ia jadikan sebagai selimut.
Semalam ia kedinginan tapi tak menemukan selimut di kamar itu dan akhirnya ia menggunakan jas miliknya sebagai selimut.
"Apa dia tidak menyadari ada aku di sini atau bagaimana. Ah dia membuat aku gelisah," batin Jovanka lagi.
Sebagai laki-laki normal tentunya Jo merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat seorang gadis dalam kondisi tanpa busana apalagi mereka berada dalam satu ruangan yang sama dan sudah terikat pernikahan.
Meski mereka menikah tanpa cinta tapi laki-laki mana yang tahan melihat kondisi gadis yang bersamanya polos tanpa busana.
Belum beberapa detik Jo berucap dalam hatinya Rallyn membalikkan tubuhnya dan baru menyadari bahwa ada seseorang yang sedang terbaring di atas sofa yang ada di sudut kamarnya.
"Aaaaaaa!" Rallyn langsung berteriak setelah mengetahui orang itu adalah seorang laki-laki.
Dengan cepat gadis itu meraih selimutnya lalu menutupi semua tubuhnya terkecuali bagian kepala dan wajahnya.
Jo terkejut mendengar teriakan Rallyn, dia segera duduk dan di sofa itu!
"Hey jangan berteriak, orang-orang akan menyangka aku menyakitimu," ucap Jo.
"Kurang ajar! Ngapain kamu ada di kamar aku?" ucap Rallyn.
"Ada apa, Nak? Pagi-pagi kamu sudah membuat kerusuhan," ucap Bu Herlina yang berdiri di ambang pintu.
Mendengar suara teriakan sang putri Bu Herlina langsung berlari ke kamar anaknya itu karena takut terjadi sesuatu pada putrinya itu.
"Ibu, aku pikir semalam adalah mimpi buruk tapi ternyata itu nyata bahkan dia tidur di kamarku," ucap Rallyn.
Bu Herlina menatap sekeliling kamar Rallyn dia melihat Jo masih duduk di sofa itu dan dia juga melihat pakaian Rallyn berantakan di atas lantai.
"Apa kamu sudah di...." Bu Herlina menghentikan perkataannya.
"Tidak, Bu. Saya tidak melakukan apa pun padanya saat saya terbangun dia sudah membuka pakaiannya sendiri," jelas Jo seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Bu Herlina.
"Aku mau mandi, karena itulah aku melepas semua pakaianku," jelas Rallyn.
"Sudah-sudah jangan menangis lagipula kamu tidak diapa-apain sama suami kamu," ucap Bu Herlina sembari mengusap punggung Rallyn.
"Aku tidak mau menikah, aku tidak mau jadi istri tolong aku, Bu," ucap Rallyn.
"Rallyn, tenangkan hatimu dulu. Mandi sana," ucap Bu Herlina.
Rallyn menatap Jo yang sedari tadi hanya terdiam di tempatnya.
"Saya akan ke luar dari sini, kamu tenang saja," ucap Jo.
Bu Herlina tersenyum lalu mulai pergi untuk melanjutkan pekerjaannya!
"Hah, aku tidak percaya ini! Pergi kamu dari kamarku," ucap Rallyn pada Jo setelah Ibunya pergi.
"Ya baiklah, kalau sudah tolong kabari aku. Aku mau numpang mandi di rumah kamu," ucap Jo sembari beranjak dari duduknya.
Rallyn berjalan menuju kamar mandinya dengan masih memakai selimut sebagai penutup tubuhnya! Sedangkan Jo berjalan ke luar dari kamar itu!
Di ruang keluarga, Jovanka duduk dengan tanpa melakukan apa pun. Diam dengan kepalanya yang tertunduk ke bawah.
"Maafkan Rallyn ya. Bapak minta agar kamu memaklumi perasaannya saat ini," ucap Pak Hardi yang baru selesai mandi.
"Tidak apa-apa, Pak. Saya mengerti bahkan saya tahu sebenarnya Bapak dan Ibu juga pasti merasa sulit untuk mempercayai keadaan saat ini," ucap Jo.
********
Di kediaman Jovanka.
"Eyang, kenapa Papa gak pulang?" tanya seorang gadis cilik pada neneknya.
"Eyang tidak tahu, sayang. Papa tidak menelpon Eyang mungkin Papa sibuk," ucap Bu Reni.
Reni Salmafia adalah ibunya Jovanka.
"Kenapa tidak menelpon? Biasanya juga mengabari aku kalau memang ada urusan," ucap Alika.
Alika Ashkara, gadis kecil berusia lima tahun itu adalah putri satu-satunya Jo hasil pernikahannya dengan istri pertamanya.
Sejak mamanya Alika pergi, Alika dirawat oleh Jo dan Bu Reni saja.
"Nanti siang kita telpon Papa ya, sekarang kamu siap sekolah," ucap Bu Reni.
*******
Di kediaman Pak Hardi.
"Bu, Pak, aku berangkat kerja dulu," ucap Rallyn setelah dia selesai dengan urusannya.
"Sarapan dulu, Nak," ucap Bu Herlina.
"Tidak usah, aku gak nafsu makan," ucap Rallyn.
"Saya juga harus kerja. Mari kita berangkat bareng kebetulan mobil saya terparkir di depan jalan di sana," ucap Jovanka.
Semalam Jo memang tidak ada waktu untuk membawa mobilnya ke rumah keluarga barunya itu karena dirinya dipaksa bahkan dengan sedikit diseret oleh warga untuk sampai di rumah orang tuanya Rallyn.
"Tidak usah. Saya bisa sendiri," ketus Rallyn.
"Rallyn, biar bagaimana pun dia adalah suami kamu. Kamu jangan menolak keinginannya," ucap Pak Hardi.
"Siapa juga yang mau jadi istrinya dia, Yah?" ucap Rallyn.
"Rallyn, udahlah, Nak. Pergi bareng suamimu sana lumayan kan ngirit ongkos kalau memang suamimu bawa mobil," ucap Bu Herlina.
"Hah! Sekarang Ayah dan Ibu mulai tak menyayangi aku!" Rallyn berjalan keluar dari rumahnya dengan langkah kakinya yang dibentak-bentakan ke lantai.
"Pak, Bu, saya permisi," ucap Jo menyusul Rallyn.
Rallyn sudah berjalan lebih dahulu, dia melangkah dengan cepat karena tak ingin berjalan berbarengan dengan laki-laki yang baru semalam berstatus sebagai suaminya!
"Hey gadis!" teriak Jo pada Rallyn.
"Aduh namanya siapa sih? Kok bisa lupa padahal baru barusan orang tuanya nyebutin namanya," gumam Jo sambil terus berjalan menyusul Rallyn.
"Pak! Pak! Permisi, Pak saya mau bertanya," ucap Jo pada seseorang yang kebetulan lewat di sana.
"Ya ada apa?" ucap Bapak itu.
"Gadis itu siapa namanya? Saya lupa," ucap Jo.
"Dia Rallyn. Masa baru semalam digerebek warga gara-gara berpacaran di tempat gelap bisa lupa nama pacarnya," celetuk Bapak itu.
"Saya sudah bilang kalau kami tidak saling kenal. Kalian semua sudah salah paham," ucap Jo.
"Oh ya, Pak terima kasih ya," sambung Jo lalu segera berlari mengejar Rallyn yang sudah menjauh darinya!
Setelah tiba di dekat mobilnya, Jo membuka pintu mobilnya dan menarik tangan Rallyn agar masuk ke dalam mobilnya!
"Aah, apa sih kamu narik-narik tangan aku?" ucap Rallyn ketus.
"Ini mobilku. Kita pergi bareng," ucap Jo setelah dirinya duduk di kursi kemudi.
"Siapa laki-laki ini? Mobil ini miliknya atau milik majikannya?" batin Rallyn.
Rallyn merasa sedikit penasaran pada Jo karena Jo memiliki mobil mewah yang harganya mahal.
Selama perjalanan tidak ada sedikitpun pembicaraan diantara mereka, keduanya terus sibuk dengan pemikiran masing-masing hingga tibalah di depan sebuah perkantoran Rallyn meminta Jo menghentikan mobilnya.
"Itu tempat kerja ku, berhenti di sini saja," ucap Rallyn padahal masih jauh untuk sampai di tempat yang ditunjuk oleh Rallyn.
"Kamu kerja di kantor itu?" tanya Jo.
"Iya. Cepat hentikan mobilnya."
"Aku antar sampai sana aja dari sini masih terlalu jauh jaraknya," ucap Jo.
"Tidak usah. Aku gak mau teman-teman aku tahu kalau kamu adalah suami aku," ucap Rallyn.
Jo tersenyum lalu menghentikan laju mobilnya.
"Udah lama kerja di sana?" tanya Jo.
"Jangan banyak tanya. Aku gak mau bicara sama kamu, aku harap nanti sore kamu jangan ke rumah orang tuaku," ucap Rallyn sembari turun dari mobil itu!
"Kita lihat nanti, apa reaksi kamu setelah tahu siapa aku," gumam Jo sembari menatap kepergian Rallyn.
Lama ia menatap gadis itu hingga akhirnya dia tak dapat melihat Rallyn lagi barulah ia pergi dari sana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lina ciello
pling kerjo nek gone jo dewe 😄
2023-12-26
0
Nasriati Bakri
pasti suaminya punya perusahaan bahkan ceonya lg di situ.ah beruntungnya
2023-12-06
1
Susanty
rallyn dapat duren, kaya lagi😆😆😆
2023-10-06
2